Menurut Riset Seperti Ini Karakter Pria yang Langganan Jasa Prostitusi

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
19 Oktober 2020 11:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi prostitusi. Foto: Pinterest
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi prostitusi. Foto: Pinterest
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu belakangan ini kita sempat dihebohkan dengan kasus prostitusi online. Terlebih terkuak bahwa terdapat beberapa selebriti Indonesia yang terlibat dalam kasus prostitusi online. Tentu hal ini membuat banyak kalangan tak menyangka. Yang terbaru adalah artis FTV, Hana Hanifah yang sempat dituding terlibat kasus prostitusi online. Ia tertangkap di salah satu hotel di Medan sedang bersama laki-laki dalam keadaan tanpa busana.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui, sejauh ini sudah banyak beberapa riset yang berusaha mempelajari prostitusi. Salah satu risetnya yaitu mengenai karakter pria yang langganan menggunakan jasa prostitusi.
Riset itu telah terbit di International Journal of Offender Therapy and Comparative Criminology pada 2013. Riset tersebut menunjukkan bahwa pria yang secara aktif mencari pelacur tidak memiliki "kualitas" berbeda dibanding dengan kebanyakan pria.
Menurut para peneliti riset tersebut, pria-pria pemakai jasa prostitusi hanya sedikit yang sudah menikah, kemudian juga sangat sedikit yang memiliki pekerjaan penuh, dan sedikitnya lagi mereka yang memiliki pandangan liberal atas seks dibanding pria yang tidak pernah menggunakan jasa tersebut.
Selain itu, peneliti juga menemukan fakta terdapat sekelompok kecil, mereka para pengguna jasa yang sangat aktif dan memiliki karakteristik yang mencolok.Hasil survei menunjukkan, sebagian besar mereka telah menikah dan memiliki penghasilan di atas 120 ribu dolar atau sekita 1,6 miliar rupiah.
Ilustrasi prostitusi. Foto: Pinterest
Meski begitu, banyak dari mereka berpendidikan S1 dan intensitas pemikiran tentang seks lebih tinggi dibanding kelompok pria lainnya. Bahkan, mereka juga sering menuliskan ulasan di internet pelacur yang mereka gunakan.
ADVERTISEMENT
Para peneliti juga mengungkapkan bahwa para pria tersebut tidak mengalami suatu kelainan psikologis ataupun mental. Hal ini kontras dengan temuan yang biasa didapatkan oleh beberapa kelompok anti prostitusi.
Selanjutnya terdapat riset lain, organisasi non profit Prostitution Research & Education yang membandingkan 101 pria yang pernah membeli seks dengan 100 pria lain dengan usia, ras, dan tingkat pendidikan sama yang belum pernah melakukan hal itu.
Hasil riset tersebut menunjukkan, pria yang gemar membeli seks lebih banyak memiliki catatan kriminal dibanding dengan pria yang belum pernah membeli seks.
Meski begitu, patut dipahami bahwa riset-riset tersebut dilakukan di Amerika Serikat. Tentu ada kemungkinan hasil yang berbeda saat riset dengan cara yang sama dilakukan di Indonesia dengan beragam faktor yang membedakannya.
ADVERTISEMENT
Hasil riset-riset itu sendiri menyarankan pihak berwajib untuk mengedukasi pria yang ditangkap karena terlibat kasus prostitusi, dengan asumsi para pria ini perlu diberikan penanganan atas masalah emosi dan ketagihan seksual mereka.
(mon)