Naik Turun Lembah demi Menyapa Keindahan dan Keunikan Suku Baduy

Gabriella Christofani
Saya seorang mahasiswi Universitas Gadjah Mada yang memiliki berbagai pengalaman dan ingin terus belajar dari setiap pengalaman yang saya lakukan. Memiliki minat dalam bidang event, pariwisata, dan sosial, serta berbagai kegiatan di bidang tersebut.
Konten dari Pengguna
14 Desember 2023 12:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gabriella Christofani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perjalanan menyusuri alam dan budaya Suku Baduy, Banten. Dokumentasi: Gabriella Christofani
zoom-in-whitePerbesar
Perjalanan menyusuri alam dan budaya Suku Baduy, Banten. Dokumentasi: Gabriella Christofani
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia merupakan negeri kaya budaya dan suku yang terdapat di berbagai sudut pelosok nusantara. Salah satunya adalah Suku Baduy yang berasal dari Provinsi Banten di mana suku ini sangat menolak modernisasi sebagai salah satu upaya menjaga warisan adat serta tanah nenek moyang mereka.
ADVERTISEMENT
Suku Baduy hidup berdampingan bersama alam dan kebudayaannya yang melimpah. Suku Baduy terbagi menjadi dua wilayah yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Wisatawan dapat mengunjungi suku ini melalui Terminal Ciboleger sebagai pemberhentian terakhir kendaraan bermotor.
Bersama team jejak baduy. Dokumentasi: Gabriella Christofani
Breafing dan foto bersama di Terminal Ciboleger sebagai pemberhentian terakhir kendaraan bermotor sebelum memulai trekking memasuki kampung Baduy. Dokumentasi: Gabriella Christofani
Sejak banyaknya wisatawan yang datang ke Desa Adat Baduy, warga lokal yang mayoritasnya anak muda pun menjadi pemandu wisata. Wisatawan wajib menggunakan pemandu dari warga lokal agar terhindar dari keadaan tersesat dan sebagai penerjemah ketika berkomunikasi dengan warga Baduy.
Warga lokal pun menawarkan jasa porter bagi wisatawan yang ingin menikmati perjalanan tanpa membawa beban pundak. Banyak anak kecil dari Baduy Dalam yang bersedia membawa bawaan wisatawan. Hal ini bukan berarti mengeksploitasi anak kecil, tetapi memang sejak kecil mereka dilatih untuk memiliki stamina yang tangguh hingga dewasa nantinya.
Anak asli Suku Baduy Dalam membawa barang bawaan dari wisatawan yang melakukan perjalanan ( trekking ). Dokumentasi: Gabriella Christofani
Perjalanan menuju Baduy dalam dimulai dari Baduy Luar dengan perjalanan yang sangatlah menantang. Wisatawan yang ingin mengunjungi Baduy Dalam, menempuh waktu hingga kurang lebih 5 jam sebelum tiba di Kampung Cibeo tergantung kondisi fisik masing-masing.
ADVERTISEMENT
Tapi tenang wisatawan dimanjakan dengan berbagai cinderamata khas buatan warga lokal yang sangat unik dan menarik hingga tak bisa menahan pengeluaran dompet untuk membelinya hehee. Nah, secara langsung kita bisa berkontribusi untuk membantu perekonomian warga lokal.
Selain itu, wisatawan menyusuri perjalanan dari Baduy Luar menuju Baduy dalam sembari menikmati suasana desa, dan pendokumentasian hanya boleh dilakukan selama perjalanan di Baduy Luar. Jadi, jangan lupa untuk mengabadikan momen perjalanan berharga ini.
Kenangan manis bersama dua kakak maniskuu. Dokumentasi: Gabriella Christofani
Cinderamata khas Baduy dibuat langsung oleh warga lokal pengerajin Suku Baduy. Dokumentasi: Gabriella Christofani
Naik turun gunung, keluar masuk hutan, struktur jalan yang berbatu, terjal, atau bahkan jalan yang berlumpur ketika hujan terbayar sudah saat kita memasuki Baduy Dalam dengan keheningan alam dan keramahtamahan warga lokalnya.
