Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Potret Buram Anak-anak Sikka, Berjuang Melawan Sakit di Tengah Keterbatasan
13 Februari 2021 18:05 WIB
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Potret kehidupan sebagian masyarakat Kabupaten Sikka sesungguhnya masih jauh dari kata sejahtera.
ADVERTISEMENT
Di tengah keterpurukan kondisi ekonomi keluarga ditambah lagi dengan keterpurukan ekonomi secara global akibat pandemi COVID-19, membuat mereka seolah pasrah dengan kondisi yang dialami.
Meski demikian, mereka tak pernah putus asa dan terus berjuang melawan penderitaan yang mereka alami.
Alfaris Yosin (13), Rivaldus Rival (11), Yosef Alven (3,2), Wilhelmina Wilma Kenga (20) dan Theresia Mickaela (8) merupakan gambaran anak-anak Sikka yang sedang berjuang melawan sakit yang mereka derita.
Meski mereka berasal dari keluarga kurang mampu, upaya pengobatan untuk mereka terus dilakukan dengan berbagai cara demi kesembuhan mereka.
Alfaris Yosin dan Rivaldus Rival, dua bocah penderita gizi buruk dan penderita Hidrosefalus sudah bertahun-tahun berbaring di atas tempat tidur akibat kondisi sakit yang dialaminya.
ADVERTISEMENT
Keduanya dirawat oleh Elisabeth Ensi, salah satu keluarga dari kedua bocah tersebut dan tinggal di RT. 06/RW.04, Kampung Namangjawa, Desa Namangkewa, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT.
Ditemui florespedia pada Sabtu (13/2) dikediaman mereka, kondisi keduanya tampak belum banyak berubah.
Elisabeth Ensi mengaku, keduanya sempat mendapat pengobatan dari pihak puskesmas Kewapante. Namun, sudah 5 bulan terakhir, kedua bocah tersebut sudah tidak lagi mendapatkan pengobatan karena dirinya ketiadaan biaya transportasi untuk pulang pergi mengambil obat.
Namun dirinya mengaku, beberapa tenaga kesehatan dan para pemerhati lainnya sering mengunjungi dan melihat kondisi dua bocah tersebut.
Kepada florespedia, Elisabeth Ensi berharap agar kedua bocah tersebut dapat diantar ke panti asuhan agar mendapatkan perhatian yang lebih mengingat kehidupan ekonomi keluarganya juga tergolong pas-pasan.
Lain lagi dengan cerita Wilhelmina Wilma Kenga (20) yang menderita gizi buruk akut dan hanya bisa terbaring di tempat tidur.
ADVERTISEMENT
Anak bungsu Yakobus Anselmus (71) dan Mama Elisabeth Gentia (58), warga RT. 08/RW. 04, Dusun Magerobak, Desa Seu Sina, Kecamatan Kewapante ini mengalami sakit sejak berusia 2 tahun. Sejak saat itu, Wilhelmina sering mengalami kejang-kejang yang pada puncaknya yakni saat Wilhelmina berusia 10 dan mengalami kelumpuhan hingga saat ini.
Kedua saudaranya yang sebelumnya mengalami gangguan mental pun sudah berangsur membaik setelah rutin mengkonsumsi obat yang diperoleh dari Puskesmas Kewapante setiap dua minggu.
Selain, Alfaris Yosin (13), Rivaldus Rival (11), dan Wilhelmina Wilma Kenga (20), kondisi Yosef Alfen (3,2) yang didiagnosa menderita limpah membesar juga sungguh sangat memprihatikan.
Yosef Alfen tinggal bersama Maria Nona Feni dan Ardianus Keo yang merupakan pasangan suami istri di RT .008/RW 003 Kelurahan Nangalimang, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka. Ardianus Keo merupakan saudara kandung dari ayah kandung Yosef Alfen.
ADVERTISEMENT
Ditemui florespedia di kediamannya, Maria Nona Feni mengaku kondisi Alfen sudah sedikit membaik meskipun masih tetap harus membutuhkan donor darah setidaknya 2 kali dalam sebulan.
Nona Feni menceritakan bahwa meski dalam kondisi sakit, Alfen tetap bersemangat untuk bermain dan selalu rajin untuk mengkonsumsi obat-obatan dan makanan.
"Dia kalau liat anak-anak main, dia juga berusaha untuk main, dia pakai ngesot saja. Kadang dia mengeluh sakit di bagian perut. Kalau soal makan minum, semuanya normal," ungkap Feni yang mengaku bulan ini berat badan Alfen naik sekitar 8,2 kilogram.
Sementara itu, Theresia Mickaela, bocah berusia 8 tahun yang didiagnosa mengalami kelainan jantung oleh salah satu rumah sakit di Surabaya masih sedang menjalani masa observasi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Theresia Mickaela dirujuk ke Surabaya oleh Pemerintah Kabupaten Sikka.
Ibu kandung Mickaela, Agustina Loli kepada florespedia mengaku bahwa pada saat dirujuk ke Surabaya, dokter mengatakan bahwa anaknya sementara harus menjalani masa observasi selama 3 bulan sebelum di operasi dan rutin mengkonsumsi obat yang diresep oleh dokter.
Selain mengkonsumsi obat, kedua orang tua Theresia Mickaela juga disarankan untuk memperbaiki gizi Mickaela sebelum masa operasi.
Sepintas, Theresia Mickaela seperti anak yang tidak mengalami sakit. Namun, ujung jari kedua tangan dan kakinya mengalami bengkak dan kadang mengeluarkan keringat.
Mickaela tampak bermain seperti anak pada umumnya.
Itulah potret kehidupan generasi penerus Kabupaten Sikka yang sedang berjuang melawan sakit yang mereka alami.
Kontributor : Albert Aquinaldo.
ADVERTISEMENT
Mari Donasi Sekarang: