Arsenal Butuh 'Berlian' untuk Hadapi City

31 Januari 2019 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyerang Manchester City, Raheem Sterling, melindungi bola dari para pemain bertahan Arsenal. (Foto: Dok. Premier League)
zoom-in-whitePerbesar
Penyerang Manchester City, Raheem Sterling, melindungi bola dari para pemain bertahan Arsenal. (Foto: Dok. Premier League)
ADVERTISEMENT
Baru mendapat angin segar setelah berhasil menyodok ke peringkat empat klasemen sementara Premier League, realitas kembali mesti dihadapi Arsenal. Skuat asuhan Unai Emery itu akan bertandang ke Stadion Etihad, markas Manchester City, pada pertandingan pekan ke-25 Premier League, Minggu (31/1/2019).
ADVERTISEMENT
Rekam jejak Arsenal dengan City dalam beberapa pertemuan terakhir memang mengkhawatirkan. Dari lima pertemuan teranyar, Arsenal hanya berhasil sekali meraih kemenangan. Sedangkan pada tiga pertandingan terakhir, The Gunners gagal mencetak sebiji gol pun sembari kebobolan total delapan gol!
Wajar apabila pertandingan di hari Minggu nanti dinilai akan berjalan satu arah bagi City. Meskipun begitu, ada hal yang rasanya mampu menyelamatkan muka Arsenal dari kekalahan. Hal tersebut adalah "berlian" di lini tengah mereka.
Yang dimaksud sebagai "berlian" adalah skema gelandang Arsenal yang dibentuk menyerupai berlian. Granit Xhaka diposisikan di sentra lini tengah, diapit oleh Matteo Guendouzi dan Lucas Torreira, lalu Mesut Oezil/Aaron Ramsey berada sedikit di depan tiga gelandang ini, di belakang Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette.
ADVERTISEMENT
Pola 1-2-1 di lini tengah ini terbukti efektif bagi Arsenal ketika menghadapi tim yang di atas kertas kekuatannya setara atau satu level lebih tinggi. Pertandingan melawan Chelsea di Stadion Emirates yang berakhir dengan skor 2-0, dua minggu lalu, menjadi bukti yang sahih. Keberhasilan Arsenal untuk melakukan comeback setelah mengubah formasi dari 3-4-3 menjadi 4-1-2-1-2 di pertandingan melawan Tottenham Hotspur bulan Desember 2018 lalu juga menjadi contoh yang baik.
Keberadaan empat gelandang di tengah membuat lini belakang Arsenal menjadi lebih terlindungi. Laga melawan Chelsea lagi-lagi menjadi contoh bagaimana skema ini sangat berguna bagi Arsenal. Pada pertandingan tersebut, The Gunners memang kalah penguasaan bola dari Chelsea, tetapi The Blues hanya mampu menyarangkan satu tembakan yang mengarah ke gawang sepanjang pertandingan.
ADVERTISEMENT
Para pemain Arsenal dan Chelsea berduel. (Foto: Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Arsenal dan Chelsea berduel. (Foto: Reuters/John Sibley)
Disiplinnya Xhaka, Torreira, dan Guendouzi menjaga area beberapa meter di luar kotak penalti menjadi alasan mengapa Chelsea sulit menembus pertahanan Arsenal. Menghadapi tim seperti City yang ditopang oleh gelandang serang kelas wahid macam Kevin De Bruyne dan David Silva, keberadaan tiga gelandang yang memiliki kemampuan bertahan seperti Xhaka, Torreira, dan Guendouzi cukup vital.
Ramsey barangkali akan dipilih Emery ketimbang Oezil untuk pertandingan melawan City nanti. Pasalnya, gelandang asal Wales yang 99% tak akan bermain bagi Arsenal musim depan ini memiliki pergerakan yang lebih baik ketimbang Oezil. Ramsey mampu memberikan opsi gol dari lini kedua, kalau-kalau Lacazette dan Aubameyang mandek di lini depan.
