Pernah Merasakan Deja Vu? Ternyata Begini Penjelasan Ilmiahnya

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
11 Juni 2021 8:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi deja vu. Foto: Pinterest
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi deja vu. Foto: Pinterest
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernah merasakan perasaan yang sama saat mengalami sesusatu seperti itu pernah terjadi sebelumnya? Ternyata ini dinamakan deja vu. Banyak yang menghubungkan ini dengan kemampuan membaca masa depan. Namun, juga bisa dijelaskan secara sains lho!
ADVERTISEMENT
Istilah deja vu diciptakan oleh ilmuwan Perancis Emile Boirac pada tahun 1876 silam. “Deja vu” berasal dari bahasa Perancis, “déjà vu”, yang berarti “pernah dilihat”.
Deja vu adalah fenomena yang dirasakan pikiran manusia dimana suatu peristiwa tampak familiar dan sudah dirasakan sebelumnya. Sebelum adanya penelitian lebih dalam tentang fenomena ini, deja vu dianggap sebagai peristiwa paranormal atau disfungsi neurologis lho.
Ilustrasi merasa deja vu. Foto: Getty Images
Menurut hasil riset Profesor Alan Brown dari South Methodist University dalam buku “The Déjà Vu Illusion: Current Directions in Psychological Science", menjelaskan bahwa ada dua pertiga populasi dunia pernah mengalami deja vu.
Riset lain menyebut angka 60-80 persen populasi dan paling sering dialami oleh kelompok usia 15-25 tahun.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini disebabkan terstimulasinya sel sel otak bagian samping tepat di atas telinga yang dinamakan lobus temporal oleh rangsangan listrik. Efeknya berlanjut dari satu sel ke sel-sel lain seperti efek domino. Jika area terdampak luas, maka akan terjadi epilepsi, yaitu subjek kehilangan kontrol terhadap gerak dan pikiran.
Ilustrasi deja vu. Foto: Youtube/@Neuron
Jika stimulasi berhenti sebelum menyebar luas, deja vu akan terjadi, karena lobus temporal ini adalah bagian otak yang bertanggung jawab terhadap memori. Jadi akan timbul perasaan familier seperti kita pernah mengalaminya sebelumnya.
Deja vu adalah fenomena populer yang hingga saat ini sains masih menganggapnya sebagai sebuah misteri dan belum ada jawaban secara pasti. Ada beberapa penelitian yang telah diterbitkan untuk mencoba menjabarkan deja vu, namun para ilmuwan belum bisa memberikan jawaban secara pasti dan komprehensif atas apa yang menyebabkan deja vu terjadi.
ADVERTISEMENT
Jadi, apakah kamu pernah merasakan fenomena deja vu? (via)