Ketika Anak Berebut Perhatian

I Gede Alfian Septamiarsa
Pranata Humas Ahli Muda - Sub Koordinator Komunikasi Pimpinan Biro Administrasi Pimpinan Setdaprov Jatim
Konten dari Pengguna
12 September 2021 21:20 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari I Gede Alfian Septamiarsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perhelatan Olimiade 2020 mencuri perhatian (foto : merdeka.com)
zoom-in-whitePerbesar
Perhelatan Olimiade 2020 mencuri perhatian (foto : merdeka.com)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meskipun diselenggarakan dalam masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, namun tidak menurunkan semangat negara-negara untuk berlaga di Olimpiade ini. Ada 204 negara yang ikut di Ollimpiade yang merupakan event empat tahunan ini.
Ada 33 cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade Tokyo kali ini. Beberapa cabor baru juga mulai diperkenalkan seperti basket 3x3, BMX Freestyle baseball, softball dan balap sepeda madison.
Termasuk Indonesia pun turut mengirimkan atlet-atlet andalannya berkompetisi di Olimpiade. Pada Olimpiade Tokyo 2020 ini, Indonesia meloloskan 28 atlet dari 8 cabang olahraga. Sejumlah cabang olahraga (cabor) diikuti Indonesia. Diantaranya bulu tangkis, angkat besi, atletik, panahan, menembak, dayung, surfing, dan renang. 
Hingga akhir pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia berhasil memperoleh sebanyak 1 medali emas, 1 medali perak, dan 3 medali perunggu. Perolehan kelima medali tersebut berasal dari dua cabor unggulan Indonesia yaitu bulu tangkis dan angkat besi. Karenanya, Indonesia menempati urutan ke-55 di dunia.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui cabor bulu tangkis mendapatkan satu medali emas dari kategori ganda putri Greysia Polii / Apriyani Wahyu dan satu medali perunggu dari kategori tunggal putra oleh Anthony Sinisuka Ginting. Pasangan ganda putri tersebut akhirnya berhasil mengakhiri paceklik medali emas Indonesia di sektor ganda putri dalam sejarah Olimpiade.
Sementara cabor angkat besi menyumbangkan tiga medali yaitu satu medali perak dan dua medali perunggu. Satu medali perak dipersembahkan oleh lifter senior Eko Yuli Irawan di kelas 61 kg putra. Ini merupakan medali keempat Eko sepanjang keikutsertaannya di empat olimpiade berbeda. Sebelumnya, Eko meraih medali perunggu kelas 56 kg putra di Olimpiade 2008 Beijing, medali perunggu kelas 62 kg putra di Olimpiade 2012 London, dan medali perak kelas 62 kg putra di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
ADVERTISEMENT
Kemudian dua medali perunggu dipersembahkan oleh Windy Cantika Aisah di kelas 49 kg putri dan Rahmat Erwin Abdullah di kelas 73 kg putra. Khusus untuk Rahmat Erwin, keberhasilannya di luar dugaan lantaran dia bertarung di kelas B, bukan kelas A sebagaimana rekan-rekannya.
Bagaimana mungkin seorang anak bisa menghasilkan tubuh yang kuat, jika tidak diberikan makanan yang bergizi secara cukup? Bagaimana seorang anak mendapatkan keilmuan yang baik, jika tidak diberikan pendidikan yang layak? Hal-hal seperti inilah yang perlu menjadi perhatian bagi kita semua, termasuk pemerhati olahraga. Sebab hingga ini masih dua cabor yang menyumbangkan medali secara konsisten, yaitu bulu tangkis dan angkat besi.
ADVERTISEMENT
Kedua cabor berprestasi di Olimpiade tersebut memiliki perhatian tersendiri di Indonesia. Bulu tangkis sendiri merupakan salah satu olahraga yang populer di Indonesia selain sepak bola dan bola voli. Pasalnya, olahraga tersebut dapat dilakukan banyak masyarakat baik di lapangan khusus bulu tangkis, hingga di lingkungan rumah. 
Banyak klub bulu tangkis yang menyediakan tempat untuk latihan, pembinaan, sekaligus mencari bibit-bibit atlet masa depan Indonesia. Bahkan klub-klub tersebut menyediakan beasiswa sekolah bagi atlet-atlet berprestasinya.
Atas perolehan medali bulu tangkis, banyak pihak yang berebut untuk memberikan apresiasi khususnya bagi pasangan ganda putri. Ada yang memberikan hadiah apartemen, uang tunai, dan sebagaimya. Sementara cabor angkat besi terus membuat bangga Indonesia. Hingga hari keenam penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020, angkat besi telah menyumbang tiga medali bagi Merah Putih.
ADVERTISEMENT
Angkat besi Indonesia sejatinya punya tradisi bagus di Olimpiade, dimulai dengan keberhasilan Lisa Rumbewas merebut medali perak di Sydney 2000.Pada Olimpiade Sydney 2000, Lisa bukan satu-satunya lifter Indonesia yang sukses membawa pulang medali. Selain Lisa Rumbewas, juga ada Sri Indriyani (perunggu) dan Winarni Binti Slamet (perunggu).
Sejak saat itu, angkat besi tak pernah absen menyumbang medali untuk Indonesia pada ajang Olimpiade.Meski demikian, cabor angkat besi masih sangat sulit untuk diminati seperti bulu tangkis, sepak bola dan bola voli. Sebab, cabang-cabang olahraga tersebut ada pertandingan atau turnamen kejuaraan yang profesional dan hadiahnya sangat besar. Dan, walaupun kalah cabor tersebut tetap diminati masyarakat karena bukan olahraga yang bermain secara individual.
Jika bulu tangkis terdapat banyak klub menyediakan pembinaan, maka untuk angkat besi bisa dilakukan pembinaan usia dini atlet angkat besi baik melalui sentra olahraga maupun Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) seperti yang ada saat ini di berbagai daerah.
ADVERTISEMENT
Selain sosialisasi kemasyarakatan perlu didorong supaya mereka tertarik. Perlu diusahakan untuk bagaimana euphoria masyarakat sama seperti dengan bulu tangkis, sepak bola, bola basket dan bolavoli.Sosialisasi dan pembinaan tersebut perlu terus dilakukan secara bertahap sehingga angkat besi diminta masyarakat. Bahkan, bukan saja di Indonesia, angkat besi dan olahraga seperti panahan, menembak dan olahraga yang jarang ada kejuaraannya nasionalnya kurang diminati. 
Selain itu bentuk apresiasi yang diberikan cabor bulu tangkis juga perlu diberikan juga kepada atlet-atlet angkat besi. Seperti pemberian beasiswa bagi atlet yang berprestasi di tingkat nasional hingga internasional. 
Jika semua perhatian dicurahkan kepada ‘anak’ di Indonesia secara merata, bukan tidak mungkin bisa memacu semangat cabang olahraga lain untuk memperoleh prestasi. Perbaikan melalui perubahan yang sangat ekstrim dengan me-review total pembinaan prestasi dan target-target bisa dilakukan.Tentunya semua perhatian yang diberikan kepada cabor-cabor yang ada di Indonesia bisa membawa kebaikan bagi negara yang berusia 76 tahun pada 2021. Harapan kita tentu dalam Olimpiade dan pertandingan internasional berikutnya, medali bisa disumbangkan dari cabor-cabor yang lain selain bulu tangkis dan angkat besi. 
ADVERTISEMENT
Penulis : I Gede Alfian Septamiarsa, S.Sos, M.I.Kom
Jabatan : Pranata Humas Ahli Pertama Biro Administrasi Pimpinan Setda Prov. Jatim