Pendidikan Ekonomi Hijau Tim Pengabdian FE UNNES

Franky Crissz
Mahasiswa Ilmu Susastra Undip Semarang, Komunitas Sraddha Institute, Komunitas Sastra Langit Malam. Ig: @frengkifariyapratama Email: [email protected]
Konten dari Pengguna
3 Oktober 2020 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Franky Crissz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Langkah Menghadapi Permasalahan Efek Negatif Penggunaan Plastik di Indonesia

ADVERTISEMENT
(Foto para siswa SMK YPPM Boja yang mengikuti acara)
Panasnya cuaca di Indonesia akhir-akhir ini diperkirakan terjadi karena dampak dari gas rumah kaca yang ditimbulkan oleh sampah plastik. Riset yang dilakukan di Universitas Hawai, Manoa memperkirakan bahwa cahaya tidak hanya memecah plastik, tetapi juga membuat plastik melepaskan metana dan etilena. Menurut para peneliti universitas Hawai, upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan sampah plastik, agar tidak terjadi emisi gas rumah kaca secara berulang.
ADVERTISEMENT
Permasalahan inilah ditangkap oleh tim pengabdian kepada masyarakat dari Fakultas Ekonomi UNNES Senin, 21 September 2020 lalu. Acara bertajuk pembentukan Green Purchasing Behavior yang bertempat di SMK YPPM Boja, Kendal, Jawa Tengah ini Kardiyem, S.Pd., M.Pd. (ketua), Dr. Kusmuriyanto, M.Si (anggota), Dwi Puji Astuti (anggota) dan Siswantoro (Anggota).
Menurut Kardiyem, perlu ada tindakan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik agar tidak terjadi emisi gas rumah kaca terus menerus. Hal ini dapat dimulai dari hal-hal terkecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti pembelian produk-produk hijau, penggunaan botol minum yang dapat dipakai berulang kali, dan mengganti kantong plastik dengan tas belanja ramah lingkungan . Tindakan ini perlu ditanamkan kepada generasi milenial melalui pendidikan di sekolah, yang disebut dengan Pendidikan Ekonomi Hijau.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi, generasi milenial mendominasi jumlah penduduk di Indonesia. Generasi millenial inilah yang harus menjadi fokus mempersiapkan kebiasaan manusia Indonesia yang lebih peduli terhadap lingkungan.
“Saat ini, program pengurangan produk-produk kemasan plastik telah diterapkan di beberapa sekolah, salah satunya di SMK YPPM Boja. Program ini dinamakan Pendidikan Ekonomi Hijau, yaitu upaya yang dilakukan konsumen untuk melindungi diri seseorang dan bumi dengan membeli produk-produk yang ramah lingkungan. Namun sayangnya masih belum adanya kesadaran dan kurangnya pengetahuan dari siswa sebagai generasi milenial mengenai produk-produk hijau yang ramah lingkungan, yang berakibat pada tumbuhnya perilaku ketidakpedulian terhadap lingkungan. Seperti masih membeli aqua mineral, make up yang tidak bersertifikasi BPOM, penggunaan kantong plastik saat jajan di kantin, cup teh manis dengan berbahan gelas plastik.” Tutur Kardiyem selaku ketua program pengabdian kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Tim pengabdian kepada masyarakat FE UNNES mengupayakan para siswa di SMK YPPM Boja memiliki pengetahuan dan kesadaran mengenai produk hijau yang nantinya dapat diimplementasikan secara langsung, baik di sekolah, rumah, maupun masyarakat. Kurangnya edukasi tentang Green Consumer menjadi latar belakang dari pengabdian ini. Khasan Setiaji, S.Pd., M.Pd., menuturkan pengetahuan lingkungan memiliki pengaruh terhadap sikap untuk berpikir dan bertindak dengan sadar lingkungan.
“Pola perilaku konsumsi hijau yaitu upaya yang dilakukan konsumen untuk melindungi diri seseorang dan bumi ini dengan membeli produk-produk yang ramah lingkungan. Perilaku tersebut muncul tidak lepas dari pengetahuan, pengetahuan tentang perilaku konsumen dalam memilih produk hijau (ramah lingkungan) di dapat dari mata pelajaran pendidikan di sekolah.” Tutur Khasan Setiaji, S.Pd., M.Pd selaku narasumber.
ADVERTISEMENT
Para siswa berjumlah 20 orang ini mengiktui pelatihan dengan modul yang diberikan tim pengabdian Fakultas Ekonomi UNNES. Mengingat kondisi masih pada pandemic covid-19, kegiatan ini dilakukan secara daring melalu aplikasi Zoom Meeting. Para peserta pun diberikan subsidi pulsa sebesar Dua Puluh Ribu Rupiah sebagai bentuk kepedulian panitia kepada siswa. Hal ini dilakukan untuk meringankan beban para Siswa yang memang sangat membutuhkan banyak pulsa untuk keperluan pendidikan mereka di tengah pandemi yang sedang melanda.
Kardiyem menegaskan, upaya sosialisasi mengenai produk hijau ini sebagai salah satu gerakan konservasi untuk mewujudkan perilaku sadar lingkungan dan mengatasi permasalahan ekologi yang berkaitan dengan sampah plastik.
Antusiasime siswa terhitung sangat baik, dengan memperhatikan pemateri saat menyampaikan informasi tentang Green Purchasing and Consuming. Mengingat pendidikan Ekonomi Hijau masih terasa asing dalam pengetahuan mereka.
ADVERTISEMENT
“Pendidikan ekonomi hijau belum pernah saya dengar. Baru hari ini (Senin, 21/09/2020) setelah selesai mengikuti acara saya sadar jika dampak plastik itu besar terhadap kelestarian lingkungan.” Tutur Windy.
Drs. Supriyatno selaku Kepala SMK YPPM Boja menyambut baik kerjasama yang dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat FE UNNES.
“Adanya program pengabdian kepada masyarakat yang berupa pelatihan mengenai produk hijau ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa prihal jenis dan karakteristik produk hijau. Selain itu, siswa dapat memilih dan menggunakan produk-produk hijau berwawasan lingkungan.”, tutur Kepala SMK YPPM Boja.