JURU DONGENG YANG TERSESAT

Gilang Perdana
Co-founder @kelaspuisi. Menjaga kedai kata-kata dan menunggu balasan whatsappmu, dek. Boleh disapa di Instagram: narasibulanmerah
Konten dari Pengguna
21 Januari 2017 7:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gilang Perdana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"sebelum luka tunai menjadi kata, aku akan terus sibuk
menyusuri nasib, di dasar laut andai-andai."
ADVERTISEMENT
“kapal siapa karam di situ?” tanyamu, sepulang
dari acara resepsi penikahan kawan lamamu itu:
angin dan laut
kulihat palkanya menganga; itukah canting
yang mencetak selendang batik bermotif ombak?
kemudinya lepas dan jangkarnya entah ke mana;
barangkali dicuri dan dijual sebagai sepasang perhiasan:
anting yang berat dan bros yang licin
“mempelai tadi sungguh menawan, aku teringat pernikahan kita dulu.”
ujarmu sembari perlahan melapas gaun-sisik-ikan berlubang lengan empat:
sepasang untuk angkuh tanganmu, sepasang untuk kepak kuasamu
sebagai titisan dewata, kau mampu memberiku sepasang insang
juga sepasang kutukan:
satu untuk wujudku yang komodo — namun berinsang
satu untuk kesabaranku yang maha laut — yang maha napas
di dasar laut ini, pernikahan kita dicatat sebagai dongeng
ADVERTISEMENT
aku adalah legenda, dan engkau adalah maha legenda
dan para nelayan sudah tuntas mengemas kenangan
sebab takut berziarah di makam nenek moyangnya sendiri
"di laut andai-andai
kau tetap seorang komodo
dan ia masih seekor bidadari."
2017
foto: ig/ ildesperados