Usai Sidang, Bupati Manggarai Ngamuk ke Wartawan

Konten Media Partner
24 Juni 2019 22:36 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi suasana sidang korupsi. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suasana sidang korupsi. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
RUTENG - Bupati Manggarai, Deno Kamelus, mendadak marah dan melarang wartawan memberitakan dirinya usai memberi keterangan di Pengadilan Negeri Ruteng, Nusa Tenggara Timur, Senin (24/06).
ADVERTISEMENT
Kejadian itu terjadi setelah Deno memberi keterangan sebagai saksi kasus politik uang di Satarmese Barat yang menyeret kader Partai Amanat Nasional (PAN), Hendrikus Abot. Selain sebagai Bupati, Deno merupakan Ketua DPD PAN Kabupaten Manggarai.
Usai memberi keterangan, orang nomor satu di Manggarai itu dihampiri wartawan yang memantau jalannya persidangan. Saat itu, Yohanes Manasye, wartawan Media Indonesia hendak mengambil gambar dengan menggunakan ponsel.
Saat John, sapaan akrab Manasye, mengambil gambar, Bupati Deno langsung membentak dan meminta wartawan tersebut untuk berhenti pengambilan gambar.
"Jangan muat foto saya. Saya katakan, jangan muat foto saya," ujar Deno sembari membentak John.
Tak hanya John, Deno juga beberapa kali melarang wartawan untuk memotret serta mewawancarai dirinya. "Off the record ya. Jangan foto saya. Saya punya hak," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Bupati Deno, kepada awak media mengatakan wartawan tak berhak me-record persidangan di pengadilan.
"Yang me-record semua proses itu pengadilan, bukan wartawan. Hak saya untuk menyatakan tidak boleh," ujar Bupati Deno ketika dikerumuni wartawan.
Terpisah, salah satu anggota majelis hakim, Cokorda G Suryalaksana, tampak keheranan ketika mengetahui kejadian itu. Ia mengatakan sidang tersebut terbuka untuk umum sehingga tak dilarang untuk diliput wartawan.
"Sidang terbuka. Itu bebas untuk diliput," ujar Cokorda.
Sejumlah wartawan yang meliput peristiwa itu menyayangkan sikap Deno Kamelus. Wartawan viva.co.id, Jo Kenaru, mengatakan Deno Kamelus merupakan ketua partai yang kebetulan seorang Bupati Manggarai bersaksi terkait politik uang tentu saja menarik perhatian media.
Ia menjelaskan, wartawan tak sembarang meliput suatu peristiwa untuk diberitakan. "Peristiwa yang ada news value-nya, itu yang menarik perhatian wartawan untuk meliput. Deno Kamelus mestinya paham soal ini," ujar Jo.
ADVERTISEMENT
Peristiwa tersebut sudah memenuhi berbagai news value. Salah satunya, prominence atau ketokohan.
"Deno Kamelus tak hanya ketua partai tetapi juga seorang bupati. Tokoh penting hadir di sidang pasti mencuri perhatian banyak orang. Media harus memberitakan," katanya.(FP-06).