3 Hal Menarik tentang University of Virginia

Gulardi Nurbintoro
Pengamat Hukum Internasional
Konten dari Pengguna
30 Maret 2019 9:43 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gulardi Nurbintoro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sore syahdu di University of Virginia. Foto: Flickr/slack12
zoom-in-whitePerbesar
Sore syahdu di University of Virginia. Foto: Flickr/slack12
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, masyarakat Indonesia dibuat kagum dengan berita diterimanya Maudy Ayunda di Harvard University dan Stanford University. Tentu saja, ini adalah sebuah prestasi yang sangat membanggakan, mengingat kedua kampus tersebut masuk ke dalam kategori terbaik di dunia. Tidak mengherankan, kalau Maudy sempat bingung untuk menentukan pilihannya.
ADVERTISEMENT
Apa yang diraih oleh Maudy Ayunda tentu dapat pula diraih oleh seluruh anak bangsa Indonesia, apabila kita mau bekerja keras dan tekun seperti dia. Peluang untuk memperoleh pendidikan yang tinggi di luar negeri pun sejak beberapa tahun terakhir terbuka lebar.
Oleh sebab itu, penting bagi para calon mahasiswa untuk melakukan riset terlebih dahulu terhadap kampus yang akan dituju. Di Amerika Serikat, selain Harvard dan Stanford, terdapat beberapa kampus yang juga memiliki reputasi kelas dunia. Salah satunya adalah University of Virginia.
Dalam artikel kali ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk berkunjung ke University of Virginia yang terletak di Kota Charlottesville, Virginia, Amerika Serikat. Apa menariknya kampus satu ini? University of Virginia adalah salah satu kampus di Amerika Serikat yang sangat kaya akan tradisi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, untuk para mahasiswa hukum, University of Virginia merupakan salah satu kampus terbaik di dunia untuk bidang hukum laut. Fakultas Hukum University of Virginia secara konsisten berada dalam sepuluh kampus hukum terbaik di Amerika Serikat.
Selanjutnya, dari tahun 2015 hingga 2018, University of Virginia adalah satu dari empat kampus yang alumnusnya paling banyak terpilih untuk menjadi clerk di Mahkamah Agung Amerika Serikat. Tiga kampus lainnya adalah Harvard, Stanford, dan Yale.
Berikut tiga hal tentang University of Virginia yang menarik untuk diketahui.
Patung Thomas Jefferson yang terletak pada sudut kampus bernama The Rotunda. Foto: Flickr/henskechristine
Presiden Amerika Serikat ketiga, Thomas Jefferson, adalah pendiri University of Virginia. Ide untuk mendirikan sebuah kampus di Virginia telah menggelayuti pikiran Jefferson sejak tahun 1800.
ADVERTISEMENT
Dalam salah satu suratnya ke seorang ilmuwan Inggris, Joseph Priestley, Jefferson menyatakan niatnya untuk mendirikan sebuah universitas modern yang disebutnya “akan menggoda pemuda dari negeri lain untuk datang dan meneguk secangkir ilmu pengetahuan”.
Akhirnya, pada tahun 1817, pembangunan University of Virginia dimulai di atas tanah yang dibeli dari James Monroe, Presiden Amerika Serikat kelima. Persemakmuran Virginia kemudian mengesahkan University of Virginia pada tanggal 25 Januari 1819, yang kemudian diperingati sebagai hari lahir University of Virginia.
Penulis di halaman belakang Monticello, kediaman pribadi Presiden Thomas Jefferson di Charlottesville, Virginia. Di area rumah yang sangat luas ini pula tempat Jefferson dimakamkan. (Dokumentasi Pribadi, Mei 2018)
Jefferson sangat berperan besar bagi pembangunan University of Virginia. Ia merancang The Rotunda, salah satu gedung di lingkungan kampus yang menjadi ikon University of Virginia.
Selain itu, Jefferson juga sangat berpengaruh dalam pembentukan kurikulum dan nilai-nilai yang dianut oleh universitas. University of Virginia merupakan kebanggaan Thomas Jefferson.
ADVERTISEMENT
Saking bangganya, sampai-sampai di batu nisannya, Jefferson hanya ingin dikenang sebagai penulis Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat, penulis Statuta Virginia mengenai Kebebasan Beragama, dan bapak University of Virginia.
