news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Petualangan Rasa di Barcelona, Spanyol

Gading Parasati
A diplomat by profession. Foodie. Mostly travel for food.
Konten dari Pengguna
5 Desember 2019 0:49 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gading Parasati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kota Barcelona identik dengan bangunan bergaya nyentrik buatan Antoni Gaudi, sang arsitek jenius asal Catalan, Spanyol. Namun, bukan itu alasan utama saya dan suami jalan-jalan ke Barcelona. Hobi makan, kami berdua berniat melakukan petualangan rasa di ibu kota Catalan ini. Dalam empat hari kunjungan di tahun 2017, kami menetapkan tiga target utama. Pertama, makan di restoran “Tickets”. Kedua, menjelajah pasar tertua di Eropa “Mercado de la Boqueria”, dan ketiga, ikut kelas memasak paella dengan chef lokal.
ADVERTISEMENT
Keberuntungan berpihak pada kami karena berhasil mendapat meja di restoran “Tickets” pada hari kedua. Biasanya, reservasi harus dilakukan berbulan-bulan sebelumnya. Restoran “Tickets” digawangi oleh kakak-beradik Ferran dan Albert Adriá. Mereka adalah chef jenius yang terkenal dengan inovasi molecular gastronomy, kiblat bagi chef-chef lain di dunia. Sebelum “Tickets”, Ferran Adriá memimpin restoran nomor 1 di dunia selama 5 tahun berturut-turut versi Restaurant Magazine, “El Bulli”. Singkat kata, Adriá Brothers adalah Albert Einstein-nya dunia kuliner, guru bagi chef-chef hebat lainnya di dunia.
Senang bukan kepalang, kami telah mempersiapkan diri dengan datang satu jam lebih cepat, khawatir meja kami akan diberikan kepada orang lain jika terlambat. Sebegitunya ya. Perjuangan tidak sia-sia karena memang menjadi pengalaman kuliner yang luar biasa. Kami memilih paket 17 courses termasuk pencuci mulut. Restoran yang akan memilihkan 17 hidangan tersebut, sehingga masing-masingnya akan menjadi kejutan setiap dihidangkan di meja. Makanan yang disajikan berjenis tapas yang disajikan dalam porsi kecil.
ADVERTISEMENT
"Buah Zaitun" ala Restoran Tickets (Foto dok pribadi)
Tidak akan terlupakan bagaimana makanan yang bagi indera penglihatan bentuknya seperti buah zaitun, langsung pecah di mulut mengeluarkan cairan yang rasanya seperti kaldu dengan aroma zaitun. Ya demikianlah yang dimaksud dengan molecular gastronomy. Makanan di buat dengan teknik khusus, sehingga mempermainkan indera penglihatan dan pengecap kita. Hidangan lain yang sempat ragu untuk dimakan adalah udang mentah. Namun ternyata teksturnya buttery, sama sekali tidak amis, dan aman bagi alergi seafood suami. Makanan penutup disajikan berupa bunga mawar lengkap dengan vas nya, yang ternyata adalah air mawar dengan rasa segar yang menutup sempurna makan malam kami di “Tickets”. Jika ingin mencoba, siapkan budget 150 euro/orang. Tidak terlalu mahal kan untuk sebuah petualangan kuliner yang berhasil menggugah rasa dan perasaan dalam setiap hidangannya.
Tapas udang ala Restoran "Tickets" (Foto dok pribadi)
Hidangan penuci mulut air mawar yang disajikan dengan bunga mawar asli (Foto dok pribadi)
Target kedua adalah menjelajah pasar yang disebut oleh pemandu sebagai yang tertua di Eropa “Mercado de la Boqueria”, atau Le Boqueria. Pasar ini menjual berbagai makanan khas Spanyol, baik yang segar (sayur, buah dan seafood) maupun yang telah siap makan. Favorit saya adalah berbagai jenis oyster segar yang mengingatkan akan rasa laut yang gurih asin alami. Ada satu jenis hewan laut yang belum pernah saya lihat sebelumnya, barnacle, yang bentuknya, menurut saya, seperti cakar alien. Barnacle ternyata adalah sejenis crustacea yang biasanya ditemukan menempel pada organisme lain. Kulitnya harus dikupas sebelum menemukan daging yang aromanya cukup amis dan rasanya unik, sulit digambarkan.
ADVERTISEMENT
Barnacle (Foto dok pribadi)
Di La Boqueria terdapat kedai makan yang terkenal sehingga pengunjung harus antri untuk mendapatkan tempat duduk, El Quim. El Quim menyajikan berbagai hidangan sarapan khas spanyol, yang paling terkenal adalah telur yang disajikan dengan bayi cumi-cumi. Ada juga menu lain seperti oyster segar, omelet, daging dan lain sebagainya. Sangking enaknya, kami tidak pernah melewatkan satu haripun tanpa sarapan di El Quim selama kunjungan kami di Barcelona.
Kedai El Quim di La Boqueria (Foto dok pribadi)
Target terakhir kami adalah ikut kelas masak paella oleh salah seorang chef lokal. Paella adalah hidangan khas Spanyol berupa nasi berwarna kuning yang dimasak dengan berbagai jenis seafood, antara lain udang, kerang, scallop dan lain sebagainya. Kelas berlangsung selama sekitar 6 jam di sebuah bangunan apartemen tua yang disulap menjadi dapur dan ruang makan. Peserta berjumlah 15 orang yang berasal dari berbagai negara. Saat itu, peserta berasal dari Amerika Serikat, Jerman, dan Italia. Hanya kami satu-satunya yang berasal dari Asia.
Paella yang sedang dimasak (Foto dok pribadi)
Kelas dimulai dengan berbelanja, tentu saja di La Boqueria, dimana peserta diajari cara memilih bahan-bahan yang baik. Kembali ke apartemen, peserta diajari cara memotong yang benar, dan mengolah bumbu-bumbu. Lalu semua bahan dimasak dalam satu wajan besar. Yang menarik, terdapat salah satu bumbu yang paling mahal di dunia, yaitu saffron. Ternyata memang saffron memberikan aroma dan rasa khas yang tidak dapat diganti dengan bumbu lain. Setelah paella masak, peserta di ajari menyajikan hidangan dan akhirnya makan bersama. Kegiatan ini dapat menjadi pelengkap pengalaman Anda di Barcelona, terutama bagi yang hobi makan seperti kami.
ADVERTISEMENT
Setelah semua target dalam petualangan rasa terpenuhi, tidak lupa kami mengunjungi petualangan arsitektural masterpiece Gaudi di Barcelona, yaitu Casa Battló, Parc Güel, dan Casa Milá. Kami juga menyempatkan untuk mengunjungi katedral cantik nan megah Sagrada Familia, serta sowan ke markas FC Barcelona.
Casa Battlo (Foto dok pribadi)
Barcelona memang seribu rasa !