Jangan Terlalu Sering Membuka E-mail!

Go Dok Indonesia
Aplikasi kesehatan yang menyediakan fitur Tanya Dokter Gratis & Ragam Artikel seputar kesehatan di www.go-dok.com/ragam-artikel-godok/
Konten dari Pengguna
20 Juli 2017 10:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Go Dok Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jangan Terlalu Sering Membuka E-mail!
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Go Dok - Apakah Anda termasuk orang yang mengaktifkan e-mail kerjaan di telepon genggam dan komputer pribadi? Jika ya, mungkin artikel ini akan membuat Anda mengubah kebiasaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang melibatkan 124 subjek dari berbagai kalangan dan rentang usia, mulai dari pelajar, pialang saham, ahli medis, hingga ibu rumah tangga, dilakukan untuk meneliti hubungan antara tingkat stres dengan kebiasaan membuka e-mail. Subjek tadi kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mereka yang hanya membuka email tiga kali sehari dan mereka yang diberi kebebasan untuk membuka e-mail sebanyak mungkin. Setelah satu minggu, kedua kelompok ditukar untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif.
Hasilnya, terungkap bahwa kelompok yang membuka e-mail hanya tiga kali sehari mengalami tingkatan stres yang lebih rendah dibandingkan mereka yang membuka e-mail sesuka hati.
Masih belum percaya? Penelitian lainnya yang dilakukan oleh UC Irvine dan US Army membuktikan bahwa mereka yang sering memeriksa e-mail di waktu senggang lebih sering mengalami stres dibanding mereka yang beristirahat total tanpa diganggu kegiatan apapun. Lho, kok bisa? Ternyata, seringnya mengecek e-mail dapat membuat detak jantung Anda terus menerus dalam keadaan konstan. Hal inilah yang sering diasosiasikan dengan munculnya stres berat.
ADVERTISEMENT
Selain berakibat buruk pada kesehatan mental, keseringan mengecek e-mail juga dapat merusak hubungan Anda dengan kerabat atau keluarga. Sebuah survey yang dilakukan oleh Good Technology menyimpulkan bahwa dari 1000 orang yang menjadi subjeknya, 68% terbiasa untuk membuka email sebelum jam 8 pagi, 50% mengeceknya saat tidur, 57% melakukannya saat beraktivitas bersama keluarga, dan 38% mengeceknya di saat makan malam. Dari penelitian tersebut, terlihat bahwa dua waktu utama yang digunakan untuk mengecek e-mail merupakan waktu yang seharusnya digunakan untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan erat dengan anggota keluarga atau kerabat.
Lalu, bagaimana caranya agar kebiasaan mengecek e-mail tidak berpengaruh buruk pada kondisi psikologis dan hubungan dengan keluarga? Salah satu alternatif yang efektif adalah dengan membatasi porsi waktu yang digunakan untuk membuka e-mail. Anda tetap boleh membuka e-mail, tapi hanya di jam-jam kerja. Di luar waktu tersebut, relaksasi tubuh dan pikiran Anda dengan melakukan kegiatan bersama keluarga atau melakukan hobi. Dengan begitu, porsi pekerjaan dan kehidupan pribadi Anda akan kembali seimbang. Hasilnya, Anda akan terhindar dari stres berkepanjangan.
ADVERTISEMENT