5 Hal yang Tidak Konsisten dalam Serial Dragon Ball Super

Grady Nagara
Direktur Eksekutif Next Policy
Konten dari Pengguna
22 November 2017 22:17 WIB
Tulisan dari Grady Nagara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa tak kenal Dragon Ball? Manga dan anime karya Akira Toriyama yang telah berusia lebih 30 tahun itu, tentu saja hampir kita semua kenal, meskipun hanya sekedar tahu. Saat ini, serialnya kembali muncul dengan wajah yang lebih segar, Dragon Ball Super, dengan mengambil scene setelah Goku dan Vegita berhasil mengalahkan Kid Buu saat “Buu Saga”.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan cerita alternatif Dragon Ball GT (yang juga merupakan kelanjutan cerita Dragon Ball Z), Dragon Ball Super ini adalah kelanjutan resmi dari Dragon Ball Z yang ceritanya dibuat Akira sendiri.
Kali ini aku bakal ulas beberapa hal yang – menurutku – tidak konsisten di Dragon Ball Super (DBS) jika mengacu pada cerita sebelumnya, Dragon Ball Z (DBZ). Sebetulnya hal ini mungkin remeh saja, tapi bagi para fans yang mengikuti semua serial Dragon Ball mungkin menyadari hal ini.
1. DBS Berarti Menghapus Tiga Episode Akhir DBZ?
Jika kita tonton di akhir episode Buu Saga, setelah Goku mengalahkan Kid Buu dengan Genki Dama (bola semangat), ada episode filler (tambahan) yang mengikuti setelahnya. Episode filler itu adalah episode 288 yang bercerita tentang Goku yang terlambat hadir di pesta ulang tahunnya Bulma.
ADVERTISEMENT
Kenyataannya masih ada tiga episode tambahan (289, 290 dan 291) yang mengambil adegan di mana Goten dan Trunks sudah dewasa. Di tiga episode itu juga memunculkan karakter Pan, anak dari Gohan dan Videl, yang sudah ikut tenka ichi budokai. Selain itu, di akhir cerita DBZ, Goku mengajak Uub (reinkarnasi dari Kid Buu) yang masih anak-anak untuk berlatih bersamanya.
Vegeta dan Goku, karakter utama Dragon Ball Z. (Foto: Dragon Ball Z)
Setelah DBS rilis, tentu saja tiga episode terakhir tersebut tidak berlaku lagi. Sebab, episode 1 dari DBS mengambil kurun waktu 6 bulan setelah Buu Saga: Goten maupun Trunks masih anak-anak. Kelahiran Pan juga baru muncul di beberapa episode setelahnya, itu pun belum sampai sebesar Pan di DBZ, alias masih bayi.
Selain itu, kemunculan Uub baru disebut tanda-tandanya saja oleh Dende di DBS episode 86, bahwa ada seorang “anak laki-laki berbakat yang merupakan reinkarnasi dari Majin Buu jahat”.
Mungkin saja hadirnya tiga episode akhir di DBZ itu dimaksudkan untuk membuat alur penutup yang tepat sebagai salam perpisahan dari Akira kepada para penontonnya. Idealnya memang, jika kita ingin melanjutkan cerita Dragon Ball lagi, ada baiknya untuk melanjutkan sesuai dengan kisah yang paling terakhir.
ADVERTISEMENT
Kalau kita menyaksikan DBGT (Trunks dan Goten sudah besar, Pan sudah jauh lebih dewasa, dan karakter Uub), alurnya akan terlihat berhubungan, namun hal ini tidak terjadi di DBS. Jadi, menurutku ini salah satu bentuk inkonsistensi yang paling jelas.
2. Goku dan Vegeta yang Tumbuh Bewok
Sebetulnya ini sepele saja, tapi bisa juga untuk dikatakan bahwa ini menjadi sesuatu hal yang tidak konsisten yang muncul dalam serial DBS. Di DBS episode 32, setelah Goku dan Vegeta berlatih tiga hari di ruang jiwa dan waktu (tiga hari berarti tiga tahun) untuk persiapan turnamen melawan alam semesta ke-6, mereka berdua terlihat tumbuh bewok dan mengeluarkan bau badan yang pekat (artinya selama tiga tahun itu tidak mandi).
