news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ini Klub Lawan yang Bikin Pelatih Sekelas Jose Mourinho Puyeng

Gosip Pemain Bola
sepak bola bukan cuma soal analisis, tapi gosipnya juga penting!
Konten dari Pengguna
11 Oktober 2020 18:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gosip Pemain Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto: instagram
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto: instagram
ADVERTISEMENT
Tak ada yang meragukan kapasitas dan pengalaman Jose Mourinho sebagai pelatih sepak bola. Setelah kurang lebih 20 tahun melatih berbagai klub, selain sudah merasakan berbagai gelar yang mungkin diraih, ia pun pernah merasakan sakitnya kekalahan sebagai bagian dari sepak bola.
ADVERTISEMENT
Namun dari sekian klub besar yang sudah dihadapinya, tak ada yang lebih membuat puyeng kepala Mourinho kecuali Celtic asuhan Martin O'Neill yang ia hadapi di final Piala UEFA 2003.
Saat itu, Mourinho yang menjadi pelatih Porto mengungkapkan kesulitannya saat menghadapi klub asal Skotlandia tersebut.
"Final melawan Celtic bukanlah kemenangan terbesar, itu bukan kegembiraan terbesar, tapi dalam hal intensitas itu adalah pertandingan terbesar saya," kata Mourinho, sebagaimana dilansir dari Sportbible.
"Pertandingan berakhir dan saya pikir 'permainan sudah berakhir dan saya mati. Itu masih menjadi pertandingan paling menegangkan dalam karir saya."
"Saya telah memainkan tiga final Eropa sejak itu, dua di Liga Champions. Saya telah memenangkan banyak gelar, terlibat dalam banyak pertandingan luar biasa."
ADVERTISEMENT
"Tapi dalam hal ketegangan, intensitas, dengan emosi yang meningkat hingga batasnya, pertandingan melawan Celtic itu mengalahkan semua laga tersebut," tambahnya.
Meskipun demikian, Porto asuhan Mourinho berhasil mengalahkan Celtic lewat perpanjangan waktu melalui gol penentu yang dicetak striker Brazil Derlei yang di menit 115.
Sejak itu, karier kepelatihan Mourinho semakin melesat. Setahun berselang, The Special One membawa Porto menjadi juara Liga Champions, sebelum mengambil kendali di Chelsea dan memenangkan gelar Liga Premier berturut-turut, serta satu Piala FA dan dua Piala Liga.
Dia kemudian mendominasi Italia dengan memenangkan treble di musim pertamanya bersama Inter Milan, sebelum memenangkan La Liga dan Copa Del Rey di Real Madrid di Spanyol.
Pelatih berusia 56 tahun itu kembali ke Chelsea dan memenangkan gelar Liga Inggris dan Piala Liga di musim keduanya, menyusul raihan trofi Liga Europa dan Piala Liga selama musim pertamanya di Manchester United.
ADVERTISEMENT
Setelah dipecat oleh MU, ia menggantikan Mauricio Pochettino di Spurs musim lalu dan membawa klub itu ke urutan keenam. Di musim ini, sampai pekan ke empat Liga Inggris, ia membawa Hotspur bertengger ke posisi 6 klasemen sementara Liga Inggris.