Korea Siap Danai Pengembangan R80 Karya Habibie

Kabar Wirabhuana
Kabar dari Bumi Sulawesi
Konten dari Pengguna
28 November 2017 12:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Wirabhuana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Korea Siap Danai Pengembangan R80 Karya Habibie
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Proyek pengembangan pesawat bertenaga baling-baling R80 hasil desain Prof Dr-Ing. BJ Habibie segera mendapat pendanaan dari perusahaan Korea Selatan, D-Raon Engineering, melalui skema Pembiayaan Infrastruktur Non-APBN (PINA).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Regio Aviasi Industri (RAI) Agung Nugroho memberikan pernyataan bahwa pengembangan pesawat turboprop R80 yang masuk dalam salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), memerlukan dana total USD 1,6 miliar. Walau demikian, pihaknya belum mengetahui nilai investasi dari kemitraan dengan perusahaan Korea tersebut karena harus melalui tahap uji tuntas (due diligence) selama tiga bulan.
“Soal besar investasinya masih dalam penjajakan. Kalau PINA mau fasilitasi, memang pasti diawali dengan proses uji tuntas. Untuk tentukan nilai investasi, pihak investor perlu uji tuntas,” kata Agung, akhir pekan lalu.
Agung menjelaskan, keperluan modal USD 1,6 miliar akan digunakan untuk rancang detail pesawat, pembuatan manufaktur purwarupa, peralatan desain, biaya dan peralatan sertifikasi, biaya operasi dan pengembangan pesawat, biaya pembelian komponen dari vendor dan supply chain Indonesia.
ADVERTISEMENT
CEO PINA Ekoputro Adijayanto memberikan tambahan, proyek pengembangan ini tidak dibiayai APBN sama sekali, melainkan dari pembiayaan swasta melalui PINA dan publik crowd funding yang saat ini sudah mencapai Rp 6 milyar.
“Peran APBN tidak ada sama sekali, jadi kami optimalkan dana dari dalam dan luar negeri. Kita jajaki dari masyarakat juga kecil-kecil. Sekarang dari publik sudah Rp. 6 milyar,” jelasnya.
Sementara itu, Chairman D-Raon Engineering CS Lee mengatakan pihaknya tertarik menanamkan modal pengembangan pada pesawat terbang rancangan Indonesia, terutama pesawat R80 bermesin tenaga baling-baling ganda (twin turboprop) yang dinilai mampu menyaingi pesawat Boeing ATR-72.
“Kami tertarik dengan proyek pembuatan pesawat ini, terutama pada pesawat model R80. Kami yakin proyek ini akan sangat menguntungkan tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga dunia,” ujar Lee.
ADVERTISEMENT
Keunggulan kompetitif pesawat R80 dari Boeing ATR-72 yang digunakan Garuda Indonesia, antara lain lebih efisien, nyaman dan ekonomis terutama untuk jarak dekat dengan jarak tempuh 400-800 mil laut atau sekitar 1.400-1.500 kilometer.
Lee menilai, pesawat ini juga cocok untuk penerbangan domestik interinsuler Indonesia dan tidak membutuhkan landasan panjang sehingga bisa mendarat di bandara perintis.
Ada pun pada tahap pertama, pesawat R80 yang mampu memuat 80 penumpang ini akan dibangun sebanyak 450 unit, 155 unit pesawat di antaranya sudah dipesan oleh sejumlah perusahaan penerbangan nasional, yaitu NAM Air, Kalstar, Trigana Air dan Aviastar.
Pesanan tersebut terdiri dari NAM Air sebanyak 100 unit, Kalstar 25 unit, Trigana Air 20 unit dan Aviastar 10 unit. Harga per unit pesawat sebesar USD 25 juta.
ADVERTISEMENT
Sumber: Bakubae.com