Airlangga Hartarto Kunjungi Vaksinasi Berbasis Pesantren di Klaten

Frediansyah Firdaus
Mahasiswa Magister UGM
Konten dari Pengguna
24 September 2021 13:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Frediansyah Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Airlangga Hartarto Kunjungi Vaksinasi Berbasis Pesantren di Klaten
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Klaten (24/9). Menko Perekonomian Airlangga Hartarto selain menghadiri Haul Ki Ageng Gribig, ia juga menyempatkan mengunjungi vaksinasi berbasis pondok pesantren (Ponpes) di Ponpes Al-Manshurin, Jatinom, Klaten pada Jumat (24/9). Setelah kunjungan tersebut, ia akan membagikan kue apem dalam tradisi Ya Qowiyyu, yang masih menjadi rangkaian Haul Ki Gribig.
ADVERTISEMENT
"Kami mendorong percepatan vaksin berbasis pesantren, salah satunya seperti yang dilakukan Pesantren Al Manshurin," ujarnya. Ia mengatakan secara nasional positif rate di Indonesia di bawah lima persen, sebagaimana standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan kasus harian rata-rata 5.000 kasus.
Menurut Airlangga, keberhasilan rakyat Indonesia dalam menekan Covid-19 bergantung pada penerapan protokol kesehatan dan gencarnya vaksinasi.
Sementara itu, menurut anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko, kunjungan Airlangga Hartarto untuk menyaksikan vaksinasi berbasis pesantren, sekaligus menyerahkan ambulans untuk Ponpes Al Manshurin dari program Corporate Social Responsibility (CSR) BNI.
Dalam program vaksinasi tersebut, masyarakat dan santri di sekitar Ponpes Al Manshurin mendapat 400 dosis pertama vaksin Sinovac, “Vaksinasi massal berbasis pondok pesantren, kerja sama antara Ponpes Al-Manshurin binaan DPD LDII Klaten dan Yellow Clinic,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, pondok pesantren merupakan entitas yang unik. Ada ratusan santri bahkan ribuan, yang berkumpul dalam asrama. Santri-santri ini berinteraksi dengan masyarakat di sekitar pondok pesantren untuk memenuhi kebutuhan mereka, “Hubungan memutar perekonomian di sekitar pesantren, sehingga terbentuklah kampung-kampung yang memiliki usaha yang berkaitan dengan kebutuhan para santri,” ujar Singgih.
Menurutnya, pada awal pandemi, ketika pesantren-pesantren diliburkan mengakibatkan turunnya perekonomian di sekitar pesantren, “Untuk kembali memutar roda perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat, maka santri dan warga sekitarnya harus divaksin untuk membangun herd immunity,” ujarnya.
Menurut Singgih, vaksin Covid-19 dosis pertama yang diperuntukkan bagi santri dan warga mencapai 300 dosis. Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto akan mengunjungi kegiatan tersebut, sekaligus melaksanakan salat Jumat di Ponpes Al Manshurin.
ADVERTISEMENT
Usai kegiatan tersebut, Airlangga Hartarto mengunjungi makam Ki Ageng Gribig, ulama penyebar Islam di Klaten sekaligus penasehat Sultan Agung Mataram. Airlangga Hartarto akan membagi-bagikan kue apem dalam tradisi Ya Qowiyyu, yang digelar setiap bulan Sapar dalam penanggalan Jawa.
“Ribuan apem yang dibagi, tidak lagi secara langsung sebagaimana masa sebelum pandemi Covid-19. Namun Menko Airlangga membagikannya dengan menggunakan ojek online,” imbuhnya.
Seperti diketahui Airlangga Hartarto adalah keturunan dari Ki Ageng Gribig. Ia sejak kecil mengikuti tradisi membagi kue apem. Pada era Mataram, Ki Ageng Gribig kerap bersedekah makanan berupa apem kepada warga Jatinom.
Pada saat Haul Ki Ageng Gribig pada Kamis malam (23/9), Airlangga menjelaskan leluhurnya itu bernama asli Wasibagno Timur adalah ulama besar yang menyebarkan Islam di Desa Krajan, Jatinom, Klaten, dan sekitarnya. Ia juga dikenal masih keturunan dari Raja Majapahit, Brawijaya V.
ADVERTISEMENT
Menurut Airlangga, ketokohan Ki Ageng Gribig terkait kesabaran dan kesederhanaannya, bisa menjadi teladan setiap umat muslim di Indonesia. Di kalangan warga Jatinom, Ki Ageng Gribig terkenal dermawan dan tak pernah pelit dalan membagikan ilmu serta harta yang dimilikinya.
Selama ratusan tahun Ki Ageng Gribig telah mewariskan tradisi yang disebut Saparan (bulan kedua penanggalan Jawa) atau . Masyarakat setempat mengenalnya sebagai tradisi Ya Qowiyyu. Ya Qowiyyu diyakini berasal dari lantunan doa Yaa qowiyyu, yaa aziz qowwamina wal muslimin, yaa qowiyyu warzuqna wal masulimin.
Dakwah dengan membagikan kue apem itu, menjadi tradisi rutin, yang dilaksanakan Ki Ageng Gribig dan kemudian dilanjutkan pula oleh para muridnya serta masyarakat Jatinom sampai sekarang.