Musibah Rumpon Nelayan Paga Hilang Diterjang Gelombang, Ini Tanggapan DKP Sikka

Konten Media Partner
1 Juni 2020 9:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumpon nelayan yang tersisa akibat terjangan gelombang perairan Laut Sawu, Jumat (29/5/2020) lalu. Foto: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Rumpon nelayan yang tersisa akibat terjangan gelombang perairan Laut Sawu, Jumat (29/5/2020) lalu. Foto: istimewa.
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Gelombang pasang yang terjadi di perairan Paga, Desa Paga, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka pada Jumat (29/5/2020) pukul 05.20 WITA menyebabkan puluhan rumpon milik nelayan Desa Paga hilang diterjang gelombang.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, puluhan nelayan di Desa Paga menderita kerugian ratusan juta rupiah.
Demikian disampaikan salah seorang nelayan Desa Paga, Fransiskus Kota kepada media ini, Senin (1/6/2020) pagi.
Fransiskus Kota mengatakan musibah rumpon hilang tersapu gelombang terjadi pada Jumat (29/5/2020) pagi pukul 05.20 WITA. Jumlah rumpon yang tersapu gelombang pasang Laut Sawu tersebut sebanyak 19 unit rumpon yang merupakan milik 19 orang nelayan di Desa Paga.
Terkait musibah rumpon nelayan Desa Paga yang hilang tersapu gelombang, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka, Paul Bangkur yang dihubungi via telfon, Senin (1/6/2020) pagi mengatakan informasi menyangkut rumpon yang putus akibat bencana gelombang itu, pihaknya sudah mendapatkan informasi dari Anggota DPRD, Hengki Rebu.
ADVERTISEMENT
Kemudian, dirinya sudah menyampaikan untuk dilaporkan secara tertulis kepada Dinas Kelautan dan Perikanan dan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah, karena ini menyangkut bencana.
Lanjutnya, dari dinas teknis, pihaknya akan mengecek lapangan, kemudian tindak lanjut ke depan, jika nelayan membutuhkan rumpon maka mereka harus mengusulkan kepada Dinas Perikanan Kabupaten Sikka untuk dianggarkan di tahun anggaran berikutnya.
"Mereka harus mengusulkan kepada Dinas Perikanan untuk kami angggarkan di tahun berikutnya, karena tahun anggaran sekarang kan sudah berjalan. Itu tindak lanjut kami dari dinas. Apalagi mereka ini juga mandiri, meminjam uang di bank untuk membuat rumpon. Ini hal yang baik," ungkapnya.
Lanjut Paul Bangkur, dengan kejadian tersebut, pihaknya di dinas teknis melihat itu sebagai bagian dari kegiatan produktivitas masyarakat. Sehingga, paling tidak, pihaknya pasti ikut membantu dengan pertimbangan bahwa rumpon itu bagian daripada usaha masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan, rumpon di wilayah Paga, laporan yang masuk ada sekitar 13 - 14 rumpon yang hanyut dan putus. Untuk rumpon di Desa Paga kategori rumpon laut dalam.
"Kalau rumpon laut dalam, untuk beli tali saja Rp 40 - Rp 50 juta per 1 unit rumpon. Sehingga nanti kita tidak bisa bantu sekaligus, tetapi mereka melaporkan dan mengusulkan ke pemerintah. Jadi di tahun anggaran 2021 menjadi kegiatan prioritas," ungkap Paulus Bangkur.
Ia menegaskan jika para nelayan mengusulkan maka pada tahun anggaran 2021 menjadi kegiatan prioritas menggeser kegiatan lainnya di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka.