Wartawan di Labuan Bajo Diminta Jaga Jarak Saat Meliput

Konten Media Partner
13 Oktober 2021 19:08 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda NTT, saat melakukan pengecekan di atas kapal Polairud di Labuan Bajo. Foto : Engkos Pahing
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda NTT, saat melakukan pengecekan di atas kapal Polairud di Labuan Bajo. Foto : Engkos Pahing
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
LABUAN BAJO - Salah satu wartawan stasiun TV Nasional di Labuan Bajo saat melakukan hendak meliput berita dihalang-halangi oleh salah satu aparat kepolisian, yang diketahui merupakan ajudan Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (13/10) saat penyerahan kapal Patroli Polairud Polda NTT.
ADVERTISEMENT
Alexandro Hatol, wartawan TVRI yang bertugas di Labuan Bajo mengaku di halang-halangi oleh ajudan kapolda NTT saat itu dirinya sedang melakukan pengambilan video Kapolda NTT yang melakukan pengecekan di atas kapal Polairud.
Namun saat itu, salah satu ajudan dari Kapolda NTT menyentilnya dari belakang dengan mengatakan jaga jarak hingga adu mulut berkepanjangan.
"Saat itu saya sedang melakukan pengambilan video, karena pak Kapolda masuk ke dalam ruangan kapal, tiba-tiba salah satu anggota polisi yang saya ketahui ajudannya pak Kapolda, menyentil pinggang saya dengan berkata jaga jarak, sementara di dalam ruangan kapal itu kan sangat kecil dan memang kondisinya juga tidak bisa untuk menjaga jarak. Saat itu saya merasa tidak nyaman dan saya keluar dari dalam kapal, katanya kepada wartawan, Rabu sore.
ADVERTISEMENT
Alexandro melanjutkan, saat hendak mewawancarai Kapolda NTT, dirinya juga kembali di sentil oleh ajudan Polda NTT yang tidak diketahui namanya tersebut.
"Jadi hal yang sama kembali dia lakukan saat saya sedang mewawancarai pak Kapolda. Saat itu saya berada di posisi paling depan berhadapan langsung dengan Kapolda dengan posisi kamera sementara on record , tiba-tiba dia kembali sentil saya, yang mengakibatkan kamera saya goyang dan membuat video berita menjadi tidak bagus, saya pun pasrah saja dan mematikan kamera dan memilih keluar dari barisan para awak media yang sedang wawancara", tuturnya dengan nada marah.
Alexandro menyayangkan perbuatan yang dilakukan oleh ajudan tersebut yang sudah menghalang-halangi kerja pers. Dirinya juga menambahkan saat itu semua orang yang hadir semuanya tetap mematuhi protokol kesehatan seperti tetap menggunakan masker dan mencuci tangan serta menjaga jarak.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat menyayangkan hal ini, padahal kegiatan yang di hadiri oleh pak Kapolda NTT, ini merupakan salah satu kegiatan yang memberikan dampak baik dalam kemajuan pengamanan laut Labuan Bajo. Namun saat itu kami terkesan dihalang-halangi, padahal kami semua taat prokes, tetap memakai masker semua, dan saat wawancara pun demikian, karena tempat yang sempit dan terbatas saat wawancara jadi kelihatannya seperti berkerumun, namun kita semua wartawan tahu juga soal penerapan protokol kesehatan. Saya pun selip di urutan depan saat wawancara juga karena saya harus dapat video yang maksimal untuk di tayangkan" tambahnya.
Akibat kejadian tersebut, dirinya tidak mendapatkan video berita yang maksimal untuk disiarkan di stasiun TV Nasional tempat dirinya bekerja.
ADVERTISEMENT
Sementara ajudan Kapolda NTT, Briptu Zilkifi Salman saat dihubungi media ini menjelaskan jika yang melakukan peneguran terhadap wartawan TVRI tersebut adalah stafnya.
"Memang betul tadi dari stafnya kita ada yang tegur dan itu bukan ajudan yang tegur" jelasnya.
Ia menerangkan, teguran yang dilakukan hanya mau melanjutkan atensi dari pimpinan agar dalam kegiatan selalu jaga jarak dan tidak bermaksud untuk menghalangi-halangi tugas wartawan.