
ADVERTISEMENT
Masalah rasisme bukan hal baru di Amerika Serikat . Mayoritas orang kulit putih selalu merasa superior dibanding orang kulit hitam dan kelompok ras lainnya. Masalah tersebut sering kali menjadi akar dari masalah sosial lainnya, seperti perampokan, penyiksaan, sampai pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Salah satu kejahatan atas dasar rasis yang pernah terjadi di Negeri Paman Sam adalah pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Joseph Paul Franklin. Pembunuh yang berasal dari Alabama tersebut telah menebar teror pada orang kulit hitam dan kelompok Yahudi sejak tahun 1970-an.
Terinspirasi dari Adolf Hitler

Pada tahun 1960-an, Franklin terinspirasi untuk mencoba memulai perang ras setelah membaca manifestasi politik Adolf Hitler, yaitu Mein Kampf.
Ia kemudian bergabung dengan kelompok supremasi kulit putih setelah berpindah agama menjadi Kristen Evangelis. Selain itu, ia juga bergabung dalam Partai Kulit Putih Sosialis dan organisasi rasis Ku Klux Khan.
Melakukan Penyerangan dan Pembunuhan

Franklin memulai aksi pembunuhannya pada tahun 1977. Ia berkeliaran di Pantai Timur AS untuk membunuh orang kulit hitam dan kelompok Yahudi. Selain itu, ia juga melakukan pengeboman di beberapa sinagoge di Chattanogga dan Missouri. Dua orang tewas dalam kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1978, Franklin melakukan percobaan pembunuhan terhadap Larry Flynt, penerbit majalah Hustler. Ia mengincar Flynt setelah majalah tersebut menayangkan hubungan seks antar-ras. Walaupun Flynt selamat, ia harus mengalami kelumpuhan permanen pada bagian pinggang sampai kaki.
Selanjutnya, pada tahun 1979, ia menembak mati Harold Mclver, manajer Taco Bell yang berkulit hitam. Mclver menjadi incarannya lantaran dekat dengan wanita kulit putih.
Puncak kejahatannya adalah saat Franklin melakukan percobaan pembunuhan terhadap Veron Jordan, seorang aktivis HAM di AS. Hal itu ia lakukan setelah melihat Jordan sedang bersama wanita kulit putih di Fort Wayne, Indiana. Untungnya, Jordan selama dalam upaya pembunuhan tersebut.
Divonis Hukuman Mati
Franklin akhirnya ditangkap pada Oktober 1980. Aksi sadis yang ia lakukan telah menewaskan lebih dari 15 orang yang merupakan pria kulit hitam dan kelompok Yahudi. Atas kejahatannya tersebut, ia dijatuhi empat hukuman seumur hidup dan hukuman mati.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh surat kabar St. Louis Post Dispatch pada 17 November 2013, Franklin mengakui sikap rasisnya sebagai konsekuensi dari pengasuhan yang kasar. Setelah berinteraksi dengan orang kulit hitam di penjara, ia menyadari bahwa mereka semua sama seperti orang-orang pada umumnya.
Namun, penyesalan memang selalu datang terlambat. Pada 20 November 2013, ia harus menghadap kematian dengan hukuman suntik mati. (mit)