Menimbang Tiga Nama Cawapres untuk Jokowi yang Ahli Ekonomi

Konten dari Pengguna
6 Juni 2018 4:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gandhi Fahad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menimbang Tiga Nama Cawapres untuk Jokowi yang Ahli Ekonomi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tak bisa dipungkiri, bahwa semenjak Presiden Jokowi menjadi Presiden Indonesia, pertumbuhan ekonomi terbilang mandek. Meski sempat beberapa kali bergerak naik, namun kenaikan tersebut tidak berjalan cukup optimal. Meskipun para pendukungnya selalu menyangkal dan ngeles dengan mengatakan pertumbuhan ekonomi era Jokowi terus berkembang dan bergerak postif, namun data berbicara sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Sedikit flash back. 2015, tahun pertama pemerintahan Jokowi, pertumbuhan ekonomi sempat berada pada tingkat terendah dari 6 tahun sebelumnya, yakni di angka 4,58 %. Meskipun angka ini terus bergerak naik, kemudian naik kembali ditahun 2016 di angka 5,02 %. Tahun 2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan 5,1%. Namun sayang, gagal. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 hanya mandek di angka 5,07 %.
Saat ini, Jokowi sedang berada di ambang batas akhir masa pemerintahannya. Tinggal hitungan bulan lagi ia akan lengser. Namun, kabar menyeruak ia akan kembali diusung oleh PDIP di Pilpres 2019 mendatang. Hingga kini, setidaknya Jokowi telah mendapat dukungan dari 8 partai politik. Parpol tersebut, yakni Golkar, PSI, PKPI, PPP, Perindo, Hanura, NasDem dan PDIP.
ADVERTISEMENT
Meski telah banyak mendapat dukungan dari parpol, Jokowi diharapkan jangan dulu tidur nyenyak. Sebab, pertumbuhan ekonomi yang terjadi semasa pemerintahannya adalah persoalan yang sangat vital. Ini akan dijadikan senjata ampuh oleh lawan politik Jokowi.
Jokowi perlu melakukan reformasi ekonomi. Hanya ada dua cara bagi Jokowi. Pertama, membenahi ekonomi di sisa-sisa jabatannya, atau yang kedua, memilih calon wakil presiden (Cawapres) yang andal di bidang ekonomi.
Untuk cara yang pertama sepertinya akan sulit direalisasikan. Sebab tak lama lagi, tepatnya pada pertengahan Agustus, pasangan capres-cawapres untuk Pilpres 2019 akan ditetapkan. Belum lagi dalam beberapa hari terakhir ini pemerintahan Jokowi juga terkena musibah anjloknya nilai rupiah. Ini akan sangat menghambat upaya pemerintah dalam membenahi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jadi, satu-satunya cara adalah Jokowi memilih pasangan yang pas, yang berlatar belakang ekonomi, serta bisa diandalkan untuk membenahi perekonomian Indonesia di periode selanjutnya nanti jika terpilih kembali.
Mencari pendamping Jokowi yang memiliki latar belakang ekonomi tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Di Indonesia sendiri sangat sedikit tokoh yang paham betul tentang ekonomi dan memiliki solusi untuk membenahi perekonomian Indonesia. Namun, meski sulit dicari bukan berarti tidak ada.
Setidaknya ada 3 tokoh ekonom yang belakangan santer dijodoh-jodohkan dengan Jokowi. Mereka adalah Sri Mulyani, Rizal Ramli dan Hary Tanoesoedibjo. Tak perlu diragukan lagi bahwa ketiga tokoh ini kemampuan soal ekonominya memang begitu handal, bahkan dunia internasional pun mengakuinya. Namun, meski memiliki kelebihan, masing-masing tokoh tersebut tentu juga memiliki kekurangan. Mari kulik satu persatu.
ADVERTISEMENT
Pertama, Sri Mulyani.
Menimbang Tiga Nama Cawapres untuk Jokowi yang Ahli Ekonomi (1)
zoom-in-whitePerbesar
Tokoh perempuan yang sudah go internasional satu ini memang dikenal betul-betul piawai alias cakap dalam menangani persoalan perekonomian Indonesia. Soal pengalaman sudah tidak perlu diragukan lagi. Jaringannya pun luas baik di dalam maupun luar negeri.
Namun, meski Sri Mulyani piawai menangani persoalan ekonomi dan keuangan negara, ia memiliki kelemahan. Sri Mulyani tidak mengutamakan sektor riil dalam menggerakan perekonomian negara. Padahal sektor riil merupakan inti dari pembangunan. Pengangguran dan kemiskinan masih merajalela.
Kedua, Rizal Ramli.
Menimbang Tiga Nama Cawapres untuk Jokowi yang Ahli Ekonomi (2)
zoom-in-whitePerbesar
Siapa yang tak kenal dengan mantan menteri yang dijuluki si Raja Ngepret ini. Kemampuan soal ekonominya tak bisa diragukan lagi. Selain pandai mengelola perekonomian negara, ia juga sangat vokal dan blak-blakan. Tak jarang kritik pedas dilancarkan jika ada kebijakan ekonomi pemerintah yang tidak sejalan dengan pemikirannya. Lantang dan berani.
ADVERTISEMENT
Namun, pengetahuan ekonomi Rizal Ramli terbilang hanya sebatas teori. Pandai membuat kebijakan, luas pengetahuan, namun minim pengalaman. Ia hanyalah teknokrat, bukan pemain yang mengerti lapangan.
Ketiga, Hary Tanoesoedibjo.
Menimbang Tiga Nama Cawapres untuk Jokowi yang Ahli Ekonomi (3)
zoom-in-whitePerbesar
Tokoh yang satu ini terbilang beda jika dibandingkan dengan kedua tokoh di atas. Jika di atas kertas Sri Mulyani dan Rizal Ramli merupakan tokoh yang piawai soal teori ekonomi, namun Hary Tanoe tidak hanya sebatas itu. Teori dan pengalamannya di bidang ekonomi sangatlah matang. Hary Tanoe adalah seorang pengusaha yang pandai mengelola perusahaan, keuangan dan pasa modal.
Selain itu, pengalaman dan jaringan bisnis Hary Tanoe memang tak bisa diragukan lagi. Ia telah matang malang melintang ke berbagai manca negara. Bahkan, dengan Presiden sekelas negara Adikuasa pun, Hary Tanoe memiliki hubungan yang sangat dekat.
ADVERTISEMENT
Ada kesamaan antara Hary Tanoe dan Sri Mulyani. Keduanya memiliki jaringan internasional yang sangat luas. Bedanya, jaringan Sri Mulyani hanya sebatas teman atau bahkan hubungan antara atasan dan bawahan, sementara jaringan internasional Hary Tanoe lebih kepada mitra atau kerja sama.
Kesimpulannya, di antara nama-nama tokoh yang berlatar belakang ekonomi di atas, yang paling pantas menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019 adalah Hary Tanoesoedibjo. Jika Jokowi memilih Hary Tanoe sebagai pendamping di Pilpres 2019 nanti, ia tidak perlu pusing tujuh keliling lagi memikrikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bergerak stagnan seperti yang terjadi saat ini. Santai saja. Serahkan saja semuanya sama Hary Tanoe.