Membaca Peluang Media Sosial dan Big Data

I Gede Alfian Septamiarsa
Pranata Humas Ahli Muda - Sub Koordinator Komunikasi Pimpinan Biro Administrasi Pimpinan Setdaprov Jatim
Konten dari Pengguna
24 Juli 2021 18:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari I Gede Alfian Septamiarsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Media Sosial (Sumber gambar : pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Keberadaannya multifungsi, tak sekadar menjalin relasi, meningkatkan interaksi komunikasi, tetapi juga menghasilkan keuntungan ekonomi, khususnya bagi penggunanya. Apalagi di masa pandemi seperti saat ini, peran media sosial sangat terasa.
Media sosial awalnya hanya digunakan untuk memungkinkan pengguna berhubungan dengan orang lain lewat perangkat lunak yang dalam komunitas virtual terbatas.
Namun, kini media sosial tidak hanya digunakan sebagai sarana komunitas virtual untuk berinteraksi semata, tetapi juga digunakan sebagai saluran dalam bekerja.
Pertumbuhan pengguna internet 175,4 juta di Indonesia hingga Januari 2020. Pengguna bertambah 25 juta (17 persen) antara 2019 dan 2020. Sementara penetrasinya di Indonesia mencapai 64 persen pada Januari 2020.
Menurut laporan Hootsuite (We are Social), setidaknya ada 338,2 juta koneksi seluler di Indonesia pada Januari 2020. Jumlah koneksi seluler di Indonesia meningkat 15 juta (4,6 persen) antara Januari 2019 dan Januari 2020. Jumlah koneksi seluler di Indonesia pada Januari 2020 sudah setara dengan 124 persen dari total populasi.
ADVERTISEMENT
Pengguna media sosial di Indonesia, menurut Hootsuite (We are Social), telah mencapai 160 juta pengguna media sosial di Indonesia pada Januari 2020. Jumlah pengguna media sosial di Indonesia meningkat 12 juta (8,1 persen) antara April 2019 dan Januari 2020. Penetrasi media sosial di Indonesia sebesar 59 persen pada Januari 2020.
Melihat data demikian, membuat sektor pemerintah menggunakan media sosial untuk menyampaikan informasi dengan sasaran masyarakat lebih massif lagi. Banyak media sosial milik pemerintah telah menyajikan konten yang bervariasi dan kreatif. Akan tetapi berkaitan dengan keluhan atau kritikan yang disampaikan melalui komentar, jarang difollow up.
Hasilnya, pengakses media sosial merasa berinteraksi dengan mesin atau admin. Ini menjadi kesalahan besar dan disayangkan. Padahal penggunaan media sosial ini bisa menjadi media interaktif antara pemerintah dengan masyarakat hingga menggali data keinginan masyarakat, demografi masyarakat, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Dari aktivitas yang kita lakukan, melalui media sosial bisa mengamati setiap aktivitas kita di aplikasi tersebut. Seperti memata-matai dan menganalisa terus menerus apa yang kita lihat, tonton, “like” atau sukai, apa yang kita baca, siapa teman akrab bahkan keluarga kita, bahkan di tahun politik seperti saat ini mereka bisa mengetahui siapa politisi yang kita dukung.
Lama-lama kelamaan, mereka memahami hal apa yang menjadi kesukaan dan selera kita.
Dengan analisa dan pemahaman mereka tersebut, mereka akan memanfaatkannya dengan menaruh linimasa yang kita sukai, setiap saat. Perusahaan tersebut tidak peduli baik buruknya konten yang mereka tampilkan di linimasa kita, karena yang penting, konten mereka terpilih akan menyita perhatian dan membuat kita lebih lama menghabiskan waktu di aplikasi.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, Kepala Daerah X mentwit tentang jalan, akan tetapi respond atau engagementnya sedikit. Akan tetapi kalau yang ditwit masalah tempat nongkrong, hasil engagementnya tinggi. Apalagi tentang kondisi kemacetan hasilnya bisa luar biasa engagement.
Manfaat seperti inilah yang bisa digunakan pemerintah untuk menggali data hingga mendorong terwujudnya big data. Apalagi isu mengenai big data dan penggunaannya dalam berbagai aspek kehidupan mulai ramai diperbincangkan baik di dunia bisnis, pemerintahan, maupun akademisi.
ADVERTISEMENT
Namun sebagai pemerintah, data-data yang diperoleh dari hasil riset dan insight dalam media sosial tersebut hendaknya digunakan secara bijak. Dan manfaatnya bisa dirasakan masyarakat luas.
Penulis : I Gede Alfian Septamiarsa, S.Sos, M.I.Kom
Jabatan : Pranata Humas Ahli Pertama Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur