Apresiasi Sastra Cerita Orang Gila Karya Sujiwo Tejo pada Buku Talijiwo

Griya Rizqi Ulandari
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
14 Oktober 2022 19:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Griya Rizqi Ulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
contoh apresiasi sastra, baca buku, foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
contoh apresiasi sastra, baca buku, foto: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sujiwo Tejo merupakan salah satu penulis, pengarang, dan penyanyi Indonesia yang cukup terkenal di khalayak umum. Sujiwo Tejo telah menghasilkan karya sastra yang menarik perhatian banyak orang. Salah satu karya yang terbit pada tahun 2018 adalah buku berjudul Talijiwo.
ADVERTISEMENT
Talijiwo merupakan salah satu diantara buku karya penulis, Sujiwo Tejo yang berisi kumpulan cerita yang memiliki kisah dengan tema-tema menarik. Beberapa tema yang terdapat dalam buku Talijiwo, yaitu cinta, keluarga, politik, agama, kebangsaan, dan sebagainya.
Dalam buku Talijiwo karya Sujiwo Tejo ini terdapat salah satu cerita yang cukup mengesankan dan menarik bertajuk Orang Gila. Orang Gila adalah cerita yang bertemakan politik yang menyindir banyak masalah politik di Indonesia dengan gaya khas Sujiwo Tejo.
Cerita yang satu ini mengisahkan Pocong yang akrab dipanggil Cong, ia menganggap bahwa menjadi orang tidur atau orang gila lebih menarik daripada menjadi seorang pejabat yang kebal hukum. Cong sering membayangkan dan sangat menginginkan dirinya menjadi orang gila yang kebal hukum.
ADVERTISEMENT
Bahkan, ia sering berlatih untuk menjadi orang gila. Namun, suatu ketika, Cong memutuskan untuk tidak menjadi orang gila seperti yang ia inginkan. Sementara itu, cerita Orang Gila ini memiliki sedikit tokoh dan satu tokoh yang ditonjolkan.
Tokoh pertama dalam cerita ini bernama Cong. Cong digambarkan sebagai tokoh yang berani dan tidak kenal takut. Hal tersebut dijelaskan dalam narasi pada paragraf ketiga Dalam keadaan tidur maupun gila, Cong bisa tiba-tiba melompat ke atap mobil kepresidenan selagi mobil Indonesia-1 itu mogok seperti pernah ramai dibicarakan. Di sana Cong barangkali sembari baca puisi seperti almarhum Rendra.
Selain itu, karakter Cong dalam cerita ini memiliki sifat yang suka berandai-andai, pekerja keras, dan gigih. Karakter Cong yang gigih terlihat ketika dirinya berlatih untuk aksi protes. Cong juga memiliki sifat yang plin-plan, jujur, dan berpikir logis, sikap tersebut tampak ketika dirinya memutuskan untuk tidak menjadi orang gila seperti diinginkan.
ADVERTISEMENT
Dalam cerita Orang Gila, selain tokoh Cong, beberapa tokoh yang muncul dalam cerita, yaitu Pak Sastro, Bu Jendro, Pak RT, dan Istri Pak RT. Keempat tokoh tersebut sama-sama memiliki sikap rasa ingin tahu dan sangat berhati-hati dalam berbicara. Karakter keempatnya terlihat ketika mereka bertanya dengan suara pelan kepada Cong alasan Cong tidak menjadi orang gila.
Alur yang disajikan dalam Orang Gila karya Sujiwo Tejo adalah alur maju, dimana cerita dimulai dengan pengenalan tokoh hingga tahap penyelesaian. Sedangkan sudut pandang dalam cerita menggunakan sudut pandang orang ketiga karena di setiap bagian cerita, penulis seolah-olah mengisahkan cerita tokoh utama kepada pembaca.
Selain itu, dikatakan sudut pandang orang ketiga karena setiap tokoh dalam cerita ditampilkan menggunakan nama secara langsung untuk menjelaskan setiap karakter, seperti Cong, Pak Sastro, Bu Jendro, Pak RT, dan Istri Pak RT.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, cerita karya Sujiwo Tejo yang satu ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam cerita ini, Sujiwo Tejo perlu diapresiasi karena berani mengangkat masalah politik yang sempat dibicarakan banyak orang dan digambarkan melalui karakter Cong. Beberapa masalah politik yang ditekankan dalam cerita ini, yaitu pejabat yang kebal hukum, pemberitaan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan aksi demonstrasi warga Rembang.
Selain itu, di setiap kumpulan cerita buku Talijiwo memiliki catatan kaki yang bertujuan untuk menjelaskan kata yang dianggap asing. Meski begitu, masih banyak kata-kata yang asing yang tidak dijelaskan secara detail.
Tidak hanya itu, bahasa yang digunakan dalam cerita ini juga membuat pembaca kesulitan untuk memahami isinya. Bagi pembaca yang tidak suka berpikir secara kritis kemungkinan akan merasa bosan ketika membaca.
ADVERTISEMENT