Catatan Mudik Kumparan: Ketika Nyaris Celaka di Jalur Selatan

23 Juni 2017 4:50 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Senin 20 Juni 2017, tim mudik kumparan (kumparan.com) bergegas meninggalkan Kota Salatiga, Jawa Tengah untuk menyisir jalur selatan. Udara masih terasa dingin, Gunung Merbabu pun masih menampakkan keindahannya. Jam menunjukkan pukul 08.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Rute ini bisa dibilang paling jauh (418 km) dibandingkan dua hari sebelumnya. Kami menggunakan tol Salatiga-Semarang untuk kemudian keluar Bawen dan menuju Ambarawa hingga Magelang.
Gerbang Tol Salatiga sudah bisa diakses. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Sayang, pintu keluar Bawen dari arah Salatiga masih ditutup. Mau tak mau, kami pun menggunakan gerbang tol selanjutnya, Ungaran.
Memasuki H-6 lebaran, kondisi lalu lintas di tol yang baru dioperasikan pada H-7 masih lengang. Di tengah perjalanan, kami menyempatkan menerbangkan drone untuk merekam kondisi lalu lintas.
Selepas keluar tol Ungaran, kami melanjutkan perjalanan dengan rute non tol. Lalu lintas tersendat ketika kami melintas di Pasar Ambarawa. Selepas itu, kami harus berbagi jalan dengan truk-truk bertonase besar.
Perjalanan dari Ambarawa menuju Magelang sangat mengasyikan. Namun, kombinasi jalan dengan tikungan tajam dan rute yang naik-turun menuntut pengendara konsentrasi penuh.
ADVERTISEMENT
Hujan deras dan ban selip
Sampai di Magelang, kami langsung mengarah ke Purworejo hingga Kebumen. Jalan utama masih terpantau lengang dan sesekali berjumpa dengan pemudik dari Jakarta.
Memasuki Kebumen, perjalanan disambut dengan turunnya hujan. Hari sudah gelap. Kami tak mengendurkan niat dan melanjutkan perjalanan untuk melewati Cilacap, Banjar, dan tiba di tujuan kami hari itu, Ciamis, Jawa Barat.
Prediksi kami bila hujan akan segera berhenti ternyata salah. Memasuki Cilacap, hujan semakin deras. Kami pun lebih waspada. Saat melintasi Cilacap, jalan lebih ekstrim.
Mobil pun harus melewati tikungan tajam dengan kontur jalan yang miring. Dalam kondisi hujan deras, konsentrasi tinggi diperlukan . Maklum kami belum pernah menyisir jalur ini sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Ban depan mobil sempat mengalami selip. Untung, kami masih diberikan keselamatan untuk tiba di Ciamis, Jawa Barat. Jam menunjukkan pukul 23.15 WIB. Hujan belum juga reda. Kami pun beristirahat untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta melalui Nagrek.
Terowongan Nagreg (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
***
Hujan yang mengguyur Ciamis semalaman membuat cuaca pagi itu menjadi sejuk. Pukul 07.00 WIB kami akan menuntaskan perjalanan untuk menyisir jalur selatan.
Kami memilih rute, Ciamis, Tasikmalaya, Malangbong, Nagreg, dan menuju Jakarta melalui tol Cileunyi. Baru sakira 30 menit berkendara, kami dikejutkan dengan insiden jatuhnya sepeda motor dan nyaris terlindas bus.
Jalur Gentong masih lengang (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Kami melihat belum ada peningkatan volume kendaraan pemudik dari Ciamis hingga Kabupaten Bandung. Namun di daerah Malabong dan Limbangan, Garut, arus lalu lintas tersendat.
ADVERTISEMENT
Memasuki gerbang tol Cileunyi, belum ada peningkatan kendaraan secara signifikan yang datang dari arah Jakarta. Kondisi yang sama juga terlihat sepanjang jalan tol hingga Cikarang Utama.
Tol Cikarang Utama (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Pukul 17.00 WIB akhirnya, kami tiba di Jakarta. Tuntas sudah tugas kami mewartakan kondisi jalur mudik di utara dan selatan. Mudah-mudahan laporan kami bisa bermanfaat untuk perjalanan mudik Anda. Semoga tahun depan kita berjumpa lagi.
Mohon maaf lahir dan batin. Selamat lebaran!