WhatsApp Image 2020-08-22 at 15.09.19.jpeg

Tak Punya HP, Anak Nelayan di Sikka, NTT, Kesulitan Belajar Daring

23 Agustus 2020 9:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nurinah Safirah bersama kedua orang tuanya. Foto: Albert Aquinaldo.
zoom-in-whitePerbesar
Nurinah Safirah bersama kedua orang tuanya. Foto: Albert Aquinaldo.
ADVERTISEMENT
MAUMERE - Metode pembelajaran daring (Dalam Jaringan) di masa pandemi COVID-19, memaksa peserta didik harus memiliki handphone.
ADVERTISEMENT
Bagi peserta didik yang orang tuanya berasal dari latar belakang ekonomi mampu, memiliki handphone sebagai sarana pendukung belajar daring bukanlah hal yang sulit.
Namun, apabila peserta didik yang orang tuanya tidak mampu, maka pembelajaran sistem daring akan menjadi beban tersendiri bagi peserta didik dan juga orang tua. Sebagian dari mereka terpaksa meminjam handphone milik teman agar dapat belajar atau menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
Itulah yang dialami, Nurina Safirah, siswi Kelas XI SMK Negeri 3 Maumere jurusan Multimedia 2.
Ayahnya, Junaidin, hanya seorang nelayan sedangkan ibunya hanya seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) sehingga tak mampu membelikan Nuraini sebuah handphone untuk kelancaran selama proses pembelajaran sistem daring.
Saat ditemui florespedia di kediamannya di Nangahaledoi, Desa Wairbleler, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT, pada Sabtu (22/8/2020), Nurina mengaku terpaksa meminjam handphone milik temannya, itupun apabila ada teman yang mau meminjamkan handphone-nya.
Nurina Safirah, siswi Kelas XI SMK Negeri 3 Maumere jurusan Multimedia 2.
"Saya kesulitan belajar daring karena saya tidak memiliki HP. Bapak saya hanya nelayan jadi hasilnya pas-pasan, hanya untuk kebutuhan kami sehari-hari, kalau kerja tugas sekolah, saya harus pinjam HP (handphone) teman-teman, itu pun kalau dikasih," tutur Nurina.
ADVERTISEMENT
Dirinya menyebutkan, selama masa pandemi COVID-19, banyak tugas yang belum ia selesaikan karena dirinya tidak memiliki handphone.
Selain bersekolah, ternyata Nuraini juga bekerja pada salah depot air minum di tempat ia tinggal.
"Selain sekolah, saya juga kerja di depot air minum untuk bantu orang tua bayar uang sekolah," tuturnya.
Meski tidak memiliki handphone, Nurani mengaku mendapatkan voucher pulsa untuk kepentingan belajar daring dari sekolahnya, namun voucher tersebut tak bisa ia gunakan karena tidak memiliki handphone.
Sementara itu, Junaidin, ayah kandung Nurani kepada florespedia mengaku tak bisa berbuat banyak mengingat penghasilannya sebagai nelayan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Kontributor : Albert Aquinaldo.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten