Kisah Marfin, Bocah Yatim di Desa Langir, Sikka, yang Bercita-cita Jadi Polisi

Konten Media Partner
15 Mei 2022 13:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keterangan foto : Marfin saat bersama nenek dan Via, adik bungsunya yang saat ini berusia 1,6 tahun. Foto : Albert Aquinaldo
zoom-in-whitePerbesar
Keterangan foto : Marfin saat bersama nenek dan Via, adik bungsunya yang saat ini berusia 1,6 tahun. Foto : Albert Aquinaldo
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Meskipun ia sudah harus kehilangan selamanya sosok sang ayah, dan harus pula kehilangan sosok sang ibu yang entah kemana perginya, tidak membuat Marfin patah arang untuk terus berjuang meraih cita-citanya.
ADVERTISEMENT
Marfin Bana, bocah kelas 2 SD Inpres Habi yang masih berusia 9 tahun ini terus dan tetap bersemangat menjalani pendidikan.
Bersama sang kakak, Putri Bana (12) yang saat ini duduk di bangku kelas 5 SD Inpres Habi, keduanya tampak bersemangat terus melanjutkan pendidikan meskipun keduanya kini tinggal bersama Kakek dan Neneknya di Dusun Sari, Desa Langir, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, NTT.
Ditemui florespedia di rumahnya, Marfin terus tersenyum.
Ditanya mengenai cita-citanya, Marfin dengan malu-malu mengatakan bahwa dia ingin sekali menjadi seorang Polisi.
"Saya mau jadi Polisi," ujar Marfin sambil menundukkan wajahnya.
Foto : Via Laka, adik bungsu Marfin Bana. Foto : Albert Aquinaldo
Sementara itu, sang Nenek, Maria Duang mengungkapkan bahwa Marfin dan Kakaknya Putri serta adik bungsu mereka Via Laka yang saat ini masih berusia 1,6 tahun diasuh olehnya.
ADVERTISEMENT
"Ayah mereka sudah meninggal, ibunya tidak tahu pergi kemana, jadi ketiga anak ini saya bawa," ungkap Maria Duang.
Meskipun kemampuan ekonomi Maria Duang dan Melkius Melki Mitan tergolong tidak mampu, namun keduanya tetap berkomitmen untuk terus menyekolahkan Marfin, Putri dan anak kandung Maria Duang sendiri.
"Kalau Putri sudah kelas 5 dan mau terima komuni suci, sedangkan yang kecil ini Via, kemana-mana saya selalu bawa, bahkan ke kebun juga saya selalu bawa," tutur Maria Duang.
Melki Mitan hanyalah seorang petani kecil sedangkan Maria Duang hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT).
Informasi yang lain yang diterima media ini, Marfin sangat rajin ke sekolah. Meskipun sepatunya robek, dia sangat rajin ke sekolah.
"Anak ini rajin sekali ke sekolah, meskipun sepatunya robek dan perlengkapan sekolah seadanya tapi dia (Marfin) dan Kakaknya (Putri) rajin sekali ke sekolah, kadang kalau neneknya sibuk ke kebun, Putri harus tidak ke sekolah dan jaga adiknya yang bungsu," kisah Ina, salah satu anggota OMK Paroki Santa Maria Imakulata Asumptha Habi.
ADVERTISEMENT
Saat ini, baik Marfin maupun Putri, membutuhkan peralatan sekolah dan biaya pendidikan agar mereka terus melanjutkan pendidikan mereka dan meraih cita-citanya.
Kontributor : Albert Aquinaldo