Produktif di Tengah Pandemi COVID-19, Guru di Sikka Ini Terbitkan 4 Buku

Konten Media Partner
13 Oktober 2021 19:54 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Robertus Adi Sarjono Owon, S.Pd, M.Pd.
zoom-in-whitePerbesar
Robertus Adi Sarjono Owon, S.Pd, M.Pd.
ADVERTISEMENT
MAUMERE- Pandemi corona tidak menjadi halangan bagi sebagian orang untuk tetap produktif. Salah satunya, seorang Guru di SMP Katolik Virgo Videlis Maumere, Robertus Adi Sarjono Owon, S.Pd, M.Pd.
ADVERTISEMENT
Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia ini mengisi mengisi waktu selama pandemi corona dengan menulis beragam buku bacaan umum maupun kumpulan tulisan untuk bahan ajar tingkat SMP dan perguruan tinggi.
Selain menjadi guru di SMPK Virgo Videlis, Robertus Adi Sarjono Owon juga tercatat sebagai salah satu dosen di IKIP Muhammadiyah Maumere.
Ditemui di SMPK Vivi Maumere, Robertus Adi Sajono Owon menuturkan, dirinya mengisi waktu sejak awal pandemi corona atau sejak April 2020 lalu dengan menulis.
Menurutnya, ia terpacu untuk menulis berkat dorongan dari Profesor Dwi Sulisworo, seorang Guru Besar dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Beliau ini pernah diundang ke Kampus IKIP Muhammadiyah Maumere untuk memberikan kuliah umum lalu setelah beliau pulang, beliau menulis di akun facebooknya mengundang para dosen atau para guru untuk menulis pengalamannya mendesain pembelajaran selama masa pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Buku pertama yang dihasilkannya setelah mendapat pemantik dari Profesor Dwi Sulisworo yakni Buku Merdeka di Tengah Pandemi, yang merupakan buku kumpulan puisi dan cerpen. Semuanya bertemakan tentang kemerdekaan dan tentang pandemi.
"Jadi buku itu saya yang edit tetapi saya undang penulis lainnya melalui media sosial facebook. Jadi, yang mereka tulis itu saya edit lalu saya minta ijin untuk diterbitkan dalam bentuk buku. Rencananya memang, saya menginginkan menerbitkan 75 buah puisi sesuai dengan tahun peringatan HUT Kemerdekaan RI, hanya sayangnya tidak sampai memenuhi kuota tersebut. Hanya sekitar 50-an puisi dan saya lengkapi dengan cerpen-cerpen," ungkap Guru Robertus, Kamis (7/10) sore.
Setelah itu pada bulan Oktober karena peringatan Bulan bahasa,  saya sendiri menantang teman-teman untuk menulis tentang kisah-kisah kearifan lokal Sikka. Harapannya, kita bisa belajar bijak dari kearifan lokal tersebut. Buku itu akhirnya terbit dengan judul Bijak Lewat Kearifan Lokal: Kumpulan Kisah Inspiratif Nian Tana.
ADVERTISEMENT
Jadi semuanya berawal kisah-kisah Nian Tana Sikka ini yang menginspirasi itu dijadikan tulisan itu merupakan campuran antara fiksi dan non fiksi. Jadi hal yang fiksi itu ceritanya, tetapi bahwa ada bagian-bagian dari kisah tersebut merupakan fakta keseharian yang terjadi di Kabupaten Sikka. Kemudian nilai-nilai yang bisa diperoleh dari kisah tersebut, kemudian dalam hubungannya dengan dunia sains itu seperti apa," ungkap Robertus.
karya sendiri maupun buku kumpulan tulisan, dirinya sudah menghasilkan 4 buku karya sendiri dan 10 buku kumpulan tulisan.
Tercatat selama masa pandemi corona, ia menghasilkan 4 buku karya sendiri yakni, Buku Siluet Cinta Sang Kelana yang merupakan buku kumpulan cerita pendek, buku Merdeka di Tengah Pandemi: Antologi Puisi dan Cerpen, Buku Bijak Lewat Kearifan Lokal yang merupakan kumpulan kisah inspirarif Nian Tana serta satu buku yang masih dalam proses cetak Kerombeto (Antologi Cerpen bermuatan kearifan lokal Sikka).