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi, aku katakan mungkin ini hal yang sepele, tapi sadar atau tidak, ini bertentangan dengan kenyataan bahwa rambut seorang bangsa Saiyan tidak akan pernah bertambah sejak lahir sampai mati.
Ini pernah disebutkan oleh Vegeta di DBZ episode 154, setelah keluar dari ruang jiwa dan waktu untuk berlatih melawan Cell. Vegeta bilang, “bangsa Saiya asli sejak dilahirkan sampai mati rambutnya tidak akan bertambah panjang”. Dapat dikatakan bahwa ini salah satu keistimewaan yang dimiliki bangsa Saiyan, selain kenyataan bahwa bangsa Saiyan sangat awet muda.
Tentu saja rambut yang dimaksudkan adalah termasuk kumis dan janggut (karena kedua hal tersebut pada dasarnya adalah rambut). Ini bisa dibilang jadi salah satu poin tidak konsistennya cerita di DBS.
ADVERTISEMENT
3. Ruang Jiwa dan Waktu Seharusnya tidak Bisa Digunakan Lebih dari 2 Hari
Hal tidak konsisten yang ketiga adalah Goku dan Vegeta berlatih di ruang waktu dan jiwa selama 3 hari untuk mempersiapkan diri menghadapi turnamen dengan alam semesta ke-6.
Nah, ternyata ini pernah dijelaskan oleh Piccolo saat Cell Saga, bahwa setiap orang tidak bisa menggunakan ruang jiwa dan waktu lebih dari 48 jam atau 2 hari sepanjang hidupnya! Konsekuensinya, jika lebih dari itu, orang tersebut akan terkunci di dalam selama-lamanya.
Meskipun kecil, menurutku ini cukup penting, dan mungkin saja ada faktor ‘kelupaan’ dari si pengarang cerita. Kalau kita berandai-andai, bisa jadi ada perubahan aturan dari “kami-sama” (dewa bumi) soal penggunaan ruang waktu dan jiwa.
ADVERTISEMENT
Hal ini logis saja, sebab saat Cell Saga, kami-sama sudah bergabung dengan Piccolo, artinya pada saat itu dewa bumi sedang tidak ada. Mungkin, aturan soal penggunaan ruang jiwa dan waktu sudah diubah oleh Dende sebagai kami-sama yang baru. Who knows?
4. Berapa Usia Goku Sesungguhnya?
Jujur saja, memperkirakan usia masing-masing karakter di serial Dragon Ball bukan perkara mudah.
Kalau tidak menonton secara detail setiap episode sejak Goku kecil (Dragon Ball) sampai DBS, rasanya sulit untuk bisa memprediksi berapa usia Goku sesungguhnya. Well, untung saja ada sebuah blog (http://dbzindonesia.blogspot.co.id/2001/06/biografi-songoku.html) yang merangkum dengan sangat baik dan cukup detail terkait biografi Goku sejak kecil hingga akhir Buu Saga.
Saat serial Goku kecil, usia Goku adalah 12 tahun (awalnya disebut 14 tahun karena Goku salah hitung umurnya sendiri), dan Bulma berusia 16 tahun. Di awal DBZ (Saiyan Saga), usia Goku sekitar 23 tahun dan anaknya Gohan berusia 4 tahun. Singkat cerita, sepanjang Buu Saga, usia Goku diperkirakan 37 tahun meskipun secara fisik berusia 30 tahun, karena mati selama 7 tahun setelah meledakkan diri bersama Cell.
Karena DBS mengambil latar 6 bulan pasca Buu Saga, berarti usia Goku di DBS adalah sekitar 37-38 tahun. Tapi, hal ini tampaknya tidak demikian karena dalam sebuah dialog antara Goku dan Vegeta saat mereka berlatih bersama, Goku bertanya ke Vegeta, “Bagi kita para Saiyan, umur 80 tahun itu masih terhitung muda, kan?!”.
Sebetulnya kalimat Goku tersebut terkesan ambigu karena tidak menyebutkan sendiri bahwa, “usia aku/kita adalah 80 tahun”.