Lebih dari itu, modal Arsenal pun terbilang cukup baik. Aubameyang dan Lacazette tengah tajam-tajamnya, mereka baru saja memetik kemenangan di saat rival-rivalnya gagal meraih poin penuh, dan City baru saja takluk dari Newcastle United.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, tugas Arsenal tak akan berjalan mudah.
Absennya Hector Bellerin karena cedera ACL tampaknya akan menjadi momok terbesar bagi Arsenal untuk mencuri poin dari Etihad. Satu kekurangan terbesar dari skema ini adalah tak adanya lini kedua yang bermain melebar dan memberikan peluang dari sisi lapangan. Tugas ini diemban oleh dua bek sayap Arsenal, yang juga mesti menunaikan kewajiban bertahannya. Untuk urusan ini, sisi kiri Arsenal terbilang cukup aman, mengingat Sead Kolasinac tengah berada dalam form terbaiknya belakangan ini.
Sisi kanan Arsenal-lah yang mengkhawatirkan. Ada jurang perbedaan kualitas yang begitu jauh antara Bellerin antara bek kanan cadangan Arsenal, Ainsley Maitland-Niles, Stephan Lichtsteiner, dan Carl Jenkinson. Tiga bek kanan cadangan ini begitu rapuh ketika bertahan, dan tak memiliki kecepatan untuk menyisiri lapangan.
ADVERTISEMENT
Kelemahan Arsenal inilah yang bisa dieksploitasi City. Leroy Sane yang sejauh ini mencatatkan rataan dua dribel per laga di Premier League memiliki kapabilitas untuk meneror sisi kanan pertahanan Arsenal. Membayangkan duel Sane dengan Maitland-Niles/Lichtsteiner barangkali cukup untuk membuat suporter Arsenal bergidik.
Leroy Sane rayakan gol cepat ke gawang Fulham. (Foto: Action Images via Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Leroy Sane rayakan gol cepat ke gawang Fulham. (Foto: Action Images via Reuters/Jason Cairnduff)
Tak hanya itu, Raheem Sterling yang mengokupasi sisi kanan penyerangan City juga bisa mampu memanfaatkan mobilitas Kolasinac. Sterling yang juga memiliki kecepatan tinggi bisa sewaktu-waktu memanfaatkan ruang kosong yang ditinggal Kolasinac ketika bek asal Bosnia tersebut sedang melakukan overlap untuk membantu penyerangan Arsenal.
Yang lebih mengkhawatirkannya lagi, Pep Guardiola sudah menemukan sesuatu yang salah ketika timnya kalah dari Newcasle.
“Kami tak cukup agresif, kami selalu kalah dalam perebutan bola. Permainan kami begitu lambat karena komitmen kami kurang. Itulah mengapa kami kalah,” ujar mantan manajer Barcelona dan Bayern Muenchen ini pasca laga melawan Newcastle.
ADVERTISEMENT
Pep Guardiola kala memimpin skuatnya. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
zoom-in-whitePerbesar
Pep Guardiola kala memimpin skuatnya. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
City yang tampil agresif adalah mimpi buruk bagi Arsenal. Baik Kolasinac maupun Lichtsteiner rasanya akan limbung jika ditekan oleh Sterling atau Sane—kedua bek ini masing-masing kehilangan bola sembilan kali sepanjang Premier League musim ini. Kiper Arsenal, Bernd Leno, pun tercatat sebagai pemain dengan jumlah eror yang berujung gol terbanyak di Premier League musim ini dengan total tiga eror. Angka ini mengindikasikan buruknya Leno ketika tampil di bawah tekanan.
Yang perlu Arsenal lakukan adalah meminta Xhaka, Torreira, dan Guendouzi untuk tampil disiplin dan Kolasinac serta Maitland-Niles/Lichtsteiner untuk lebih rajin naik turun lapangan. Berlian Arsenal mesti tampil sesolid-solidnya untuk menaikkan kans mereka. Namun, mengingat siapa lawan mereka kali ini, dan rekam jejak mereka yang buruk menghadapi City, tak mengherankan apabila Arsenal akan begitu kesulitan di hari Minggu nanti.
ADVERTISEMENT