ADVERTISEMENT
Sedangkan buku kumpulan tulisan yakni Buku Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Buku Inovasi Pendidikan, Buku Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD/MI Kelas Tinggi, Konsep Dasar IPS, Pengembangan Model dan Strategi Pembelajaran, Perkembangan Peserta Didik, Retorika, Tantangan Pembelajaran di Era Covid 19, Inovasi Pembelajaran di Masa Pandemi, serta Artikel Jurnal.
Ditanya terkait ide-ide yang diperoleh untuk menghasilkan karya tulis, kata Robertus, ide-ide itu berangkat dari kearifan lokal.
Menurutnya, kisah kearifan lokal itu diperoleh sejak dirinya masih kecil yang mana malam hari sebelum tidur, sang bapa selalu menceritakan kisah-kisah kearifan lokal.
"Jadi cerita-cerita dari bapak itu terekam semua di memori bawah sadar, sekarang ketika ada tantangan menulis itu, justru yang muncul itu semuanya. Hal-hal yang terkait kearifan lokal semuanya ditulis," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan, buku Bijak Lewat Kearifan Lokal: Kumpulan Kisah Inspiratif Nian Tana, diminati banyak pihak sehingga cetakan pertama yang jumlahnya terbatas, sudah habis.
Sementara buku Novelet berjudul Siluet Cinta Sang Kelana, sumber idenya diperoleh dari postingan seorang teman facebook di Denpasar yang menulis postingan di facebook tentang kisah perjalanan hidupnya.
"Lalu kami karena berteman, kita saling tanya kisahnya seperti apa, jalan hidupnya seperti apa, akhirnya saya minta ijin supaya saya menuliskan kisahnya itu dalam bentuk novel pendek  yang berjudul Siluet Cinta Sang Kelana," ungkapnya.
Salah satu buku bahanyang ditulis secara kolaborasi oleh Robertus Adi Sarjono Owon dan beberapa penulis. Sumber foto: istimewa.
Lanjutnya, selain menulis buku-buku bergenre fiksi, dirinya juga terus menghasillan buku yang berkaitan dengan kompetensi yang dimilikinya yakni terkait dengan kurikulum, pengembangan bahan ajar, metode pembelajaran, serta model pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Ia mencontohkan buku Konsep Dasar IPS, ia dipercayakan menulis tentang metode dan konsep pembelajaran, lalu di dalamnya ia menulis dengan model belajar kula babong.
Tulisan ini pun diikutkan dalam lomba menulis Guru SMP yang digelar oleh Badan Bahasa Provinsi NTT dan dirinya berhasil meraih juara 3.
Dikatakan Guru Robertus, saat ini ia menetapkan dirinya tiada hari tanpa menulis.
"Menulis itu seperti rasa lapar dan haus yang harus kita makan dan minum. Bahkan saya punya anak dan istri cemburu karena kalau sekarang saya pulang istirahat sedikit, buka laptop dan tulis," ungkapnya.
Ia menuturkan dirinya tidak mengetahui kenapa ia begitu kecanduan menulis. Namun baginya kecanduan menulis ini adalah hal yang positif dibanding kecanduan minum alkohol atau kecanduan rokok ataupun narkoba.
ADVERTISEMENT
Lanjutnya, selain menulis buku dan artikel jurnal, dirinya juga aktif mengajak rekan guru, mahasiswa, siswa SMPK Vivi maupun rekan kerja lainnya untuk menulis.
Terbukti, siswa SMPK Vivi mampu menghasilkan buku Antologi Puisi Jejak-Jejak Rasa.
Beberapa guru lainnya yang juga berhasil mengikuti jejaknya, berhasil menerbitkan buku. Seperti Irene Sidok dengan buku Pena Egon di Impitan Pandemi, dan Umu Yusril (Harta yang Paling Berharga adalah Keluarga).
Saat ini, Guru Robertus juga sering diundang sebagai narasumber dalam Workshop Penyusunan Bahan Ajar maupun sebagai moderator dalam berbagai seminar.
Dirinya berharap, dengan menebar semangat menulis ini, dapat memberikan inspirasi sekaligus motivasi bagi guru dan siswa untuk mampu menulis buku.
Kontributor: Mario Wihelmus Patrimonio Sina.