Saya Bertanya, Atheis Menjawab

Konten dari Pengguna
14 Maret 2017 16:27 WIB
Tulisan dari Frisa Pangestiko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Saya Bertanya, Atheis Menjawab
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Saya seorang muslim.
Setelah mengamati berita-berita soal Indonesia beberapa bulan terakhir (baca: Ahok). Saya pun tertarik untuk mewawancarai seorang atheis lewat instant messenger line. Alasan? Cuma ingin mengetahui sudut pandang seorang atheis dalam keyakinannya.
ADVERTISEMENT
Sebelum membaca tulisan ini, saya berharap teman2 pembaca bisa lebih legowo dan enggak gampang marah, karena mungkin bisa menghancurkan kesombongan kita, melukai ego, atau bahkan menusuk pola pikir kita selama ini.
Kurang lebih begini tanya-jawabnya.
Salam kenal mas. Saya Frisa, pembaca blog milik masnya. Blognya asyik & seru, apalagi yang dibahas isu sensitif yakni agama.
Oh iya, salam kenal juga, terima kasih udah nyasar ke blog saya. Wah, itu mah sampe kiamat juga bakalan seru dibahas.
Kalau boleh saya tebak, atheis ya?
Ateis itu kan artinya gak percaya tuhan, nah apakah orang ateis atau enggak tergantung definisi tuhannya. Kalau ada yang menuhankan uang, kemudian ditanya apakah saya percaya tuhan (uang) itu ada atau enggak, ya saya jawab ada. Makanya batasan ateisme dalam konsep ketuhanan itu cuma sebatas tuhan personal. Bisa dibaca di wiki.
ADVERTISEMENT
Maksudnya, seorang dikatakan ateis ketika yang dibicarakan itu adalah tuhan personal, tuhan yang punya kepribadian mirip seperti manusia, misalnya Allah, Yesus, Yahweh, Brahma, Wisnu, Thor, Jupiter, dsb
Nah, kalau batasannya tuhan personal, maka saya jawab: YA, saya adalah ateis, karena yang saya anggap tuhan adalah ALAM SEMESTA, bukan karakter imajiner yang punya personalitas seperti manusia (bisa marah, bisa cemburu, jijik sama kencing, dsb).
Secara pribadi, percaya takdirkah?
Definisi takdir itu apa dulu? Kalau ditanya apakah "kehendak bebas" itu ada, saya jawab enggak. Manusia gak punya kebebasan memilih, semua yang terjadi saat ini tidak lepas dari hukum alam yang emang udah ada sejak dari sononya.
Lalu, bagaiamana pandangan anda setelah kematian?
ADVERTISEMENT
Kiamat apa? Kehancuran manusia? Bumi? Alam semesta?
Kalau di Hindu n Buddha gak ada yang namanya kiamat, jadi setelah bumi hancur sekalipun nanti bakalan ada kehidupan baru yang muncul, jadi yang bereinkarnasi gak cuma makhluk hidup, tapi semua bagian alam semesta juga mengalami siklus semacam itu.
Tentang surga & neraka?
Nah, kalau ditanya pandangan saya, berdasarkan pengetahuan saya jawab gak tahu, tapi berdasarkan kepercayaan (yang entah percaya karena apa) jawabannya adalah sesuai dalam konsep Hindu n Buddha tadi, bahwa semua bagian alam semesta akan mengalami siklus.
Anda tak percaya konsep kekal abadi?
Enggak, kekal abadi itu serem mas, saya membayangkan hidup kekal itu membosankan, dan bagi saya itu mengerikan. Surga neraka dalam Hindu atau Nibbana dalam konsep Buddha gak abadi lho, dapet surga ya untuk balas kebaikan saja, habis itu ya reinkarnasi lagi. 
ADVERTISEMENT
Bagaimana orang yang sudah mati sekarang (di alam barzah)?
