Puluhan Babi di Desa Aeramo, Nagekeo, Mati Mendadak

Konten Media Partner
15 September 2020 17:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. Sumber: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Sumber: istimewa.
ADVERTISEMENT
MBAY-Sebanyak 60 ekor babi milik warga Kampung baru (Helena) RT 029, Dusun 04 Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT, di laporkan mati mendadak. Diduga kematian babi tersebut terjangkit virus African Swine Fever (ASF).
ADVERTISEMENT
Seorang Warga Kampung baru Helena Minggus Mere yang ditemui media ini Selasa (15/9/2020) mengatakan kematian babi secara mendadak ini sudah terjadi pada seminggu yang lalu.
Pertama, kematian babi itu terjadi di tetangga. Kemudian matinya babi menyebar ke kampung Helena.
Dikatakannya, dari 1 ekor induk babi yang dia miliki, dan tiga ekor anakan babi mati secara bergantian. Anakan babi itu mulai mati pada beberapa hari yang lalu.
Ternak babi yang mati mendadak, dibakar dan dikuburkan warga di Desa Aeramo. Foto: Arkadius Togo.
"Jadi babi saya mati sehari satu ekor, tidak bersamaan. Babi sudah saya kubur,” imbuhnya.
Minggus Mere mengungkapkan dari Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo pernah mendatangi kediamannya untuk memberikan vaksin. Namun tidak ada perubahan sama sekali.
"Memang ada dari dinas pernah datang satu kali. Mereka hanya kasih vaksin saja. Dan sampai saat ini tidak ada yang datang lagi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia berharap pihak pemerintah Kabupaten Nagekeo untuk segera turun ke kampung Helena untuk bisa membantu masyarakat.
Hal yang sama disampaikan Daku Dhai, babi miliknya mati secara mendadak. awalnya saat diberi makan, ternak babi tersebut, hanya sedikit makan. Tiba-tiba ternak babi peliharaannya itu mati.
Berdasarkan data yang di himpun media ini, bahwa kejadian ternak babi yang mati mendadak, juga dialami beberapa peternak lain. Saat ini, warga di Kampung baru Helena hampir seluruhnya melaporkan ada ternak babi mati mendadak.
Hingga saat ini sudah ada sekitar 60 babi mati. Sementara babi yang saat ini tidak makan sekitar ratusan ekor babi. Kematian puluhan babi secara mendadak itu membuat peternak khawatir, ternak babi peliharaan mereka terjangkit virus.
ADVERTISEMENT