PLN Kejar Pencapaian Rasio Elektrifikasi NTT 90 Persen di Akhir 2019

Konten Media Partner
13 Mei 2019 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Bisnis Regional JBTBN,Djoko R.Abunaman saat diwawancara sejumlah wartawan terkait pengembangan kelistrikan di NTT, Jumat (10/5) lalu. Sumber foto :Dokumentasi Humas PLN UIW NTT.
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Bisnis Regional JBTBN,Djoko R.Abunaman saat diwawancara sejumlah wartawan terkait pengembangan kelistrikan di NTT, Jumat (10/5) lalu. Sumber foto :Dokumentasi Humas PLN UIW NTT.
ADVERTISEMENT
KUPANG - Demi menaikkan rasio elektrifikasi (RE) di NTT sebesar 90 persen di akhir tahun 2019, berbagai upaya terus dilakukan oleh PLN. Selain program CSR berupa penyambungan listrik gratis bagi 11.000 pelanggan tidak mampu, PLN juga mengejar pembangunan jaringan transmisi, gardu induk serta gencar melistriki desa.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Bisnis Regional JBTBN (Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara), Djoko R. Abumanan.
“Tahun ini kita membangun transmisi 70 kV dari Ruteng ke Bajawa. Ini lewat beberapa kabupaten, antara lain Manggarai Timur, Nagekeo, Kampung Ropa di Ende, Maumere, Wairita, lalu ke Larantuka. Sampai saat ini progres jalur Bajawa diperkirakan Juli, lanjut Bajawa-Ropa tahun ini 2019. Jadi kerjanya dua, dari ruteng sama dari Ropa kemudian bertemu di Bajawa,” ujar Djoko sebagaimana dikutip dari release yang dikirim Humas PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT, Senin (13/5).
Selain membangun transimis, Djoko menyebutkan,upaya lain yang dilakukan PLN di beberapa daerah adalah dengan menggunakan pembangkit tenaga surya atau biasa disebut dengan sistem hibrid komunal. Untuk pengadaannya, saat ini sedang dalam proses lelang untuk 24 lokasi sepanjang tahun ini.
ADVERTISEMENT
Djoko mengaku, upaya untuk melistriki NTT penuh dengan tantangan karena kondisi geografis. Selain banyak pulau, tidak sedikit desa yang letaknya di lereng bukit. Misalnya untuk pembangunan jaringan transmisi 70 kV sistem Flores, jika ditarik panjang, jaringannya melebihi jaringan yang ada di Pulau Jawa dari ujung barat sampai ujung Timur.
“Sejumlah strategi tengah dijalankan oleh PLN karena di Flores ini panjangnya 600 km. Sangat panjang dan itu sama dengan Jakarta-Surabaya. Persoalan bukan tower, tapi lintasan. Mudah-mudahan 2019 bisa selesai dan kami minta masyarakat merelakan tanah dan pohon terkhusus pada tempat-tempat yang dibangun tiang listrik,” lanjutnya.
PLN, kata Djoko, siap bekerja keras melayani masyarakat NTT untuk mengejar ketertinggalan RE yang saat ini baru mencapai 71 persen per Maret 2019. Khusus untuk Kabupaten Manggarai Timur, RE baru mencapai 45,42 persen, sehingga saat ini PLN tengah berupaya untuk melistriki 79 desa.
ADVERTISEMENT
Djoko juga juga mengharapkan dukungan pemerintah dan masyarakat sehingga pembangunan kelistrikan di NTT dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan bersama.(FP - 05).