Mengenal Jones, Difabel Pejuang Literasi dari Manggarai

Konten Media Partner
22 September 2021 15:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yoneswansius Meno, siswa penyandang distabilitas di Manggarai saat membaca puisi. Foto : Engkos Pahing
zoom-in-whitePerbesar
Yoneswansius Meno, siswa penyandang distabilitas di Manggarai saat membaca puisi. Foto : Engkos Pahing
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
RUTENG - Yoneswansius Meno adalah Siswa difabel pejuang literasi asal Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).
ADVERTISEMENT
Jones, begitu ia akrap disapa oleh teman-temannya, saat ini ia sedang duduk di kelas tujuh (VII) SMP Negeri 1 Atap Pong Meleng. Salah satu sekolah yang beralamat di Desa Mocok, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, NTT.
Setiap hari dirinya berangkat ke sekolah dengan penuh semangat. Di tengah kekurangan kondisi fisiknya, ia selalu hadir di sekolah tepat waktu.
Dibantu oleh teman-teman untuk mendorong kursi roda tuanya, setiap hari menempuh jarak kurang lebih 500 meter. Jones, menyadari betapa pentingnya pendidikan.
Yoneswansius Meno siswa penyandang distabilitas di manggarai yang membutuhkan kursi roda menggantikan kursi rodanya yang suda tua. Foto : Engkos Pahing
Belajar dan terus berkreasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keseharian beliau.
Di rumah, Jones pandai membuat rosario untuk umat Katolik dan tasbih untuk umat Islam.
Tidak hanya aktif di dalam kelas, Jones juga selalu hadir dalam kegiatan ekstrakurikuler ataupun kerja bakti.
ADVERTISEMENT
Keterbatasan fisik tidak menjadi alasan bagi dirinya untuk tidak hadir saat kerja bakti di lingkungan sekolah.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Satap Pong Meleng, Kornelis Sehadun kepada media ini, Rabu (22/9) pagi menjelaskan bahwa keaktifan Jones dalam berbagai kegiatan di sekolah.
Kegiatan literasi di SMP Negeri 1 Atap Pong Meleng. Foto : Engkos Pahing
“Jones, anak yang rajin dan aktif. Saat kegiatan belajar mengajar di kelas, dia selalu aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Bahkan di luar kelas, saat ada kegiatan ekstrakurikuler ataupun kerja bakti, Jones selalu hadir”, tutur Nelis.
Kepala sekolah itu juga mengatakan Jones tidak pernah menjadikan keterbatasan fisik untuk tidak mengambil bagian dalam kegiatan apa pun di sekolah.
“Dia selalu hadir saat kami kerja bakti, walau berulang kali saya sampaikan ke dia, Jones, kamu tidak perlu hadir kalau kerja bakti, tapi dia mengiyakan saja dan tetap mengikuti kegiatan bakti sampai kami selesai kerja”, terangnya.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui Jones adalah putra dari pasangan Feliks Ngai (ayah) dan Maria Goreti Jehona selalu ceria dan tidak pernah minder dengan kondisinya.
Di atas kursi rodanya yang semakin menua, Jones selalu menebarkan senyum dan raut wajah penuh semangat.
Kepiawaiannya dalam membangun komunikasi membuat dirinya nyaris tak merasakan hambatan dalam mengikuti kegiatan belajar pun kegiatan lain di sekolah.
Pohon literasi SMP Negeri 1 Atap Pong Meleng. Foto : Engkos Pahing
Kondisi lingkungan sekolah yang cukup menantang, di mana kemiringan halaman mencapai 50 hingga 80 derajat tak membuat dirinya kesulitan mengayuh roda kursi takdir.
Pak Marianus Leonardus Mawar, guru muda inspirasi di SMP Negeri tersebut menyampaikan bahwa Jones adalah sang ketua literasi di Sekolah Satap Pong Meleng itu.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa berjumlah Lima puluh dua (52) siswa-siswi yang menjadi anggota literasi Sekolah telah dia koordinir dengan baik di dalam ruangan berhias pohon literasi.
ADVERTISEMENT
"Yones, sang ketua, dengan semangat berapi-api menjalankan kegiatan literasi yang selama ini mereka lakukan di sekolah ini," Jelas Guru muda itu melalui pesan WhatsApp Rabu (22/9) pagi.
Menurut Guru muda itu, Jones berbicara penuh keyakinan kepada teman-temanya.
Kepada media ini, Rabu (22/9) Jones mengisahkan kegiatan literasi dalam komunitasnya adalah menuliskan puisi dan pantun. Pantun dan puisi Jones dan kawan-kawan terpampang di pohon literasi di sekolah itu.
Kini, dirinya dan ke -52 temannya giat menulis puisi dan pantun dalam rangka persiapan ajang lomba menulis puisi dan pantun nasional yang diselenggarakan oleh Forum Indonesia Menulis.
Keoptimisan Jones dijawab dengan pembacaan pantun dan puisi oleh teman-temannya.
Mereka berlomba-lomba meminta kesempatan untuk membacakan coretan di atas kertas dalam genggaman tangan mereka.
ADVERTISEMENT
Susunan kata tampak rapi dan sistematis. Mereka menuangkan isi hati dengan penuh penghayatan.
Tepuk tangan meriah, menguatkan dan memotivasi mereka memekik di sela penghabisan pembacaan puisi dan pantun karya laskar-laskar pelangi lembah Pong Meleng. Jarum jam di dinding kelas tak terasa telah melewati waktu bersua.
Apresiasi setinggi-tingginya menjadi motivasi dan kata-kata yang bisa menjadi penguatan di akhir temu berbagi hari itu.
Jones dan kawan-kawan mengakhiri dengan mohon doa dan dukungan menuju ajang lomba menulis nasional agar sekiranya sukses.