Kisah 2 Warga di Sikka, NTT, Bertahun-tahun Menahan Sakit Akibat Tumor dan Kista

Konten Media Partner
16 September 2020 6:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agnes Gradiana saat bersama ibu kandungnya Maria Meha saat ditemui florespedia. Foto : Albert Aquinaldo.
zoom-in-whitePerbesar
Agnes Gradiana saat bersama ibu kandungnya Maria Meha saat ditemui florespedia. Foto : Albert Aquinaldo.
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Potret kemiskinan di Kabupaten Sikka seakan tak pernah ada habisnya. Masih banyak warga Kabupaten Sikka yang hidup di bawah garis kemiskinan dan beberapa di antaranya sedang dalam kondisi sakit dan tak mampu berbuat banyak karena kondisi ekonomi yang pas-pasan.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, mereka terpaksa menahan sakit yang diderita selama bertahun-tahun lamanya.
Agnes Gradiana (41), warga Dusun Hubin Kloang, RT. 003/RW. 001, Desa Teka Iku, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Propinsi NTT menderita sakit tumor pada lehernya selama 23 tahun lamanya.
Ditemui florespedia di kediamannya di Dusun Hubin Kloang, Desa Teka Iku pada Senin (14/9/2020) sore, Maria Meha, ibu kandung Agnes Gradiana tampak sedang menenun sarung, layaknya pekerjaan perempuan di Kabupaten Sikka pada umumnya.
"Saya buat sarung untuk dijual supaya kami bisa beli makan minum sehari-hari," ujar Maria Meha kepada florespedia.
Setelah menjelaskan maksud kedatangan, Maria Meha lalu memanggil anaknya Agnes Gradiana yang tengah beristirahat.
Theresia Tina, warga Urun Pigang, Kelurahan Wailiti yang menderita kista selama 2 tahun. Foto : Albert Aquinaldo.
Sosok perempuan paruh baya, sekilas, tampak tak ada yang mengira dirinya sedang menderita sakit. Pada pipi bagian kiri, ada sebuah benjolan besar yang oleh dokter, Agnes Gradiana didiagnosa menderita tumor.
ADVERTISEMENT
Kepada florespedia, Agnes mengaku sakit yang ia derita saat ini sejak ia masih berusia 19 tahun.
"Sakit pertama itu saya masih usia 19 tahun. Sempat ke berobat ke Rumah Sakit Lela tapi katanya tidak bisa di operasi karena risikonya besar," ujar Agnes Gradiana.
Sejak saat itu, Agnes Gradiana menjalani beberapa kali pengobatan termasuk pengobatan alternatif, namun tak kunjung sembuh. Malah semakin parah.
"Kadang bengkaknya membesar itu sakit sekali. Sejak dokter bilang operasinya berisiko, saya jadi takut. Kalaupun sakit juga, saya tahan saja. Lagian kalau mau operasi juga biaya dari mana, kami orang susah," ungkap Agnes Gradiana dengan wajah memelas.
Kediaman Theresia Tina di Urun Pigang, Kelurahan Wailiti. Foto : Albert Aquinaldo.
Di rumah tersebut, Agnes yang memilih hidup selibat atau tak memiliki suami, tinggal bersama ibu kandung serta saudaranya yang bekerja sebagai petani musiman dan pengojek. Hasil yang didapat, hanya untuk keperluan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Agnes Gradiana mengaku memiliki Kartu BPJS, namun sudah tidak berlaku lagi.
Sementara itu, Theresia Tina (51), warga Urun Pigang, RT. 012/RW.004, Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT didiagnosa menderita kista selama 2 tahun belakangan, setelah sebelumnya tidak mengalami menstruasi layaknya seorang perempuan normal selama 7 tahun pasca digigit seekor ular berbisa.
Ditemui florespedia di kediamannya pada Selasa (15/9/2020), perut Theresia Tina tampak mulai membesar layaknya seorang ibu hamil tua.
Theresia Tina tinggal bersama saudaranya, Petrus Moang Lewuk yang bekerja sebagai pengrajin batu bata. Hasil batu bata yang dijual per buah Rp 400-Rp 450, digunakan untuk biaya hidup sehari-hari.
Saat ditemui florespedia, Theresia Tina ditemani keluarganya, Korfina Saru dan Kristian David Son.
ADVERTISEMENT
Kepada florespedia, Theresia Tina mengaku, sakit kista yang ia derita sudah dialami sejak 2 tahun terakhir.
"Sebelumnya, selama 7 tahun saya tidak alami haid setelah digigit ular saat saya ke kebun. Ular itu langsung mati setelah gigit saya. 2 tahun terakhir ini yang perut saya mulai membesar," cerita Theresia Tina kepada florespedia.
Hal itu juga diakui Konfina Saru yang masih berstatus saudara ipar Theresia Tina.
"Saya pernah bawa dia ke klinik dan hasilnya itu kista. Sudah bawa ke rumah sakit tapi harus operasinya di Kupang. Tapi karena kami tidak punya biaya dan dia juga takut jadi sampai sekarang masih seperti ini," ujar Konfina.
Sama halnya dengan Agnes Gradiana, berbagai macam pengobatan pun telah dijalani oleh Theresia Tina termasuk pengobatan alternatif dan mengkonsumsi obat herbal.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah bawa dia ke mana-mana, orang bilang baik, saya bawa dia, tapi hasilnya tidak berubah. Terakhir ini dia disarankan untuk konsumsi obat herbal, itu juga sudah bahkan sekarang sudah 6 kotak dan harganya sudah sekitar 4 juta lebih, tapi tetap tidak ada perubahan," tutur Konfina Saru.
Sementara itu, kepada florespedia Theresia Tina mengaku tetap beraktivitas layaknya orang normal. Namun, pekerjaan yang dijalani hanya pekerjaan-pekerjaan rumah tangga yang ringan.
"Untuk saat ini saya belum rasa apa-apa. Saya bisa cuci piring, masak, dan kerja yang lain yang ringan," ujar Theresia Tina.
Theresia Tina memiliki Kartu BPJS dan Kartu Sikka Sehat (KSS) yang baru saja diuruskan oleh salah satu anggota DPRD Kabupaten Sikka di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Disinggung mengenai rencana rujukan ke Kupang untuk di operasi, Konfina Saru mengaku kesulitan biaya transportasi dan akomodasi selama berada di Kupang.
Meskipun tidak mengungkapkan secara langsung, baik Agnes Gradiana maupun Theresia Tina berharap Pemerintah Kabupaten Sikka dan orang-orang yang peduli terhadap kondisi mereka mau membantu meringankan beban penderitaan yang dialami selama bertahun-tahun.
Kontributor : Albert Aquinaldo