Wah, saya sih gak percaya roh mas, mati ya mati aja, udah mati ya kelar idup loe. Orang membayangkan kehidupan setelah kematian karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa hidup mereka selesai ketika mati atau mereka tidak bisa menerima kenyataan hidup yang tidak adil di dunia.
Wah masa' orang yang sadis/kejam di dunia ga ada masa pembalasannya di akhirat nanti?
Ya aneh bagi orang yang gak bisa menerima ketidakadilan. Tapi bagi saya, hidup itu emang gak adil, dan justru karena itu kita berusaha membuat situasi yang adil di dunia, bukan dengan pasrah begitu saja dengan pengadilan surga & neraka.
Faktanya, yang percaya surga & neraka masih menghukum penjahat kan, itu adalah bukti bahwa yang percaya surga neraka pun ragu dengan sistem peradilan pasca kematian, apakah itu ragu akan eksistensinya, ragu akan konsepnya yang belum jelas, dsb.
ADVERTISEMENT
Justru karena saya tidak percaya pengadilan pasca kematian, maka para penjahat sadis harus diadili di dunia ini, korban harus mendapat keadilan sebelum dia meninggal.
Si A baru lahir udah kaya karena bapaknya adalah pengusaha, Si B baru lahir udah miskin jelek lagi karena bapaknya adalah kuli bangunan yang cuma bisa menikahi gadis kampung. Itu contoh ketidakadilan.
Lantas apa solusinya? Mengatakan bahwa nanti setelah mati Si B akan jadi tampan dan kaya raya? Bagi saya itu tidak lebih dari ajang menghibur diri. Solusi saya adalah membuat sistem agar ketidakadilan itu bisa diminimalisir, misalnya dengan membuat sistem ekonomi sosialis sehingga yang miskin bisa disubsidi oleh Si Kaya sehingga kesenjangan jadi menipis.
Karena itu hukum tuhan adalah ajang menghibur diri bagi masyarakat yang gagal menciptakan hukum manusia yang adil.
ADVERTISEMENT
Pernah baca kan kalau agama itu cenderung banyak dianut oleh masyarakat dengan IQ dan kemampuan ekonomi rendah? Itu data korelasi dan valid, tapi kausalitasnya bukan karena beragama dia jadi bodoh, tapi karena dia bodoh dan miskin maka dia gagal bersaing dalam hidup, maka dia butuh agama untuk menghibur diri. Konsep dalam agama memberikan placebo effect agar orang2 tetap waras dalam menjalani hidup yang keras dan tidak adil ini.
Bagaimana dengan hal ghaib seperti hantu, jin & semacamnya?
Wah kalau hantu itu lebih gak percaya lagi. Saya sih udah ratusan kali diancem mau disantet, ya gak mempan2. LOL
Di Bali konon auranya mistis, pernah denger tentang leak? Manusia yang bisa sihir dan berubah wujud jadi menyeramkan. Nah di Bali ada 2 orang ahli leak yang terkenal, namanya Mangku Puspa dan Mangku Teja.
ADVERTISEMENT
Saya kenal Mangku Puspa karena satu marga keluarga dengan dia, udah beberapa kali lihat trik "sakti"nya yang bagi saya gak lebih dari sekadar sulap. Dulu pernah dia ngasi pengumuman bahwa dia menantang orang2 untuk meracuni dirinya, tapi ketika disuguhi kopi aja dia nolak, malah minum Aqua, beli sendiri pula.
Kalau santet beneran ada, Presiden Amerika yang pertama disantet, Paris Hilton yang pertama dipelet, lumayan dapet cwe cakep + warisan hotel.
Nah terus yang dulu ada kejadian perut, tangan & kaki keluar paku?
Ada penjelasannya itu, kebanyakan dilakukan sendiri, biasa, attention whore, kasus perkosaan kolor ijo kan dulu gitu, ngaku diperkosa, sampe bawa2 celana dalam yang robek, setelah diselidiki eh ternyata dianya sendiri yang nyobek2.
