Manusia Kuat itu Kita

Gideon Budiyanto
Sarjana Teologia (S.Th.) di bidang pastoral/konseling. Profesi : Karyawan Swasta dan Penulis. Anggota Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA) Tangerang Selatan dan ISP NULIS
Konten dari Pengguna
1 Agustus 2021 20:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gideon Budiyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by Sasin Tipchai from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Image by Sasin Tipchai from Pixabay
ADVERTISEMENT
PPKM Level 3 dan 4 sebentar lagi akan berakhir, tanggal 02 Agustus 2021 nanti. Kita tidak tahu apa rencana Pemerintah berikutnya, apakah akan ada perpanjangan atau strategi baru dengan istilah yang juga baru.
ADVERTISEMENT
Namun yang pasti, ribuan masyarakat Indonesia sangat merasakan dampak berat akibat pembatasan kegiatan ini. Dari kalangan pengusaha sampai karyawan. Bahkan para pelaku usaha rumah makan dan perhotelan sudah mengibarkan bendera putih tanda menyerah akibat kondisi ini.
Memang, bukan hanya negara Indonesia saja yang merasakan dampak luar biasa akibat serbuan virus Covid-19 ini tapi seluruh dunia merasakan dampaknya. Kita juga membaca di media bahwa demo dan penolakan akan pembatasan kegiatan masyarakat juga terjadi di negara lain.
Selain dampak ekonomi, dampak sosial dan politik pun turut serta ada di dalamnya.
Yang paling membanggakan dari dampak sosial adalah sikap saling toleransi dan tolong menolong tanpa memandang status dan golongan terjadi dimana-mana. Bahkan para selebgram dan influencer seakan berlomba berbuat kebaikan bagi mereka yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Namun selain dampak positif di atas, sayangnya, ada juga beberapa oknum yang justru menggunakan bencana pandemi ini sebagai alat politik untuk menaikkan pamornya dengan cara membuat narasi yang bertujuan memecah belah bangsa.
Kalau ditelusuri dari sejarah, para penjajah dulu juga melakukan politik pemecah belah, devide et impera, mengadu domba antar bangsa sendiri sampai timbul rasa saling curiga dan benci sehingga gampang untuk diserang dan ditaklukan oleh penjajah.
Tapi, bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa pemberani yang tidak gampang menyerah begitu saja dengan siasat penjajah. Perlawanan bangsa Indonesia melahirkan kemerdekaan yang kita bisa nikmati sampai hari ini.
Ini bukti bahwa bangsa kita tidak takluk kepada devide et impera karena kekuatan bangsa kita terletak di semboyan Bhinneka Tunggal Ika, walau berbeda tetap bersatu juga.
ADVERTISEMENT
Darah para pejuang mengalir di tubuh kita. Kita buktikan kepada penjajah yang tidak terlihat, si Covid-19, bahwa kita mampu mengalahkannya dengan saling bersatu dan tidak terpecah belah.
PPKM masih berlanjut atau tidak, kita belum tahu tapi yang pasti perjuangan masih terus berlanjut entah sampai kapan.
Tulus pernah menyanyikan sebuah lagu luar biasa yang di bagian refrainnya berbunyi demikian, “Manusia-manusia kuat itu kita, jiwa-jiwa yang kuat itu kita.”
Manusia kuat itu kita.