Belajar dari Kasus Anak Kecil yang Terlindas Mobil Saat Isi Bensin

2 Juli 2017 14:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas SPBU sigap untuk bertugas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas SPBU sigap untuk bertugas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebuah video rekaman kamera pengawas (CCTV) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) viral di media sosial. Dalam video terlihat seorang anak kecil yang luput dari pengawasan orang tua terlindas mobil sedan ketika sang orang tua mengantre.
ADVERTISEMENT
Belum jelas di mana lokasi kejadian ini. Informasi lanjutan soal kondisi korban maupun para pihak yang terlibat kecelakaan juga belum terjawab. Pihak Pertamina yang dihubungi kumparan (kumparan.com) sampai pukul 14.00 WIB, belum juga mengetahui soal kejadian tersebut.
"Itu kejadiannya di mana mas dan kapan?" kata VP Communication Pertamina Adiatma Sadjito saat dikonfirmasi.
Meski begitu, dari video tersebut ada beberapa hal yang bisa diambil pelajaran, baik dari sisi pengendara motor maupun pengendara mobil. Menurut pendiri Jakarta Defensive Driving Community (JDDC) Jusri Pulubuhu, insiden itu terjadi karena kelalaian dua belah pihak.
"Dalam kasus ini, kalau dari dilihat dari (sudut pandang) hukum semuanya bisa kena. Tapi kalau menurut saya pengendara motor tidak kena (dari sisi hukum) karena lagi berhenti bukan naik motor," kata dia.
ADVERTISEMENT
Pemotor patuhi SOP
Jusri menambahkan, sepeda motor hanya diperkenankan untuk dua orang, namun faktanya pemotor tiga penumpang sekaligus; dua orang anak dan satu dewasa.
"Ketika terpaksa harus membawa anak, saat mengisi bensin ada SOP; tidak boleh menggunakan telepon, merokok, dan kamera. Kalau dia bawa anak, maka pastikan keselamatan si anak. Tempatkan anak di tempat yang mudah diawasai dan aman, jangan dia taruh di seberang -- katakanlah ada minimarket," jelasnya saat dihubungi kumparan (kumparan.com).
Berkendara dengan buah hati, khususnya yang menggunakan sepeda motor memang perlu waspada. Awasi terus anak Anda jangan sampai dia hilang dari pengawasan.
"Seharusnya, kejadian ini tidak terjadi bilamana orang tua -- apalagi dua orang -- ada anak kecil yang kakanya yang lebih tua, harusnya ada pembagian tanggung jawab, ibunya yang mengawasi jangan fokus ke meteran," imbuh Jusri. Apalagi, dalam kasus tersebut, pemotor juga melanggar aturan lalu lintas dengan tidak mengenakan helm yang sudah menjadi perlengkapan wajib pengendara motor.
ADVERTISEMENT
Pengendara mobil diminta fokus
Selain pengendara motor yang lalu, Jusri juga melihat ada peran keteledoran dari pengendara mobil yang tak memperhatikan lingkungan jalan.
Selain di SPBU, kondisi kurang fokus pengemudi juga sering terjadi di gerbang tol.
"Pengemudi belum sampai sudah nurunin kaca, fokusnya di kaca dan konsol untuk mencari dompet. Apa yang terjadi? Mobilnya nabrak. Makanya kalau diperhatikan gerbang tol selalu dipasang besi pengaman, itu bukan terjadi pada mobil kecil tapi juga mobil besar," imbuh dia.
Belajar dari kasus ini, Jusri meminta pengemudi fokus pada jalan ketika masuk ke SPBU. Artinya, jangan mengalihkan konsentrasi dengan mencari dompet atau melihat dispenser. "Saat sudah aman dan berhenti dan aman, barulah mencari dompet," ia menyarankan.
ADVERTISEMENT
Paling tidak aman
Macet di Jalur Nagreg (Foto: Fahrul Jayadiputra/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Macet di Jalur Nagreg (Foto: Fahrul Jayadiputra/Antara)
Jusri kembali mengingatkan bahwa jalan dan segala infrastrukturnya adalah lingkungan paling tidak aman. Pastikan kita berada bisa mengondisikan diri agar terhindar dari situasi yang bisa membuat celaka.
"Kalau kita bicara data (di Indonesia) angka kematian dari kecelakaan lalu lintas tiap tahun melebihi jumlah korban tewas dari (jumlah korban) sejarah perang manapun," tukas dia.