Bambang Pamungkas dan Ingatan yang Membekas

Gerry Maulana Putra
Mahasiswa Akuntansi di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
Konten dari Pengguna
21 September 2021 21:33 WIB
comment
268
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gerry Maulana Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bambang Pamungkas. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Bambang Pamungkas. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
Ingat aku kecil dulu
Aku bertanya itu siapa
Sundulan keras masuk ke gawang
ADVERTISEMENT
Ayahku berkata
Bambang Pamungkas
Berlari tanpa henti
Bermain dengan hati
Bambang Pamungkas
Lirik di atas merupakan lagu dari Merseyside--salah grup musik yang ternama di kalangan Jakmania--yang berjudul Bambang Pamungkas. Ya, seperti yang tertulis pada lirik di atas, Bepe--sapaan akrab Bambang Pamungkas--memang identik dengan sundulan yang keras dan mematikan.
Tingginya memang hanya 170 sentimeter, tapi lompatannya bisa menyamai, bahkan melampaui, pemain-pemain yang tingginya lebih menjulang darinya. Tak sekadar lompatan yang tinggi, Bepe juga bisa melayang dan mematung di udara untuk beberapa saat. Kelihaian Bepe di duel-duel udara, membuat saya memilihnya sebagai atlet idola dalam "Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU"".
Bepe sendiri dalam suatu wawancara pernah membocorkan rahasia mengapa ia bisa begitu menakutkan di udara. Menurut pria yang lahir di Semarang 41 tahun yang lalu itu, ada dua perkara yang wajib dimiliki oleh pemain yang ingin piawai dalam duel-duel udara, yakni otot kaki yang kuat dan keseimbangan.
ADVERTISEMENT
Bepe bukan cuma kuat tentang duel-duel di udara, pemain jebolan Diklat Salatiga ini juga piawai mengeksekusi tendangan bebas dan penalti. Mantan penggawa Selangor FA ini juga memiliki penyelesaian akhir yang klinis. Ketajamannya dalam membobol gawang lawan diejawantahakan dengan torehan 200 gol untuk Persija Jakarta dan 38 gol kala berseragam timnas Indonesia.
Karismatik dan Bersahaja
Bukan hanya pandai dalam urusan menendang dan menyundul bola, Bepe juga merupakan pribadi yang karismatik dan bersahaja. Tak heran jika pemain yang identik dengan nomor punggung 20 ini begitu disegani dan dikagumi oleh kawan, lawan, dan juga masyarakat Indonesia. Karismanay berhasil meluluhkan hati saya untuk menjadikannya atlet idola dalam "Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU"".
ADVERTISEMENT
Saya yakin, dengan atau tanpa mereka sadari, tiap kali bek-bek muda Indonesia kedapatan berduel dengan Bepe akan terjebak dalam situasi yang dilematis. Ya, terus menjalankan tugasnya sebagai pemain bertahan, atau menatap dan mengagumi sejenak sosok yang selama ini (mungkin) menjadi idolanya tersebut.
Bepe memang sosok yang tepat untuk dijadikan panutan bagi pesepakbola-pesepakbola muda yang baru ingin merintis karier profesional di lapangan hijau. Ia loyal dan profesional. Ia bahkan tak mau bermain tarkam (pertandingan sepakbola antar kampung) di sela-sela jeda kompetisi.
Pencetak gol terbanyak kedua sepanjang masa di timnas Indonesia ini memang terlampau karismatik dan bersahaja. Karismanya memancar dengan bersahaja, dan memenuhi seisi ruangan di mana pun Bepe berada. Bepe adalah Ariel Noah dari lapangan hijau.
ADVERTISEMENT
Ingatan yang Membekas
Pengujung Desember 2011. Tepatnya, di Sabtu pagi yang sejuk, saya dan seorang teman berkesempatan untuk menengok dari dekat penggawa Persija berlatih. Kala itu, Macan Kemayoran menggelar latihan di GOR Ciracas, Jakarta Timur.
Karena jarak dari tempat tinggal kami ke GOR Ciracas terhitung dekat atau 1.1 KM menurut Google Maps, maka kami ke sana dengan berjalan kaki. Setelah beberapa menit perjalanan, kami tiba di GOR. Berhubung Jakmania yang hadir tidak banyak, kami pun bebas memilih spot terbaik untuk duduk.
Jujur, tujuan utama kami menyaksikan latihan tersebut adalah tidak lain dan tidak bukan untuk bercengkerama dan meminta tanda tangan para penggawa Macan Kemayoran, terutama sang ikon tim, Bambang Pamungkas. Itu saja. Tidak kurang, tidak lebih.
ADVERTISEMENT
Itu bukan kali pertama kami menyaksikan kesbelasan yang lahir tahun 1928 itu berlatih. Sebelumnya, saya sempat beberapa kali menonton latihan penggawa Macan Kemayoran. Tapi, karena ramainya Jakmania yang datang, tujuan utama kami tak pernah terwujud.
Nampaknya hari itu adalah salah satu hari keberuntungan kami. Pasalnya di hari itu, tujuan kami untuk bercengkerama dan meminta tanda tangan para pemain Persija, terlebih Bambang Pamungkas akhirnya tercapai. Di hari itu, pungguk berhenti merindukan bulannya. Benar kata D'MASIV, Tuhan memang selalu bersama hamba-hamba-Nya yang sabar dan tak kenal putus asa.
Kaos bertanda tangan Bambang Pamungkas dan beberapa penggawa Macan Kemayoran. Foto: Gerry Maulana Putra
Kami berhasil bercengkerama dan mengantongi tanda tangan pelatih, staff, dan beberapa pemain Macan Kemayoran, termasuk Bambang Pamungkas. Saya senang sekali bisa mengamankan tanda tangan Bambang Pamungkas, atlet idola yang saya tulis di "Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU"".
ADVERTISEMENT
Bepe memang tak lagi merumput di lapangan hijau. Ia sudah pensiun di Akhir musim 2019 lalu. Dan kini ia menjabat sebagai manajer dari Persija Jakarta. Hari-harinya hanya akan disibukkan untuk mengurusi apa-apa yang dibutuhkan oleh para penggawa Macan Kemayoran.
Meski begitu, Bambang Pamungkas dengan sundulan-sundulannya, karismanya yang bersahaja, dan beragam prestasi bersama tim dan individu yang ia raih, akan selalu membekas dalam ingatan penikmat sepakbola Indonesia.
Tetap semangat dan sukses selalu.