news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pemkab Sikka Akan Bangun 3 Ruang Kelas Baru di SMPN 3 Waigete

Konten Media Partner
27 Maret 2019 18:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruangan SMPN 3 Waigete, Desa Watudiran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT yang mengalami rusak berat akibat terjangan angin kencang, rencananya akan diperbaiki oleh Pemkab Sikka pada tahun 2019 ini. Foto oleh : Mario WP Sina, florespedia/kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Ruangan SMPN 3 Waigete, Desa Watudiran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT yang mengalami rusak berat akibat terjangan angin kencang, rencananya akan diperbaiki oleh Pemkab Sikka pada tahun 2019 ini. Foto oleh : Mario WP Sina, florespedia/kumparan.com
ADVERTISEMENT
Sebanyak 3 unit ruangan yakni 2 unit ruang kelas dan 1 unit ruang guru di SMPN 3 Waigete, Desa Watudiran, Kecamatan Waigete yang mengalami kerusakan berat akibat terjangan angin kencang rencananya dalam tahun 2019 ini akan dibangun ruang kelas baru yang permanen oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sikka.
ADVERTISEMENT
Demikian disampaikan oleh Plt. Kadis Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Sikka, Yosef Benyamin yang ditemui pada Selasa (26/3) siang.
Ia mengatakan, terkait ruang kelas SMPN 3 Waigete yang rusak berat akibat bencana, pihaknya sudah berkordinasi dengan kepala sekolah SMPN 3 Waigete dan konsultan perencana pembangunan juga sudah mendatangi lokasi sekolah untuk melihat lokasi sekolah yang akan dibangun.
Yosef Benyamin mengungkapkan, pembangunan 3 unit ruangan kelas untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SMPN 3 Waigete melalui usulan Dana Alokasi Khusus (DAK).
“ Pada Dana DAK sudah dipastikan akan dibangun dan sekarang konsultan perencana sudah turun untuk melakukan survei lapangan dalam rangka pembuatan rencana detailnya “ ungkap Yosef Benyamin.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyampaikan pihaknya juga sudah memanggil kepala sekolah SMPN 3 Waigete untuk membicarakan pembangunan ruangan kelas melalui dana DAK. Untuk tahun anggaran 2019 ini, pihaknya memprioritaskan pembangunan ruangan kelas untuk proses belajar mengajar sedangkan untuk kebutuhan sekolah lainnya belum direncanakan.
Untuk diketahui, sebanyak 2 unit ruang kelas dan 1 unit ruangan guru di SMP Negeri 3 Waigete di Kampung Klahit, Desa Watudiran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT mengalami kerusakan berat sehingga tidak bisa dimanfaatkan lagi. Kerusakan 3 unit ruangan ini dikarenakan terjangan angin kencang pada 14 Februari lalu.
Pantauan media ini pada Sabtu (23/3) pagi terlihat 3 unit ruangan ini yang layak disebut ruangan darutat dibiarkan dalam kerusakan. Bangunan yang berdinding pelupuh bambu dan beratap alang – alang yang merupakan hasil swadaya para orang tua mengalami kerusakan berat.
ADVERTISEMENT
Para siswa kelas 7A dan 7B yang sebelumnya memanfaatkan ruangan tersebut terpaksa harus dipindahkan dalam satu ruangan di ruang kelas lainnya yang masih dalam keadaan baik. Untuk guru – guru yang berjumlah 10 orang, tidak memiliki ruangan sebagai ruangan guru karena 2 ruang kelas sudah terpakai penuh oleh para siswa kelas 7 dan kelas 8 yang digabungkan.
Kondisi kerusakan yang berat juga terlihat pada bangunan toilet sekolah. Yang mana toilet rubuh sehingga sama sekali tidak bisa dimanfaatkan. Untuk aktivitas “buang hajat” Para siswa dan guru terpaksa harus meminta tolong di rumah warga yang terdekat dengan sekolah.
Ketua Komite Sekolah SMPN 3 Waigete, Barnabas Kornelis mengharapkan perhatian serius dari Pemkab Sikka terhadap kondisi kerusakan ruangan kelas dan keterbatasan fasilitas pembelajaran di sekolah negeri ini.
ADVERTISEMENT
Barnabas Kornelis mengungkapkan, pembangunan 4 unit ruangan kelas dari swadaya orang tua siswa. Saat ruangan mengalami kerusakan, mereka tidak bisa membantu banyak karena keterbatasan dana.Sehingga pihaknya sungguh mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah untuk memperbaiki kerusakan atau membangun unit ruang kelas yang baru.
Salah seorang siswa kelas 8, Martina Dua Bura (14) mengaku dengan kondisi ruangan kelas yang rusak dan sekarang harus digabungkan, ia tidak mampu belajar secara baik karena jumlah siswa dalam satu ruangan yang mencapai 40 orang dan mesti duduk berhimpit – himpitan.
“ Tolong perbaiki sekolah kami yang rusak ini, supaya kami bisa belajar dengan tenang, sekarang terlalu banyak orang, jadi ribut dan kami tidak bisa fokus " ungkap Martina Dua Bura. (FP - 01).
ADVERTISEMENT