news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Nikmatnya Berbuka Puasa di Masjid Jogokariyan

Gembul Foodie
Pria Gembul Penikmat Makanan ▶️Jangan takut gendut, yuk kulineran◀️ 🍴 HALAL ONLY 🏡 YK, IND 📢 #sobatgembul #nakdek 📬 [email protected]
Konten dari Pengguna
28 Mei 2019 8:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gembul Foodie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Memasuki minggu terakhir bulan Ramadan, kalian sudah buka bersama (bukber) ke mana saja? Hehe. Kalau gembul sih sudah buka bersama bareng teman SD, SMP, SMA, kuliah, teman dekat, temen kantor dan masih banyak bukber lainnya. Bahkan membuat bulan puasa tahun ini malah jadi boros banget.
ADVERTISEMENT
Untunglah masih banyak masjid-masjid yang menyediakan takjil enak dan gratis di setiap buka puasa hingga lebaran tiba. Salah satunya yang paling terkenal banget itu ada di Masjid Jogokariyan, Mantrijeron, Yogyakarta. Setiap harinya mereka bisa menyajikan hingga 3 ribu porsi takjil lho. Kebayang enggak tuh repotnya nyiapin buka puasa sebanyak itu?.
Ada 3.000 porsi yang disediakan masjid jogokariyan untuk takjil setiap harinya
Jadi, gembul kemarin sudah kepo-kepo nih, guys. Soal sejarah pertakjilan di masjid Jogokariyan. Gimana awalnya dulu, hingga bisa sampai sekarang sebanyak ini dan tentunya bagaimana cara mengelolanya. Karena memang banyak banget orang yang dilibatkan dan tentunya ribet banget, ya?
Takjilan di masjid Jogokariyan ini sudah berlangsung cukup lama, sudiah sejak 1966. Namun, pada waktu itu konsepnya masih konvensional. Jadi jatah untuk memberi takjil perharinya diberikan langsung kepada keluarga yang ingin memberikan takjil.
ADVERTISEMENT
Namun seiring berjalannya waktu dan karena pertumbuhan masyarakat yang kian membesar, kebutuhan takjil pun semakin banyak maka konsep pun diubah.
Papan nama masjid yang kekinian, lebih menarik orang orang untuk datang dan akhirnya berfoto
Sekitar tahun 2004, dibuatlah event kampung Ramadan Jogokariyan untuk memeriahkan bulan Ramadan. Perlahan tapi pasti, masjid Jogokariyan dan kampung Ramadan mulai dikenal oleh masyarakat luas.
Sehingga terjadilah rebranding konsep buka puasanya, yang awalnya jatah takjil itu diberikan kepada satu keluarga untuk satu hari. Akhirnya diubah menggunakan konsep sharing dengan detail jumlah anggaran harga yang dibutuhkan, dari awal hari pertama buka puasa hingga hari terakhir buka puasa.
Dengan detail anggaran yang terstruktur,munculah biaya untuk buka puasa dengan maksimal anggaran sebesar Rp 10 ribu per orang. Misalnya, kamu memiliki uang Rp 100 ribu yang ingin disumbangkan ke masjid Jogokariyan, maka uang tersebut bisa digunakan untuk membuat takjil yang akan diberikan kepada 10 orang, dan seterusnya berlaku kelipatannya.
ADVERTISEMENT
Lalu bentuk donasinya tidak harus selalu berupa uang. Bisa juga dalam bentuk beras, minyak, gula, gas, nanas ataupun bahan yang lain yang dibutuhkan. Takjil yang dibagikan pun cukup unik karena menggunakan piring, dengan piring makan buka puasa jadi lebih nikmat dan kesan kekeluargaan jadi lebih terasa.
Piring juga bisa digunakan berkali-kali, sehingga tidak menimbulkan sampah yang lebih banyak lagi. Siapapun bebas mau menyantap takjil di masjid Jogokariyan. Yang penting setelah selesai makan piringnya jangan lupa dikembalikan.
Siapapun bebas mengambil takjil. Satu orang satu takjil dan pirinya nanti dikembalikan
Menu buka puasanya juga beragam lho guys, biar tidak bosan. Tapi untuk menu yang akan disajikan tiap harinya, masyarakat umum tidak mengetahui. Cukup kalangan internal masjid dan kelompok ibu-ibu dasawisma saja yang tau. Nantinya ibu-ibu dasawisma inilah yang akan memasak aneka jenis lauk makanan untuk berbuka puasa. Bisa telur, bisa ayam, bisa bistik, bisa ikan.
Proses memasak nasi untuk persiapan takjil di Masjid Jogokariyan
Sedangkan untuk minumannya masjid Jogokaryian punya ciri khas yakni es setup nanas. Ini rasanya enak banget, menyegarkan dan manisnya pas. Minuman ini yang selalu dicari-cari kalau buka puasa di masjid Jogokariyan, karena memang menjadi branding dan ciri khasnya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk memasak nasi, menyiapkan minuman dan mencuci peralatan, piring, gelas, dilakukan oleh pihak takmir masjid, dengan cara mempekerjakan beberapa orang yang nantinya akan dibayar dengan dana dari masjid.
Masyarakat sekitar turut aktif dengan menjadi relawan yang menyiapkan dam membagikan takjil
Nasi dan aneka lauk makanan untuk berbuka puasa akan mulai disiapkan di piring itu setelah selesai salat Ashar. Proses menyiapkan dan pendistribusian takjil ini biasanya dibantu dari relawan warga sekitar. Ada yang dari pemuda, bapak-bapak, ibu-ibu. Banyak yang tergugah untuk membantu dan meramaikan jalannya takjilan di masjid Jogokariyan. Kemudian warga umum bisa mengambil setelah jam 16.00 WIB.
Ingat ya, mengambil takjilnya cukup satu orang satu piring saja. Karena biar yang lain juga bisa merasakan. Jadi saran gembul jika kalian ingin berbuka puasa di sini bisa datang sebelum jam 17.00 WIB, dengan mengambil makanan terlebih dahulu dan kemudian mencari tempat yang nyaman untuk menunggu berbuka. Semakin mendekati waktu berbuka maka hiruk pikuk lalu lintas akan semakin padat.
ADVERTISEMENT
Maka jangan heran bila kalian akan melihat banyak orang akan ngemper disepanjang jalan masjid, duduk begitu saja tanpa alas karena memang tempatnya terbatas dan orangnya makin banyak.
Antusias masyarakat yang cukup tinggi, hingga sampai keluar masjid
Jadi sudahkah kamu mampir ke masjid Jogokariyan pada puasa tahun 2019 ini? Di sini banyak yang seru dan enak-enak lho. Kalian bisa jajan dulu di pasar Ramadannya lalu bisa sekalian berbuka puasa dengan hidangan yang sudah disediakan oleh masjid. Antusias masyarakat dan pengunjung yang datang memang cukup tinggi, karena terkadang ada yang datang hanya untuk berbuka bahkan berasal dari lokasi yang jauh. Banyak juga kegiatan Ramadan yang diberikan oleh masjid Jogokariyan selama bulan puasa ini , dan yang paling seru biasanya adalah saat menanti berbuka puasa.
Bersiap siap untuk berbuka puasa dengan takjil dari Masjid Jogokariyan
ADVERTISEMENT