Bekasi Darurat Sampah, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Jadi Kewajiban!

Gabrilia Ikaa
Mahasiswa Komunikasi Sekolah Vokasi IPB
Konten dari Pengguna
24 Maret 2021 22:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gabrilia Ikaa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ibu-ibu RT 02/ RW 10 sedang memilah sampah hasil pengumpulan dari bank sampah
zoom-in-whitePerbesar
ibu-ibu RT 02/ RW 10 sedang memilah sampah hasil pengumpulan dari bank sampah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BEKASI –SDGs (Sustainable Development Goals) menyebutkan goals dunia ke-12 tentang Ensure sustainable consumption and production patterns pada point 5 yang berisi pada tahun 2030, secara substansial mengurangi limbah sampah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali. Dalam goals tersebut artinya masih banyak negara yang memiliki permasalahan sampah khususnya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Permasalahan sampah menjadi masalah yang belum terselesaikan dengan baik, di berbagai daerah di Indonesia salah satunya Bekasi. Berdasarkan informasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi jumlah timbunan sampah Bekasi mencapai 1.800 ton sampah per hari yang dihasilkan. Keberadaan sampah yang memenuhi sejumlah kali atau sungai menjadi masalah baru bagi pemerintah kota Bekasi maupun Kabupaten Bekasi, khususnya di Perumahan Villa Mutiara RT 02/ RW 10, Wanajaya, Cibitung, Bekasi. Menurut Bapak Darsono, Ketua RT 02/ RW 10 mengatakan bahwa sampah yang berada di aliran sungai sekitar RT 02 tersebut rata-rata berasal dari hasil sampah rumah tangga. Dalam permasalahan ini, Bapak Darsono bersama warga melakukan berbagai upaya untuk mengelola sampah rumah tangga yang semakin menumpuk tiap harinya.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya sudah berbagai upaya yang diarahkan oleh kepala desa untuk mengelola sampah ini, seperti membuat program bank sampah untuk setiap RW dan RT, program tersebut juga sudah dilakukan sejak 2018 oleh pengelola bank sampah RT 02,” Kata Bapak Darsono.
Menurut Pak Darsono, program bank sampah ini menggunakan sistem seperti bank pada umumnya yang mempunyai nasabah. Nasabah tersebut setiap minggunya akan memberikan sampah rumah tangga berupa sampah plastik, kardus, dan kertas. Lalu sampah akan dijual ke lapak sampah, kemudian hasil penjualan sampah tersebut akan menjadi tabungan dari nasabah tersebut yang akan diberikan setiap tahun sekali.
“Hasil dari penjualan sampah itu akan dibagi ke warga yang menjadi nasabah berupa sembako setiap tahunnya, lalu sisanya akan digunakan untuk kegiatan RT seperti lomba 17-an, tournament olahraga, dan sebagainya” Ujar Ketua RT 02 ini.
ADVERTISEMENT
Namun program bank sampah ini belum maksimal untuk mengelola sampah “ kalau dari segi keefektivan, program tersebut sudah sedikit mengurangi sampah plastik namun belum maksimal karena masih ada beberapa warga yang tidak ikut serta menjadi nasabah. Masih harus membuat upaya atau program yang lain dan mensosialisasikan ke warga akan pentingnya mengelola sampah,” tambahnya.
Rencana upaya yang akan dilakukan untuk mengelola sampah rumah tangga atau sampah plastik di RT 02/ RW 10 ini salah satunya yaitu ecobrick. Diharapkan nantinya ecobrick ini dapat dilakukan mengingat caranya yang mudah dan dapat difungsikan sebagai meja, kursi, bahkan bangunan.
Selain itu upaya lain yang dapat dilakukan dalam jangka pendek ini yaitu membuat kerajinan dari sampah plastik, seperti membuat tikar dari bungkus kemasan, membuat bunga dari botol bekas dan membuat tempat sampah dari barang bekas.
ADVERTISEMENT
Pak Darsono memastikan betapa upaya tersebut sangat berarti untuk mengurangi sampah rumah tangga khususnya sampah plastik. Ia menegaskan, “Kita akan terus mengupayakan berbagai program untuk mengelola sampah menjadi 3R yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle.”