Syahdu dan indahnya alam menemani perjalanan semua wisatawan yang berkunjung ke tempat ini ( foto di ambil di Baduy Luar ). Dokumentasi: Gabriella Christofani
Keramahtamahan warga lokal Baduy Dalam, menyapa seluruh wisatawan yang berkunjung ke tempat mereka. Ketika wisatawan sudah memasuki wilayah Baduy dalam, perbedaan yang signifikan sungguh terasa antara Baduy Luar dan Baduy Dalam.
ADVERTISEMENT
Letak geografis Baduy Luar dengan akses yang mudah dijangkau dibandingkan Baduy Dalam membuat suku Baduy Luar sudah mulai terkontaminasi dengan budaya dari luar. Hal ini terlihat dari penggunaan barang elektronik dan sabun yang memang sudah diperkenankan oleh ketua adat mereka sebagai media dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Sedangkan, di Baduy Dalam masih sangat tegas dalam menjalankan peraturan kebudayaan yang berlaku, seperti berjalan tanpa alas kaki, tidak menggunakan alat elektronik dan tidak menggunakan alat transportasi dalam keadaan apapun.
Kesederhanaan budaya yang dimiliki Baduy dalam menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke desa wisata ini, karena dengan ini wisatawan diajak untuk sepenuhnya hidup berdampingan dengan alam, sesama manusia dan diri sendiri, serta jauh dari rutinitas di kota.
Kesederhanaan budaya yang dimiliki Suku Baduy terlihat dari tradisi adatnya yaitu tidak boleh mengggunakan alas kaki apapun sebagai bentuk rasa syukur dan menyatu dengan alam pemberian Tuhan semesta ( aturan ini hanya diperuntukkan untuk warga asli Baduy Dalam ). Dokumentasi: Gabriella Christofani
Wisatawan dapat bermalam di rumah salah satu keluarga Desa Wisata Baduy Dalam, sembari makan bersama dan bertukar cerita bersama warga setempat. Pagi harinya, wisatawan diajak untuk berkeliling Kampung Cibeo (salah satu Kampung Baduy Dalam ) sambil melihat kegiatan warga lokal di sana.
ADVERTISEMENT
Mayoritas, warga Baduy bermata pencaharian sebagai petani, terutama bagi masyarakat Baduy Dalam. Berkebun di ladang, dan menanam padi sudah menjadi kegiatan sehari-hari mereka yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ataupun dijual ke pasar.
Kunjungan wisatawan yang ramaipun membuka usaha tambahan bagi warga lokal untuk menjual produk khas Baduy khususnya kerajinan tangan. Hal ini sudah dipastikan membuka sektor ekonomi untuk meningkatkan pendapatan warga lokal.
Desa Wisata Saba Budaya Baduy memiliki ciri khas yang menarik hati wisatawan. Sumber daya alamnya yang melimpah, tradisi budaya yang selalu dilestarikan menjadi modal utama desa wisata ini untuk berkembang dan maju.
Desa Wisata Baduy yang sudah semakin maju dan dikenal oleh masyarakat nusantara membuat desa wisata ini cukup renta mengalami dampak negatif seperti overtourism dan eksploitasi pariwisata terhadap lingkungan dan budaya. Maka dari itu, untuk mencegah terjadinya hal negatif tersebut lahirlah suatu istilah bernama “ Saba Budaya Baduy “.
ADVERTISEMENT
Saba Budaya Baduy diambil dari kata “ saba “ yang berarti silahturahmi dan “ budaya “ kata budaya itu sendiri bermakna bahwa tiap wisatawan yang berkunjung memiliki tujuan dasar istiadat dan budaya dari Suku Baduy itu sendiri.
Bersama anak-anak Baduy Luar yang sangat ramah. Dokumentasi: Gabriella Christofani
Desa Wisata Baduy bukanlah objek wisata secara visual semata, tetapi memiliki makna wisata khususnya wisata budaya itu sendiri. Kata “ Saba Budaya Baduy “ sudah menggambarkan bahwa tiap wisatawan tidak hanya sekedar berkunjung melainkan juga bersilahturahmi bersama dengan warga lokal Suku Baduy.
Desa wisata Baduy dengan segudang potensinya bisa menjadi modal sebagai pengembangan pariwisata ke depannya. Maka dari itu, melalui perjalanan saya di Desa Wisata ini, saya mengajak semua wisatawan yang mengunjungi tempat ini untuk bisa menikmati, memaknai, dan pastinya menghargai setiap hal yang ada di Desa Wisata Baduy ini.
ADVERTISEMENT