ADVERTISEMENT
Bisa jadi pernyataan Goku berdasarkan konteks dialog tersebut, hanya bermakna sebagai pembanding: “bahwa usia 80 tahun yang bagi bangsa Bumi adalah tua, namun bagi bangsa Saiyan itu masih muda”, dan tidak menyebut bahwa usianya benar-benar 80 tahun.
Sayangnya, hal ini juga masih tidak menjawab mengapa harus yang disebut usia 80 tahun, karena tidak jelas asal-usulnya.
Lain ceritanya jika ternyata ada kesalahan dalam pengetikan subtitle (karena aku pun hanya berpatokan pada subtitle semata, dan tidak memahami bahasa Jepang). Kalau ternyata memang hanya kesalahan teknis, berarti poin keempat ini tidak berlaku karena selain dialog tersebut, tidak pernah disebut secara eksplisit berapa usia Goku saat itu.
5. Mengapa Harus Mai?
Salah satu hal yang aku pikir jadi pertanyaan besar adalah mengapa harus karakter Mai yang menjadi ‘pacar’ Trunks masa depan (future Trunks).
ADVERTISEMENT
Memang kalau dilihat dari sisi alur cerita tidak ada yang salah, karena saat DBS, episode tentang ambisi raja Pilaf beserta Shu dan Mai (dengan tubuh yang kecil), untuk mengumpulkan dragon ball dimunculkan kembali. Dan secara tidak sengaja, mereka bertiga akhirnya tinggal di Capsule Corporation. Terlebih Trunks kecil sudah menaruh rasa sukanya kepada Mai.
Tapi, paling tidak ada tiga hal yang janggal dalam kemunculan dan peran Mai di DBS ini. Pertama, pada dasarnya, Mai (begitu pun Pilaf dan Shu) adalah orang dewasa, bahkan secara usia lebih tua dibandingkan Goku (Kalau kita menonton Dragon Ball sejak Goku kecil, tentu akan tahu akan hal ini).
Lalu mengapa pengarang cerita memasangkan karakter Mai ini dengan Trunks yang notabene usianya sangat jauh berbeda?
Kedua, sifat asli Mai pada dasarnya adalah “jahat” karena ingin menguasai dunia atas perintah raja Pilaf dan menjadi saingan Goku kecil. Ambisi ini masih terlihat di episode awal DBS saat Pilaf, Shu dan Mai hendak mencuri dragon ball di kapal pesiar Bulma yang rencananya akan dijadikan sebagai hadiah utama permainan Bingo.
ADVERTISEMENT
Tapi, sifat ini kontras dengan Mai dalam timeline-nya Trunks masa depan, di mana mereka berdua terlihat begitu “intim” satu sama lain. Bahkan, Mai selalu menjadi pendukung utama bagi perjuangan Trunks masa depan saat Black Saga berlangsung.
Ketiga, kenapa Mai tiba-tiba muncul dalam timeline Trunks masa depan? Sudah dijelaskan di serial DBS bahwa ada dua versi waktu, di mana salah satunya adalah Goku (yang mati karena sakit jantung) dan para Z Fighter lainnya sudah tiada sejak kemunculan Android (manusia buatan), dan hanya tersisa Trunks masa depan.
Dengan demikian, Mai kecil yang kemudian tinggal di Capsule Corporation tidak akan berpengaruh pada garis waktunya Trunks masa depan. Hal ini pun tidak pernah dijelaskan sebelumnya, karena satu-satunya kemunculan Trunks masa depan sebelum Black Saga adalah saat Android dan Cell Saga di DBZ, dan kita tahu bahwa di DBZ, karakter Pilaf, Shu, dan Mai tidak pernah muncul.
ADVERTISEMENT
Mungkin poin yang kelima ini bukan sebuah inkonsistensi, namun tetap saja kemunculan Mai dan perannya dalam DBS bagiku terlalu dipaksakan, dan patut dipertanyakan.
Kira-kira itu adalah lima hal yang menurutku jadi poin-poin inkonsistensi dalam kisah Dragon Ball Super, bagaimana menurutmu?