ADVERTISEMENT
Bagi kita aneh orang nyiksa diri dan ngaku diperkosa (merendahkan martabat) biar dapet syndrome kalau di kedokteran. Semacam munchausen syndrome kalau di kedokteran.
Mengenai sejarah nabi yang menjadi utusan-NYA?
Nabi Muhammad dan Yesus eksis? Ya, melakukan keajaiban? Enggak Sisa nabi2 lain gak percaya mereka eksis
Nabi itu orang pilihan, utusan Tuhan. Mereka diberi wahyu & mukjizat. Menurut anda?
Jika mas sulit menerima konsep ketidakadilan, masa iya bisa menerima konsep suku pilihan (yahudi), atau konsep manusia2 pilihan (nabi)? Yang dipilih orangnya dari timur tengah semua, mereka dipilih terus mewakili semua manusia di dunia? Becanda, ini lebih parah dibanding kapitalis
Kalau tuhan memang ada dan bijaksana, maka semestinya dia tidak perlu memilih salah satu dari manusia, muncul sendiri kan bisa, ngasi pesan tertulis di awan kan bisa, atau dari awal manusia dibikinin facebook terus tuhan punya akun resmi, kan gampang.
ADVERTISEMENT
Dalam pandangan saya Yesus itu mengaku sebagai orang pilihan untuk menggerakkan perlawanan kaum Yahudi terhadap penjajahan Romawi
Tuhan pasti punya alasan atas peristawa tsb. Btw, nabi/rosul itu bnyak. Gak cuma 25 yang disebutkan. Menurut anda?
Nah, kalau jawabannya seperti itu, maka semua hal jadi mungkin, termasuk ketidakadilan surga dan neraka. Kok dunia gak adil? Kok surga dan neraka gak ada? Jawab: tuhan pasti punya alasan untuk itu
Ujung2nya jawaban untuk mempertahankan konsep ketuhanan kemudian tidak pernah menjadi logis, karena dari awal sudah kontradiksi. Iya, nabinya banyak, tapi gak disebut ada Nabi Joko, Nabi Situmorang, Nabi Sakamoto, Nabi Lie Min Hue, dsb.
Binatang yang disebut juga binatang timur tengah, gak ada itu nyebut pinguin, anoa, cendrawasih, beruang kutub, amoeba, dsb.
ADVERTISEMENT
Seandainya Islam yang benar?
Ya pasrah aja. Ini sama seperti pertanyaan, bagaimana jika seandinya Tuhan Zeus yang benar2 ada, ya saya dan muslim sama2 pasrah kan
Bagaimana kalau Tuhan yang anda tak percayai ternyata ada?
Ya tergantung jenis tuhannya. Klau tuhannya egois, narsis, lebih mementingkan apakah manusia menyembahnya atau tidak ketimbang bagaimana perbuatan manusia itu, maka saya sedang bernasib sial.
Jika tuhannya adalah tuhan yang suka kebaikan, tuhan yang merasa tidak perlu disembah, tuhan yang lebih menyukai manusia yang berpikir dengan akalnya, maka saya sedang beruntung, dan mereka yang percaya dongeng sedang sial.
Faktanya, ada lebih dari 3 juta jenis tuhan di dunia, di Hindu saja ada 2 juta tuhan. Jika semua tuhan itu punya kesempatan benar yang sama, maka kemungkinan Allah benar itu cuma kurang dari 0,000000000001%
ADVERTISEMENT
Nah apakah anda mau menghabiskan waktu anda untuk sholat, membaca kitab, dan mempercayai hal2 tidak masuk akal hanya untuk menerima kemungkinan 0,0000000001% itu benar? Saya jawab, itu gak worth it banget
Masnya mau tiap hari menghaturkan sesajen ke Samudera Hindia untuk menerima kemungkinan bahwa Nyi Roro Kidul itu benar2 utusan tuhan? Enggak kan. Ya sama seperti saya. Kalau Nyi Roro Kidul beneran ada, sampean juga cuma bisa pasrah.
Eh lanjutnya nanti sore aja ya, saya mau kerja dulu……