Anjing, Sahabat Manusia Tanpa Toksik

Gideon Budiyanto
Sarjana Teologia (S.Th.) di bidang pastoral/konseling. Profesi : Karyawan Swasta dan Penulis. Anggota Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA) Tangerang Selatan dan ISP NULIS
Konten dari Pengguna
27 Mei 2022 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gideon Budiyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto : dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Saya bukan pecinta anjing ataupun hewan lainnya. Juga bukan pemelihara hewan apapun karena takut tidak bisa mengurusnya dan malah akan menjadi tidak bertanggung jawab terhadap kesejahteraan hewan tersebut nantinya.
ADVERTISEMENT
Tapi, saya suka memperhatikan orang-orang yang memiliki hewan peliharaan terutama anjing, menonton video tentang tingkah laku hewan tersebut bersama dengan pemiliknya dan cukup rajin melihat-lihat pameran mengenai binatang peliharaan yang mulai marak kembali saat ini di dalam mal.
Awalnya saya bingung, kenapa manusia suka sekali memelihara anjing bahkan terkadang sampai dianggap seperti anak sendiri, dirawat dan dikasihi seperti manusia.
Padahal anjing tidak dapat berbicara sehingga tentu tidak dapat meresponi apabila manusia hendak membuka komunikasi dengan mereka.
Terkadang kalau mereka sedang nakal, semua barang di dalam rumah bahkan bisa dibuat porak poranda.
Belum lagi saat mereka sedang sakit atau untuk mendapatkan suntikan vaksin secara berkala, tentu harus mendatangi dokter hewan terdekat.
ADVERTISEMENT
Bagi seorang yang belum pernah memiliki seekor anjing seperti saya, hal-hal seperti itu tentu sangat merepotkan.
Setelah cukup lama melihat dan memperhatikan, akhirnya saya menjadi mengerti alasannya.
Cinta.
Seekor anjing bisa membalas cinta pemiliknya dengan berlipat kali ganda saat anjing itu dirawat dengan sepenuh hati dengan tingkah lakunya yang menggemaskan.
Itulah bentuk komunikasi anjing dengan manusia.
Belum lagi saat melihat tatapan mata mereka ketika memandang sang pemiliknya dengan penuh cinta, pasti akan langsung jatuh hati seketika itu juga.
Seekor anjing yang telah cukup lama dirawat oleh manusia akan bisa membaca gerak gerik sang pemiliknya juga.
Entah sang pemiliknya itu sedang senang atau sedih, marah atau kecewa.
Dan biasanya, anjing pun akan segera datang menghampiri sambil mendekatkan tubuhnya seakan ingin memberitahu bahwa apapun yang sedang terjadi, ia akan tetap berada di sisi sang pemilik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, anjing akan tahu tabiat sang pemiliknya apakah mereka egois atau murah hati.
Bagi pemilik yang egois, si anjing tidak akan berani menyentuh apalagi memakan makanannya kalau belum diizinkan oleh pemiliknya, ia tidak mau membuat pemiliknya menjadi marah.
Cinta yang tulus dari anjing kepada manusia dan juga sebaliknya membuat hubungan keduanya menjadi erat sampai timbul ikatan batin yang kuat.
Cinta yang tulus ini juga yang tentunya diharapkan oleh setiap manusia di dalam membina berbagai macam hubungan dengan manusia lainnya.
Namun sayangnya, hubungan dengan manusia lainnya terkadang dipenuhi oleh berbagai macam hal toksik yang akhirnya malah membuat hubungan tersebut menjadi tidak sehat.
Akhirnya sekarang saya menjadi sangat mengerti mengapa sebagian manusia memilih bersahabat dengan anjing.
ADVERTISEMENT