Jongko, Kue Tradisional Favorit di Maumere kala Ramadan

Konten Media Partner
13 Mei 2019 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kue Jongko, salah satu takjil favorit di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT. Foto oleh: Riky Saba,florespedia/kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Kue Jongko, salah satu takjil favorit di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT. Foto oleh: Riky Saba,florespedia/kumparan.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bulan Ramadan selalu identik dengan momen berbuka puasa bersama keluarga, kenalan, sahabat maupun rekan kerja setelah menjalankan kewajiban berpuasa. Biasanya, berburu aneka takjil sebagai menu untuk berbuka puasa menjadi salah satu hal wajib yang akan dilakukan.
ADVERTISEMENT
Di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, tepatnya di Jalan Hasanudin, Kelurahan Beru, Kota Maumere, menjadi lokasi favorit kaum muslim Kota Maumere dan sekitarnya untuk berburu aneka takjil.
Dari puluhan jenis takjil yang dijual dari kategori makanan ringan sampai makanan berat, salah satu jajanan tradisional khas di Kota Maumere yang selalu dibeli oleh warga adalah Kue Jongko.
Siti Rahmawati Rohim, satu- satunya penjual kue Jongko di Kota Maumere pada bulan Ramadan. Foto oleh:Riky Saba,florespedia/kumparan.com
Kue Jongko merupakan sejenis kue tradisional langka yang biasa ditemukan saat bulan Ramadan di Kota Maumere. Disebut langka karena tidak semua pedagang menjual kue Jongko. Seperti terlihat pada Senin sore (13/5), penjual yang menjual kue Jongko hanya seorang penjual dari puluhan penjual jajanan takjil.
Ditemui florespedia, salah seorang penjual, Siti Rahmawati Rohim, mengungkapkan dari puluhan penjual jajanan takjil, hanya ia seorang yang menjual kue Jongko. Menurut Siti, demikian ia disapa, kue Jongko menjadi salah satu kue favorit pembeli karena rasanya yang manis dan lembut.
ADVERTISEMENT
“Ketika dikunyah, gula merah di dalam kue akan melumer keluar sehingga kue semakin terasa manis. Kue ini enak dimakan hangat sambil menyeruput segelas kopi atau teh,” ungkap Siti Rahmawati.
Ditanya terkait bahan untuk membuat kue Jongko, Siti Rahmawati mengungkapkan kue ini terbuat dari campuran tepung beras, santan kelapa, gula pasir. Semua bahan dicampur sampai kental hingga padat, kemudian adonan diambil dan ditaruh di dalam daun pisang dan dibungkus.
“Di tengah-tengah adonan diisi dengan gula merah. Kemudian dikukus selama 15 menit. Gula merah di dalam adonan akan mencair dan memberi rasa yang manis pada adonan,” ungkap Siti Rahmawati.
Dikatakan Siti Rahmawati, omsetnya menjual kue Jongko setiap sore hari mencapai Rp 150 ribu-200 ribu. Dirinya menjual di depan Mts At Taqwa Beru dan ibu mertuanya juga berjualan di sekitar lokasi Masjid Beru. Dalam sehari, ia bisa meraup keuntungan bersih Rp 50.000-100.000
ADVERTISEMENT
“Kue Jongko ini saya jual 1 kue Rp 2.000 dan 3 kue seharga Rp 5.000,” ungkap Siti Rahmawati.
Terkait asal kue tradisional ini, ia mengatakan dirinya belum mengetahui secara pasti. Dari sekian banyak pembeli yang datang, lebih dominan pembeli yang berasal dari Kupang dan Ende.
“ Pembeli banyak orang Kupang dan Ende. Mereka di sana sebut kue Bajongko. Mereka bilang mereka cari di Kupang sulit dapat eh ternyata ada di Maumere,” ungkap Siti Rahmawati.
KUe jongko, dengan tekstur lembut dan berwarna putih kecoklatan dari lelehan gula merah. Foto oleh:Riky Saba, florespedia/kumparan.com
Kendati demikian, ia mengungkapkan dirinya belum bisa memastikan asal dari kue ini. Kuliner ini memang sering dibuat oleh neneknya dan sang nenek hanya menyampaikan kalau kue Jongko banyak dijual di Kota Kupang dan Ende saat bulan Ramadan.
ADVERTISEMENT
Ditambahkan Siti Rahmawati, dirinya belajar membuat kue Jongko dari neneknya. Ketika acara berbuka puasa di rumah saat bulan Ramadan, biasanya sang nenek selalu membuat kue Jongko untuk dimakan dan juga untuk dijual.
"Setelah nenek meninggal saya belajar membuat kue Jongko dan ternyata bisa. Sekarang saya rutin jual kue Jongko. Memang lebih banyak pembeli di bulan Ramadan,” ungkap Siti Rahmawati.(FP – 01).