TBC pada Anak Tak Kunjung Beranjak

Gabriella Reyna
Mahasiswa FKM UI
Konten dari Pengguna
7 Desember 2021 14:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gabriella Reyna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
TBC pada anak tak kunjung beranjak. Image attribution: <a href="https://www.freepik.com/photos/people">People photo created by rawpixel.com - www.freepik.com</a>
zoom-in-whitePerbesar
TBC pada anak tak kunjung beranjak. Image attribution: <a href="https://www.freepik.com/photos/people">People photo created by rawpixel.com - www.freepik.com</a>
ADVERTISEMENT
Dari dalam kamarnya yang hanya beralaskan tanah, Andi, seorang anak berusia 10 tahun, hanya dapat melihat teman-teman sebayanya bermain dan bersenda gurau. Bulan lalu, Andi dinyatakan positif TBC. Ia pun harus menjalani pengobatan yang menyebabkan dirinya terisolasi dari masyarakat. Anak-anak seperti Andi merupakan harapan bangsa yang seharusnya dapat mengeksplorasi potensi dalam dirinya, namun Ia hanya dapat terbaring lemas ditemani obatnya, di dalam kamarnya yang sempit. Inilah kenyataan yang harus dihadapi 32.930 anak penderita TBC di Indonesia
ADVERTISEMENT

Bahaya Tuberkulosis pada Anak

Tuberkulosis, atau yang biasa kita kenal sebagai TBC, merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. TBC dapat menyerang siapapun, termasuk anak-anak. TBC pada anak terjadi umumnya terjadi karena anak melakukan kontak dengan orang dewasa penderita TBC. TBC pada anak cukup berbahaya, karena pada umumnya sulit untuk di diagnosis.
Selain itu, anak yang memiliki TBC dapat menjadi sumber penularan TBC saat ia dewasa. Hal ini karena bakteri TBC yang tidak ditangani dengan benar dapat menjadi non-aktif dan mengendap di tubuh selama bertahun-tahun. Jika suatu saat ketahanan tubuh anak yang menjadi dewasa tersebut melemah, bakteri yang mengendap bertahun-tahun itu akan menjadi aktif lagi.
Kejadian TBC pada anak juga dapat dikaitkan dengan kondisi sosioekonomi keluarga, status gizi pada anak, dan juga apakah mereka mendapatkan vaksinasi atau tidak. Jika tidak ditangani, TBC pada anak dapat meningkatkan angka morbiditas, angka mortalitas, dan pengeluaran biaya kesehatan.
ADVERTISEMENT

Pentingnya Kerja sama Lintas Sektor

Lalu, bagaimana kita dapat mengatasi kejadian TBC pada anak yang masih marak di Indonesia? Solusinya cukup simpel, yaitu perlu adanya usaha yang dilakukan oleh berbagai pihak, yaitu pemerintah, swasta, dan juga keluarga.
Pemerintah perlu meningkatkan penyediaan fasilitas, akses, dan sumber daya kesehatan dalam penanganan tuberkulosis, khususnya di daerah-daerah terpencil. Dalam rangka penanganan penyakit TBC, pemerintah Indonesia telah mengatur ketentuan penanggulangannya dalam suatu regulasi terbaru. Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Dalam regulasi tersebut telah diatur berbagai aspek sebagai referensi dalam menangani TBC di Indonesia, seperti pelaksanaan strategi eliminasi, tanggung jawab pemangku kepentingan, pemantauan, evaluasi, hingga pendanaan. Selain itu, dalam peraturan tersebut juga ditargetkan bahwa pada tahun 2030 penanganan TBC di Indonesia sudah mencapai tahap eliminasi, yaitu penurunan angka kejadian TBC menjadi 65 per 100.000 penduduk dan penurunan angka kematian akibat TBC menjadi 6 per 100.000 penduduk.
ADVERTISEMENT
Demi mencapai target, regulasi tersebut menjabarkan beberapa hal yang perlu dicapai, yaitu peningkatan komitmen dan kepemimpinan pemangku kepentingan, peningkatan akses layanan TBC yang bermutu, intensifikasi upaya kesehatan, peningkatan peran serta seluruh sektor, penguatan manajemen program, serta peningkatan penelitian, pengembangan, dan inovasi dalam penanggulangan TBC.
Selain itu, perlu adanya kerja sama dengan pihak-pihak swasta, terkhusus lintas sektor, dalam menangani permasalahan tuberkulosis. Pihak swasta berperan dalam hal pendanaan operasional pelaksanaan program penanganan TBC. Diharapkan dengan terlibatnya pihak swasta dapat berbagi pengetahuan dan teknologi, metode manajemen yang efisien, pengembangan inovasi, dan mekanisme pembiayaan yang stabil.
Tidak hanya dalam pemberian dana dan pengembangan sistem, pihak swasta ataupun LSM dapat berperan untuk mendorong masyarakat untuk taat dan disiplin dalam menjalankan program pencegahan dan penanganan tuberkulosis dan juga mengawal pemerintah dalam penyusunan kebijakan pengendalian tuberkulosis agar dapat mencapai target yang telah dibentuk.
ADVERTISEMENT
Keluarga juga berperan penting khususnya dalam mencegah penyebaran tuberkulosis. Hal tersebut dapat dilakukan melalui upaya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), mengingatkan penderita untuk minum obat, menggunakan masker, tidak batuk sembarangan, dan menjaga agar terdapat sirkulasi udara dan cahaya matahari yang baik dan cukup.
Meskipun kejadian TBC pada anak di Indonesia tergolong cukup tinggi, program pencegahan yang dijalankan masih belum optimal. Adapun beberapa hambatan dalam pelaksanaan pencegahan adalah kesulitan mendiagnosa kasus pada anak, pengobatan pasien TBC yang tidak diselesaikan, serta kurangnya kesadaran masyarakat luas mengenai masalah tersebut. Oleh karena itu, untuk menanggulangi kejadian TBC pada anak di Indonesia, direkomendasikan untuk memberikan perhatian lebih terhadap program pencegahan dan penanggulangan TBC yang sudah diterapkan oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Walau sudah diwajibkan, pelaksanaan vaksinasi BCG pada bayi masih harus ditingkatkan cakupannya. Cakupan vaksinasi BCG yang luas akan berperan dalam mengurangi proporsi kasus TBC pada anak. Pengobatan TBC yang sudah ditanggung pemerintah juga harus diselesaikan sampai tuntas. Untuk menghindari terjadinya MDR-TB, kepatuhan pasien untuk menghabiskan obat dapat didukung dengan pengawasan yang ketat.
Selain itu, pasien positif TBC harus diisolasi. Hal ini karena kebanyakan kasus TBC pada anak disebabkan oleh kontak langsung dengan pasien positif. Jika pasien positif tersebut dapat sembuh, maka ia tidak akan dapat menularkan TBC kepada orang lain, termasuk anak-anak.
Kejadian TBC pada anak di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, marilah bersama menuntaskan TBC pada anak demi masa depan mereka dan Indonesia yang lebih cerah.
ADVERTISEMENT