news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

5 Pemain Paling Menyebalkan Menurut Mark Clattenburg

Gosip Pemain Bola
sepak bola bukan cuma soal analisis, tapi gosipnya juga penting!
Konten dari Pengguna
16 Mei 2020 8:02 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gosip Pemain Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto: instagaram
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto: instagaram
ADVERTISEMENT
Sebelumnya melalui tulisan di kolom Mail Online, wasit kawakan asal Inggris, Mark Clattenburk mengungkapkan kakagumannya karena pernah mewasiti bintang-bintang ternama semacam Luis Suarez, Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Gary Speed dan Vincent Kompany.
ADVERTISEMENT
Dan kali ini, melalui tulisannya di kolom yang sama, wasit yang sempat mengakui bahwa gol Sergio Ramos di final Liga Champion 2016 menjadi keputusannya yang keliru mengatakan 5 pemain paling menyebalkan ketika diwasiti olehnya.
Craig Bellamy dipilih menjadi salah satu pemain yang paling menyebalkan menurut Clattenburg karena sikapnya.
Bahkan, Clattenburg masih ingat betul kejadian saat Bellamy melakukan hal tak pantas di lorong Stadion Etihad, kandang Manchester City, saat Bellamy meremas kelaminnya. Clattenburg juga menyebut Bellamy sebagai mimpi buruk bagi wasit karena perilakunya dan kata-kata kasar yang ia lontarkan.
"Tapi Bellamy adalah mimpi buruk untuk wasit dan kebanyakan dari kami merasakan hal yang sama. Dia akan membentak dan merangkul, terus menantang Anda. Bahasanya kasar dan sangat buruk."
ADVERTISEMENT
Pemain lain yang menurutnya paling menyebalkan adalah mantan pemain Manchester United dan Sunderland, Roy Keane. Roy Keane dipilih karena sikap kasar yang kerapkali ia tampakkan di lapangan.
Keane digambarkan sebagai orang yang dingin, kejam, dan kasar. Salah satu kejadian yang paling diingat oleh Clattenburg adalah ketika pemain asal Republik Irlandia itu mengakhiri karier sepak bola ayah Erling Haaland, Alf-Inge Haaland.
Meskipun begitu, di luar lapangan Roy Keane digambarkan sebagai orang yang baik oleh Clattenburg.
"Anda juga tidak bisa mempercayai Roy. Anda tidak pernah tahu apakah dia akan meledak atau melakukan sesuatu yang buruk, seperti tekel kerasnya pada Alf-Inge Haaland. Itu adalah hal memalukan, sudah seperti direncanakan. "
ADVERTISEMENT
"Saya bekerja dengan Roy untuk ITV selama Piala Dunia 2018 dan dia adalah pria yang baik dan ramah, bukti bahwa pemain dapat sangat berbeda di luar lapangan," ucap Clattenburg.
Mantan kiper Arsenal, Jens Lehman, juga menjadi sosok yang tak dilupakan Clattenburg. Kiper asal Jerman itu dianggap mudah tersinggung, mengeluh tentang hal remeh di saat pertandingan berlangsung. Sikap Lehman tersebut diakuinya membuat ia kesulitan dalam memimpin jalannya laga.
"Dia sangat mudah tersinggung dan tidak pernah berhenti," ujar Clattenburg. "
"Dia adalah salah satu dari orang-orang sengsara yang akan mengeluh tentang segala sesuatu dan semua orang. Jika bolanya bulat, dia akan mengadu. Jika bolanya putih dia akan mengadu. Anda akan berpikir, sepertinya dia butuh istirahat."
ADVERTISEMENT
"Hal-hal kecil yang ia keluhkan menyulitkan dan membuat saya tidak menikmati menjadi wasit. Dia tidak menentu dan kekonyolannya tidak mudah untuk diatasi," tutur Clattenburg menambahkan.
Mantan bek Real Madrid, Pepe, menjadi pemain selanjutnya yang tak bisa dipercaya Clattenburg. Pemain asal Portugal ini dianggap sangat licik dan pandai memprovokasi lawan. Dalam laga final Liga Champions 2016, Pepe berusaha membuat salah satu pemain Atletico Madrid diganjar kartu merah agar diusir dari lapangan.
"Dia adalah pemain yang tak bisa Anda percaya. Sebuah pertandingan seharusnya bisa berjalan mudah dan lurus tapi dia akan melakukan hal yang licik," ujar Clattenburg.
Nama terakhir yang paling menyebalkan menurut Clattenburg adalah John Obi Mikel. Mantan gelandang Chelsea itu pernah menuduhnya melakukan komentar rasial namun tak terbukti dalam penyelidikan FA. Bahkan pemain timnas Nigeria tersebut tak pernah meminta maaf atas kekeliruan itu.
ADVERTISEMENT
"Dia tak pernah meminta maaf dan itu sangat mengecewakan karena bisa menghancurkan hidup saya. Itu semua meninggalkan perasaan yang buruk dan masih membekas sampai sekarang," ujar Clattenburg.
"Mikel hanya mendengar tuduhan dari rekan satu timnya, Ramires, yang tidak bisa berbahasa Inggris."