Jadikan PPKM Darurat Alat Pemersatu Bangsa

Gideon Budiyanto
Sarjana Teologia (S.Th.) di bidang pastoral/konseling. Profesi : Karyawan Swasta dan Penulis. Anggota Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA) Tangerang Selatan dan ISP NULIS
Konten dari Pengguna
8 Juli 2021 15:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gideon Budiyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by Jeyaratnam Caniceus from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Image by Jeyaratnam Caniceus from Pixabay
ADVERTISEMENT
Angka penyebaran Covid-19 semakin memprihatinkan. Kalau dulu kita mungkin melihat mereka yang terkena virus tersebut masih jauh di luar jangkauan kita tetapi semakin ke sini semakin menyentuh inner circle sosial kita, baik itu di pertemanan maupun di keluarga.
ADVERTISEMENT
Orang-orang juga kembali ke dalam situasi panic buying seperti di awal masa pandemi, hanya saja kali ini yang diburu bukan lagi bahan-bahan pokok melainkan obat-obatan yang disinyalir bisa menyembuhkan Covid-19 serta susu.
Masa-masa seperti ini memang cukup mengerikan.
Untuk itulah Pemerintah mencanangkan PPKM Darurat untuk menekan laju penyebaran Covid-19.
Namun ternyata masih ada saja oknum-oknum yang dalam situasi genting seperti sekarang ini tetap mencari kesempatan dalam kesempitan.
Penyebaran isu dan berita-berita hoaks masih saja berjalan terus ditambah kemungkinan adanya penimbunan obat Covid-19 yang menyebabkan kelangkaan dan harga melambung tinggi.
Belum lagi sebagian orang yang masih saja setengah hati menjalankan prokes dan pembatasan kegiatan masyarakat, menganggap bahwa ini semua hanya konspirasi belaka dan tidak nyata.
ADVERTISEMENT
Bahkan ada juga yang menganggap bahwa PPKM Darurat ini hanya untuk menguntungkan beberapa pihak dan merugikan pihak lain.
Semua ini semakin menambah beban masyarakat yang sedang berjuang melawan pandemi.
Sampai kapan keadaan ini harus terjadi?
Sementara itu, kita bisa melihat kondisi rumah-rumah sakit yang semakin kewalahan menampung para penderita Covid-19 yang datang silih-berganti.
Suara sirene mobil pengantar jenazah pun tidak henti-hentinya hilir mudik menghantarkan para korban jiwa Covid-19 ke peristirahatan terakhir.
Para tenaga kesehatan semakin bekerja lebih keras lagi merawat pasien sampai harus tidak pulang ke rumah selama berbulan-bulan lamanya.
Pekerja pun semakin kesulitan mencari nafkah karena banyak perusahaan yang gulung tikar akibat pandemi.
Kisah-kisah di atas masih terus bergulir tanpa bisa tahu kapan sampai ke ujungnya.
ADVERTISEMENT
Sudah saatnya kita semua bahu membahu menggalang kebersamaan untuk menuntaskan masa-masa sulit ini.
Tinggalkan sejenak rasa ego diri sendiri, jangan juga berpikir diri sendirilah yang paling benar sementara yang lain pasti salah.
Di masa-masa genting seperti saat ini justru semakin dibutuhkan tingkat kepedulian kepada orang lain yang lebih besar, berbeda dari masa sebelumnya.
Jangan sampai negeri kita dilabeli sebagai failed nation hanya karena orang-orangnya lebih memilih untuk tidak mentaati anjuran Pemerintah demi alasan politik atau apa pun yang mengakibatkan kita tidak kunjung juga lepas dari kurungan pandemi.
Jadikan PPKM Darurat saat ini sebagai alat pemersatu bukan pemecah belah.
Karena apabila kita masih saja terpecah belah hanya karena perbedaan sudut pandang mengenai Covid-19 ini, taruhannya adalah nyawa manusia, yang tentu saja tidaklah sebanding dengan apa pun.
ADVERTISEMENT
Tidak ada satu pun negara yang siap menghadapi situasi dan kondisi saat ini. Oleh sebab itu, mari kita semua jangan saling menyalahkan tapi berjuang bersama untuk memenangkan pertandingan melawan musuh tak kasat mata ini.