Rotunda di University of Virginia, Amerika Serikat. Bangunan yang dirancang oleh Thomas Jefferson dan terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. (Dokumentasi Pribadi)
University of Virginia adalah salah satu dari sedikit kampus di dunia yang salah satu gedungnya terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. The Rotunda di University of Virginia dirancang oleh Thomas Jefferson sebagai jantung intelektualitas para mahasiswa. Gedung tersebut dikelilingi oleh bangunan berarsitektur menarik yang menjadi tempat tinggal dosen dan juga mahasiswa.
Awalnya, The Rotunda dan bangunan di sekelilingnya dinamakan oleh Jefferson sebagai “Academical Village”. Istilah tersebut menggambarkan pandangan Jefferson bahwa belajar merupakan sebuah proses yang tidak kenal henti, dan interaksi antara pengajar dan mahasiswa adalah sangat penting dalam proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Rancangan yang dibangun oleh Jefferson terinspirasi dari Pantheon, kuil abad kedua yang berdiri di Roma. The Rotunda mulai dibangun pada tahun 1822 dan selesai pada tahun 1826. Biaya pembangunan The Rotunda mencapai USD 60.000.
Pada tahun 2014, The Rotunda dipugar dan selesai pada tahun 2017. Lahan di belakang The Rotunda dikenal sebagai The Lawn, yang menjadi tempat penyelenggaraan wisuda University of Virginia. Sampai saat ini, The Rotunda masih menjadi tempat populer untuk belajar bagi mahasiswa.
Selain The Rotunda, Kota Charlottesville juga memiliki satu situs lain yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Situs tersebut bernama Monticello, yang tidak lain merupakan kediaman Thomas Jefferson.
Duta Besar Hasjim Djalal (kiri depan) bersama para alumnus University of Virginia asal Indonesia. (Dokumentasi Pribadi, 17 Juli 2017)
Di kalangan akademisi, khususnya dalam bidang hukum laut, nama University of Virginia memang sudah tidak asing lagi. Fakultas hukumnya memiliki Center for Oceans Law and Policy yang memiliki reputasi tingkat dunia.
ADVERTISEMENT
Salah satu karya adiluhung yang dihasilkan oleh pusat hukum laut tersebut adalah Commentary on the United Nations Convention on the Law of the Sea. Commentary ini terdiri atas tujuh jilid yang berisi penjelasan tentang sejarah Konvensi Hukum Laut 1982 dan sejarah negosiasi pasal-pasal dalam konvensi. Commentary ini, hingga sekarang, masih menjadi rujukan berbagai negara dan akademisi, dan kerap dikutip dalam berbagai putusan pengadilan internasional.
Tidak mengherankan jika University of Virginia kemudian menjadi kiblat bagi mahasiswa yang ingin mendalami hukum laut, termasuk dari Indonesia. Dalam sejarah, paling tidak terdapat dua pakar hukum laut yang merupakan alumnus University of Virginia. Mereka adalah Duta Besar Hasjim Djalal dan Duta Besar Hassan Wirajuda.
ADVERTISEMENT
Hasjim Djalal lulus dari program Ph.D. University of Virginia pada tahun 1961 dan kelak menjadi salah satu orang terdepan dalam memperjuangkan konsepsi "Negara Kepulauan". Sementara itu, Hassan Wirajuda lulus dari program S.J.D. (Doctor of Juridical Science) pada tahun 1988, yang di kemudian hari menjadi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.
Bagi pembaca yang tertarik untuk melanjutkan pendidikan hukum di University of Virginia, saya menyarankan untuk mempersiapkan persyaratannya sedini dan sebaik mungkin. Persyaratan dimaksud dapat dilihat di situs University of Virginia - School of Law.
University of Virginia, sebagaimana lazimnya kampus-kampus di Amerika Serikat, tidak hanya menekankan pada prestasi akademis, melainkan juga pada peranan calon mahasiswa di masyarakat. Oleh sebab itu, pengalaman di bidang pengabdian masyarakat akan menjadi nilai tambah bagi pendaftar.
ADVERTISEMENT