Novel Baswedan, 'Serpico' ala Indonesia

Konten dari Pengguna
22 Februari 2018 15:04 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gitario V I tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Novel Baswedan di  gedung KPK. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Novel Baswedan di gedung KPK. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Film Serpico adalah film drama kejahatan Amerika Serikat pada tahun 1973 yang disutradarai oleh Sidney Lumet mengisahkan tentang perjuangan polisi yang jujur mengungkapkan kasus korupsi di kepolisian. Film ini diadaptasi dari biografi seorang petugas NYPD (New York City Police Department) yang bernama Frank Serpico yang ditulis oleh Peter Maas.
ADVERTISEMENT
Tokoh Serpico diperankan oleh Al Pacino. Diceritakan bahwa Serpico sebelumnya bertugas sebagai seorang petugas patroli kepolisian, ia selalu unggul dalam setiap penugasan. Setelah itu dipindahtugaskan menjadi seorang detektif yang harus menyamar untuk menangani sebuah kasus. Dia adalah seorang polisi jujur, taat pada aturan, anti suap-menyuap, dan konsisten untuk menumpas kejahatan.
Serpico perlahan-lahan menemukan sebuah dunia tersembunyi, yaitu korupsi di kalangan rekan-rekannya sendiri di kepolisian. Ia menyaksikan ada polisi yang melakukan tindakan kekerasan, pemerasan, suap, narkotika, dan tindakan korupsi lainnya. Serpico yang memutuskan untuk menumpas segala bentuk kejahatan di tubuh kepolisian tersebut membuatnya dibenci dan mendapatkan ancaman dari rekan-rekannya serta tindakan yang mengancam dirinya.
Ketika skandal suap besar kepolisian tersebut diungkap, hanya Serpico salah satu anggota "Komisi Knapp," yang berani untuk bersaksi dan membuka aib para pelaku tindakan korupsi tersebut. Perjuangannya melawan kejahatan tersebut menyebabkan masalah dan membuat kehidupannya terancam. Ia terkena tembakan di bagian wajahnya oleh para orang suruhan yang disewa rekan-rekannya.
ADVERTISEMENT
Nasib baik masih berpihak pada Serpico untungnya Serpico tidak tewas dalam kejadian tersebut. Akhirnya, ia mengundurkan diri dari kepolisian dan mendapatkan penghargaan "The Medal of Honor," sebuah penghargaan tertinggi bagi anggota kepolisian Amerika yang berjasa bagi penegakkan hukum.
Serpico (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Serpico (Foto: Flickr)
Kisah Serpico yang berjuang untuk melawan kejahatan hampir sama dengan penyidik KPK yaitu Novel Baswedan. Novel yang bertindak sebagai penyidik KPK juga sedang berusaha memberantas tindakan korupsi di Indonesia. Bedanya, Ia berada di KPK, lembaga antikorupsi yang ada di Indonesia. Novel Baswedan telah menangani kasus-kasus besar sejak tahun 2004.
Penyidik utama KPK yang sedang menangani kasus korupsi e-KTP itu bukan yang pertama kalinya mendapatkan teror. Dan baru saja ada kejadian pahit yang menimpa penyidik KPK itu, ketika ia sedang pulang berjalan kaki ke rumahnya setelah salat subuh di masjid kompleks tempat tinggalnya. Ada dua orang yang berboncengan mengendarai motor ke arahnya dan menyiram wajah Novel dengan air keras.
ADVERTISEMENT
Perbedaan kisah perjuangan menegakkan kebenaran antara Serpico dan Novel adalah jika Serpico yang terkena tembakan di bagian wajah, sedangkan Novel Baswedan disiram oleh air keras di bagian wajah. Dikutip dari kumparan, Novel juga pernah mengusut beberapa kasus korupsi besar yang terjadi di Indonesia.
Sosok Serpico seolah-olah menggambarkan Novel Baswedan yang berani mengungkapkan kasus-kasus korupsi yang ada di Indonesia tanpa kenal rasa takut untuk menegakkan kebenaran. Ia berharap kasus penyerangan terhadap dirinya tidak membuat upaya pemberantasan korupsi menjadi lemah. Menurut Novel, penyerangan terhadap dirinya seharusnya dijadikan penyemangat. Maju terus KPK dan 'Serpico' Indonesia.