Chairul Tanjung sebagai Cawapres Terkuat Jokowi?

Mohamad Guntur Romli
Caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI), penulis, aktivis
Konten dari Pengguna
11 Juni 2018 11:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohamad Guntur Romli tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Chairul Tanjung sebagai Cawapres Terkuat Jokowi?
Chairul Tanjung seorang pengusaha sukses disebut-sebut sebagai cawapres Jokowi. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga memasukkan nama Chairul Tanjung dalam 12 nama cawapres yang direkomendasikan pada Jokowi. Sebenarnya tak perlu banyak alasan mengapa Chairul Tanjung patut dilirik oleh Jokowi sebagai cawapres terkuat.
ADVERTISEMENT
Tantangan sekaligus masa depan Indonesia sebagai bangsa dan negara terletak pada masalah ekonomi. Kebangkitan sebuah negara dan kekuatannya tergantung pada kebangkitan ekonominya. Bukan lagi zamannya negara besar berasal dari hasil menjajah dan menjarah seperti era imperium dan kolonialisme zaman dulu. Pemerintahan yang otoriter dan kuat yang hasil kekayaannya menghisap dan menyiksa rakyatnya pasti juga akan tumbang, tidak punya masa depan. Maka kemajuan suatu bangsa dan negara kuncinya adalah kebangkitan ekonomi.
Tak perlu jauh-jauh mencari tauladan kebangkitan ekonomi dari negeri ujung barat yang jauh seperti Amerika atau tengah (negeri seperti Emirat, Qatar) hingga timur jauh (Korea dan Jepang), tengok lah melalui jendela negeri jiran kita: Singapura dan Malaysia, boleh juga ke Australia, jawaban atas kebangkitan dan kekuatan negara-negara ini adalah pertumbuhan dan kebangkitan ekonomi
ADVERTISEMENT
Tak ada negara dengan kualitas pendidikan, kecanggihan teknologi, kemajuan budaya dan ketahanan sebagai sebuah bangsa yang tidak berdasarkan kebangkitan ekonomi. Kejayaan Amerika Serikat melalui kualitas pendidikan, kecanggihan teknologi, kekuatan militer hingga penyebaran budaya popnya hanyalah dampak dari kebangkitan ekonomi negara ini. Demikian pula Jepang dengan teknologi dan J-Popnya, Korea dengan teknologi dan K-Popnya berasal dari kebangkitan ekonomi di dua negara itu.
Dalam periode kepemimpinannya Jokowi bisa dianggap sukses menjalankan kebijakan ekonominya meski tak sedikit yang mencemoohnya, Jokowi juga didampingi Jusuf Kalla seorang pengusaha yang mengerti betul soal ekonomi, maka untuk pendamping ke depan perhatian dan fokus utama Jokowi tidak boleh teralih dari kebijakan ekonomi.
Seperti yang telah jamak diketahui pada tahun 2020, Indonesia akan mengalami fase bonus demografi. Ada jumlah penduduk usia produktif mencapai 2/3 dari total jumlah penduduk Indonesia. Pemerintah harus dapat memanfaatkan kesempatan bonus demografi sebagai berkah jangan sampai menjadi bencana.
ADVERTISEMENT
Apabila bonus demografi ini bisa dikelola dan disalurkan untuk kegiatan ekonomi maka akan tumbuh kebangkitan ekonomi yang dahsyat namun apabila tidak, maka bonus demografi ini akan menjadi beban negara. Maka kualitas SDM mestinya menjadi konsentrasi Jokowi mendatang sekaligus menciptakan lapangan kerja dengan terus mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan pemerataannya.
Dalam ranah ini, Chairul Tanjung adalah nama dengan jaminan mutu untuk Cawapres Jokowi. Seorang pengusaha sukses yang bukan berasal dari warisan orang tuanya, tapi berdasarkan kerja keras yang bersumber dari etos, yang dalam slogan Jokowi sebagai "revolusi mental".
Apabila kebangkitan ekonomi Malaysia sangat ditentukan oleh kebijakan-kebijakan melalui tangan dingin Mahathir Mohamad dan ekonomi Singapura oleh Lee Kuan Yew, Indonesia sebagai negara dengan teritori yang besar, pasangan Jokowi dan Chairul Tanjung bisa membuat kebijakan dan mengawasi kebijakan dalam bidang kebangkitan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Melalui lembaga-lembaga survei, hasil survei Jokowi masih tinggi dan di atas angin, sebenarnya untuk pendamping Jokowi kriterianya cukup dua saja, pertama soal kualitas dan kedua akseptabilitas. Jokowi memang perlu berhati-hati memilih cawapres jangan sampai yang bisa memecah koalisinya dan membuat lari pendukungnya, tapi saya juga tak setuju kalau Jokowi ditakut-takuti dengan keharusan memilih Cawapresnya yang bisa menambah suaranya.
Soal akseptabilitas, Chairul Tanjung memenuhi syarat. Sebagai pengusaha yang sukses terkait pertemanan dan jaringan Chairul Tanjung tak perlu diragukan. Chairul Tanjung baik ke semua kalangan.
Memori yang bisa diingat saat Jokowi baru memenangkan Pilpres 2014, pada bulan Juli 2014, Chairul Tanjung mengundang Jokowi buka puasa bersama sebagai presiden terpilih dan Chairul Tanjung saat itu masih Menko Perekonomian dalam kabinet SBY.
ADVERTISEMENT
Kalau mau berkaca ke pengalaman SBY yang mau menetapkan Cawapres tahun 2009, di mana saat itu SBY didukung oleh banyak parpol dan serupa dengan koalisi Jokowi saat ini, maka memilih cawapres non parpol--saat itu SBY memilih Boediono--menjadi jalan keluar agar masing-masing tidak mendekte dan menggugat apabila cawapresnya berasal dari anggota parpol.
Dengan memilih Chairul Tanjung Jokowi juga bisa mendulang suara non partisan dan pendukung pemerintahan periode sebelum Jokowi (Chairul Tanjung dikenal dekat dengan SBY). Inilah sebenarnya ceruk suara potensial yang bisa ditambang yang selama ini mereka dalam posisi "tidak menjawab" dan "tidak bersikap" di tengah polarisasi antara pendukung vs lawan Jokowi.
Kalau berharap dari pemilih lawan Jokowi yang sudah mengeras (seperti pendukung Prabowo, Amien Rais, Rizieq dan PKS) sangat kecil kemungkinannya mereka akan memilih Jokowi.
ADVERTISEMENT
Dan yang menarik, dari beberapa sumber yang saya peroleh Chairul Tanjung memiliki jalur komunikasi ke kelompok-kelompok ini. Saya prediksi, kalau Chairul Tanjung dipilih Jokowi maka PKS akan melunak, dan kelompok-kelompok yang selama ini bising pun akan melunak, karena kelebihan Chairul Tanjung sebagai pengusaha dan dikenal sebagai orang yang suka beramal serta menjaga pertemanan dan jaringan dengan siapapun dan kelompok apapun.
Dalam ranah ini, kemampuan menjaga relasi dan komunikasi dengan semua kelompok dan kalangan, Chairul Tanjung memenuhi syarat untuk menggantikan Jusuf Kalla. Kedekatan Chairul Tanjung dengan semua kalangan Islam dan bisa diterima baik umat Islam yang tradisionalis dan modernis menjadi poin penting.
Akankah Jokowi akan meminang Chairul Tanjung sebagai pasangan pada Pilpres 2019? Kita tunggu saja.
ADVERTISEMENT
Mohamad Guntur Romli, Caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI)