Jangan Salah, Perbedaan Tenaga dan Torsi pada Mesin Mobil yang Perlu Kamu Tahu

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
13 Januari 2021 15:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mobil. Foto; Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mobil. Foto; Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi penikmat dunia otomotif khususnya mobil pasti kerap mendengar soal daya kuda (dk) atau horse power (hp), dan torsi pada sebuah mobil. Banyak yang menganggap bahwa semakin besar kedua nilai tersebut, maka kendaraan dapat melaju semakin cepat.
ADVERTISEMENT
Hal ini memang tidak sepenuhnya salah, namun dalam beberapa kasus, dk ataupun torsi yang besar tidak menghasilkan kendaraan yang dapat melaju dengan cepat juga. Lalu sebenarnya, apa itu dk dan torsi?
Sebuah akun di YouTube yang menamakan diri mereka Engineering Explained menjabarkan apa itu daya dan torsi.
Kita mulai dari torsi. Torsi adalah hasil perkalian dari gaya dengan jarak. Untuk mempermudah penjelasan ini, mari gunakan kunci pas sebagai analogi. Gaya yang dihasilkan untuk menggeser kunci ke jarak tertentu adalah torsi.
Di dalam mesin kendaraan, pembakaran menghasilkan gaya untuk mendorong piston, yang kemudian mendorong poros engkol (cranckshaft) ke jarak tertentu. Piston dan poros engkol inilah yang kemudian menghasilkan gaya putar.

Apa Itu Daya Kuda pada Mesin Mobil?

Ilustrasi mobil balap. Foto: Pexels
Daya kuda adalah nilai yang menunjukkan sebuah gaya telah dilakukan. Torsi yang dikalikan dengan rpm akan menghasilkan daya kuda.
ADVERTISEMENT
Sederhananya, semakin cepat poros engkol berputar dengan gaya yang sama, semakin besar gaya yang akan dihasilkan mesin. Sebuah mobil dengan dk yang lebih besar daripada torsi akan selalu melaju lebih cepat, karena ini memberi mobil percepatan dan kecepatan.
Lebih lanjut, di video tersebut menjabarkan sebuah contoh. Dua mobil dengan rasio perpindahan gigi yang sama, satu menggunakan mesin Diesel dengan torsi 200 pound-feet (271 Nm) dan yang lainnya menggunakan mesin berbahan bakar bensin dengan torsi 100 pound-feet (135 Nm).
Hasilnya, mobil dengan mesin Diesel memiliki torsi lebih besar dua kali lipat akan mengalami percepatan yang lebih cepat, karena mesinnya punya gaya yang terus dipacu lebih besar untuk menghasilkan tenaga lebih banyak.
Pajero Sport. Foto: Pexels
Namun, mesin ini hanya akan mengalami perputaran sampai 2.626 rpm saja, sementara mesin dengan bensin akan berputar sampai 5.252 rpm.
ADVERTISEMENT
Mesin berbahan bakar bensin akan kalah akselerasi pada awalnya, tapi mesin ini tidak perlu mengganti gigi sementara mesin Diesel akan dituntut melakukan pergantian gigi. Keduanya akan menawarkan besaran kecepatan yang sama, tapi mesin Diesel akan berakselerasi lebih cepat.
Inilah mengapa torsi rendah menjadi sangat penting untuk menghasilkan akselerasi yang lebih baik pada beberapa kesempatan.
Torsi yang lebih besar tidak berarti satu kendaraan akan melaju lebih cepat daripada yang lainnya. Contoh lain yang diberikan Engineering Explained adalah sebuah Ford F-250 yang menghasilkan torsi 925 pound-feet (1.254 Nm), diadu dengan Honda S2000 yang hanya menghasilkan torsi 162 pound-feet (219 Nm).

Jangan Lupakan Power to Weight Ratio

Ilustrasi mobil balap. Foto: Pexels
Pada kasus ini mobil yang disebut belakangan akan melaju lebih cepat, walaupun daya kudanya lebih kecil. Hal ini dikarenakan oleh faktor lain yang lebih vital yaitu power to weight ratio (rasio tenaga terhadap beban).
ADVERTISEMENT
Honda S2000 yang berbobot 1.270 kg akan menyentuh 100 km dalam 5,7 detik, sementara Ford F-250 yang berbobot 3.764 kg mencapai kecepatan yang sama dalam 6,9 detik. Ini menunjukkan bahwa power-to-weight ratio lebih penting ketimbang weight-to-torque ratio (rasio beban terhadap torsi) untuk berakselerasi.
Beban dan torsi, kedua hal itu disebut-sebut sebagai faktor penting untuk menentukan kemampuan mesin. (bel)