Kehidupan Seks Ternyata Bisa Memengaruhi Karier, Kok Bisa?

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
24 Februari 2021 11:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kehidupan seks. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kehidupan seks. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kehidupan seks bagi beberapa di antara kita mungkin beranggapan bahwa tidak memiliki dampak atau pengaruh pada performa karier. Namun faktanya, kepuasan dalam hubungan seks justru dapat memengaruhi performa karier seseorang.
ADVERTISEMENT
Hal ini dibuktikan dengan pernyataan dari dr. Haekal Anshari, M.Biomed (AAM), anggota Asosiasi Seksologi Indonesia, seperti dikutip dari wawancara bersama kumparanWOMAN.
Menurut praktisi di bidang estetik, anti-aging medicine, dan seksologi itu, terdapat hubungan tidak langsung antara kepuasan seks dengan performa karier. Sebab, hubungan seksual yang memuaskan bagi kedua belah pihak dapat meningkatkan rasa percaya diri hampir di setiap aspek kehidupan, termasuk pekerjaan.
"Apabila kualitas hubungan seksual yang baik terus berlangsung dalam jangka panjang, ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga organ tubuh dapat berjalan dengan optimal. Hasilnya, seseorang menjadi lebih fokus dan produktif dalam berkarier," ungkapnya.
Ilustrasi bekerja. Foto: Shutterstok
Dampak positifnya seseorang menjadi bisa lebih fokus dan produktif dalam karier. Namun sebaliknya, pasangan yang memiliki hubungan seksual tidak memuaskan bisa merasa jengkel, tidak senang, murung, bahkan rendah diri. Akhirnya, hal ini pun bisa menurunkan gairah dan minat seseorang, termasuk dalam bidang pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, diperlukan upaya dari kedua belah pihak agar kehidupan seksual mereka tetap memuaskan dan menarik. Hal ini berlaku bagi setiap pasangan, bahkan bagi mereka yang memiliki jadwal sibuk sekalipun.
Menurut dr. Haekal, mereka yang memiliki segudang aktivitas tetap harus menjaga komunikasi yang intens dengan pasangannya. Ia juga mengatakan bahwa aktivitas untuk menjaga dan meningkatkan gairah seksual tidak harus selalu dalam bentuk sentuhan fisik.
Ilustrasi kehidupan seks. Foto: Shutterstock
"(Ini bisa dilakukan) dalam bentuk komunikasi, seperti perhatian romantis yang dicurahkan melalui pesan teks, video call, telepon, dan lain-lain," ujar dr. Haekal.
"Dengan demikian, meski sama-sama sibuk, tapi tetap terasa hangat kehidupan seksualnya," ungkapnya menambahkan.
Selain itu, menurut dokter lulusan Universitas Udayana ini, pasangan bisa menjadwalkan untuk melakukan hubungan seks secara rutin atau justru secara spontan. Yang penting, kedua pihak bisa menikmati kegiatan tersebut dan tidak terasa menyakitkan, baik secara fisik maupun psikis.
ADVERTISEMENT

Cara Mengatasi Gairah Seks yang Menurun akibat Aktivitas

Ilustrasi Masalah Seks Suami Istri Foto: Shutterstock
Pentingnya menjaga kepuasan hubungan seks, terkadang membuat beberapa pasangan terjebak dalam rasa malas karena terlalu lelah dengan aktivitas sehari-hari. Bisa jadi, ada di antara mereka yang menganggap bahwa hubungan seks di saat seperti itu bagaikan membuang waktu.
Padahal, hal ini tidak seharusnya terjadi. Bila dibiarkan terlalu lama, hal ini dikhawatirkan dapat memengaruhi kondisi fisik dan mental seseorang, juga membuat hubungan antara pasangan menjadi renggang.
Maka, dr. Haekal menyarankan agar pasangan duduk bersama untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Ia juga menyarankan agar kita mengingat bahwa harus ada keseimbangan dalam hidup, antara bekerja dan rekreasi.
"Aktivitas seksual termasuk bagian dari rekreasi, seperti halnya liburan. Apabila sudah suntuk dalam bekerja, maka melakukan hubungan seksual bisa jadi cara untuk 'membuat rileks' tubuh dan pikiran," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dokter Haekal juga kembali menekankan pentingnya menjaga komunikasi antar pasangan. Jangan sampai sebuah hubungan seks hanya memuaskan satu pihak saja. (Via)