Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Peningkatan Berbelanja Online

Gloria Simanjuntak
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara 2020
Konten dari Pengguna
28 Agustus 2021 13:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gloria Simanjuntak tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/images/id-1905889/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/images/id-1905889/
ADVERTISEMENT
Semenjak terjadinya pandemi COVID-19, kegiatan berbelanja di toko online menjadi hal yang biasa kita jumpai. Tak heran berbelanja secara online dilakukan untuk meminimalisir kontak fisik. Biasanya jika berbelanja ke pasar atau supermarket, kontak fisik tidak dapat dihindari. Padahal penularan virus COVID-19 sangat mudah terjadi. Langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalisir penularan tersebut adalah dengan mengurangi kontak fisik dan menjauhi kerumunan.
ADVERTISEMENT
Cara lain untuk mengurangi terjadinya kontak fisik pada saat membeli kebutuhan sehari-hari yaitu dengan berbelanja secara online. Banyak toko-toko online yang menyediakan kebutuhan sehari-hari. Dengan menggunakan gawai dan jaringan internet kita dapat membeli hanya dengan menekan barang-barang yang kita butuhkan. Tentu saja sangat mudah dan praktis.
Perlu kita sadari bahwa kemudahan menggunakan toko online pada masa ini tak terlepas dari sejarah terbentuknya toko online tersebut. Mungkin kita bertanya-tanya bagaimana awal mula toko online bisa terbentuk.
Toko online atau Online Shop merupakan sarana atau media terjadinya suatu transaksi penjualan barang maupun jasa oleh penjual dan pembeli yang diakses melalui jaringan internet. Pembelian barang yang kita lakukan di internet bisa dilakukan tanpa adanya tatap muka langsung kepada penjual. Tentu saja hal itu menguntungkan pihak pembeli dan penjual. Pembeli dapat menghemat waktu dalam berbelanja. Tidak perlu keluar dari rumah untuk membeli kebutuhannya. Keuntungan dari seorang penjual yaitu ia bisa menjualkan barangnya dari rumah saja tanpa harus menyewa atau membeli tempat untuk berdagang.
ADVERTISEMENT
Berkat adanya toko-toko online pembelian barang sangat mudah untuk dilakukan. Toko online dulunya pertama kali muncul di Inggris pada tahun 1979 oleh Michael Aldrich dari Redifon Computers. Ia mencoba untuk menyambungkan televisi berwarna dengan komputer yang mampu memproses transaksi secara realtime melalui sarana kabel telepon. Keberhasilannya menemukan sistem belanja online pada tahun 1980 di Inggris membuat banyak sekali toko-toko online terkenal dunia. Jika dilihat perkembangan toko online seperti eBay sangat membantu perkembangan dari toko-toko online di dunia seperti Indonesia.
Banyak pengaruh positif yang mendukung perekonomian Indonesia setelah adanya toko-toko online. Anak-anak bangsa mulai mengembangkan kreativitas dengan membuat toko-toko online. Contoh nyata yang dapat kita lihat yaitu terbentuknya toko online seperti Tokopedia, Bukalapak, OLX, JD.ID dan banyak lagi. Penemuan toko online itu tentu banyak mempengaruhi perekonomian Indonesia. Banyak orang yang mulai tertarik ke dunia bisnis untuk mencoba mengumpulkan penghasilan tambahan maupun penghasilan tetap. Memiliki penghasilan tambahan saat masih sekolah banyak kita jumpai. Tak sedikit dari mereka menggunakan penghasilan tersebut untuk membiayai sekolah. Hanya bermodalkan handphone dan internet seseorang dapat membuat usaha. Tentu saja dengan adanya toko-toko online tersebut transaksi jual beli bisa lebih mudah dilakukan.
ADVERTISEMENT
Bagi pelanggan dalam berbelanja di toko-toko online kemudahan dan kualitas barang menjadi pertimbangan. Tentu saja kita tidak ingin barang yang kita beli tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Para penjual harus bisa mengunakan teknologi untuk memberikan informasi yang benar kepada pembeli saat berbelanja secara online. Hal yang biasanya dilakukan oleh penjual yaitu memberikan deskripsi terhadap barang akan ditawarkan. Tidak lupa pula mencantumkan foto sesuai dengan keadaan yang nyata agar bisa menjadi pertimbangan pembeli. Sesudah memilih barang langkah selanjutnya yaitu pembeli melakukan pembayaran. Pembayaran bisa dilakukan dengan metode yang beragam. Sebagai penjual metode-metode pembayaran tersebut harus disiapkan agar mampu memuaskan pelanggan.
Sering kali kita jumpai kualitas barang atau produk yang berbeda saat berbelanja secara online. Hal tersebut dapat terjadi karena mungkin pembeli tidak membaca deskripsi barang dan langsung membeli saja atau karena penjual yang tidak bertanggung jawab hanya untuk mendapatkan jumlah uang yang besar. Maka dari itu diberlakukan pemulangan barang sesuai dengan kesepakatan. Tetapi hal itu hanya berlalu jika toko online tersebut benar-benar berada dalam jangkauan. Maka bijaklah dalam memilih toko online tersebut.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 yang mewajibkan semua orang untuk berdiam dirumah saja membuat sebagian orang harus bekerja dari rumah. Tak sedikit juga masyarakat yang harus di-PHK dari perusahaan tempat ia bekerja. Pendapatan yang tak tentu menjadi gejolak baru pada masa pandemi ini. Tak sedikit dari kita yang melakukan penjualan secara online untuk mendapatkan penghasilan agar tetap bisa bertahan. Dengan menjual barang-barang secara online di toko-toko online yang tersedia bisa menghasilkan uang untuk bertahan di masa pandemi ini. Penularan akan virus corona pun dapat dihindari dengan meminimalisir kontak fisik yang dapat dilakukan dengan berbelanja secara online.
Referensi
Setiadi, N. J. (2018). Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
Praharjo, A. (2019). Perilaku Pembelian Secara Online Generasi Milenial Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis Media Ekonomi, 19, 222-230.
ADVERTISEMENT
Indrajaya, Sonny. (2016). Analisa Pengaruh Kemudahan Belanja, Kualitas Produk Belanja di Toko Online. 134-144.
Arifianto, E. Y., & Choiri, M. (2018). Pemanfaatan E-commerce dalam Pembelajaran Manajemen Usaha Kecil dan Menengah. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(1), 77–85