Politik Rekonsiliasi Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim

Mohamad Guntur Romli
Caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI), penulis, aktivis
Konten dari Pengguna
26 Juni 2018 11:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohamad Guntur Romli tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Politik Rekonsiliasi Mahathir Mohamad & Anwar Ibrahim
ADVERTISEMENT
Politik tak hanya terkait kekuasaan, tapi juga persahabatan dan rekonsiliasi. Relasi antar politisi yg paling pelik kalau saya melihat antara Tun Mahathir Mohamad dan Dato Sri Anwar Ibrahim, dari kawan, senior-junior, kemudian jadi lawan, kemudian menjadi kawan kembali.
Anwar Ibrahim pernah menjadi wakil PM Malaysia saat Mahathir menjadi PM, yg kemudian disingkirkan dan Anwar menjadi oposisi. Najib Razak mempertemukan kembali Mahathir & Anwar.
Saya mendengarkan langsung cerita dari Dato Saifudin Nasution Sekjen Partai Keadilan Rakyat (PKR), parpol yg didirikan oleh Anwar Ibrahim dan orang terdekat serta kepercaan Anwar Ibrahim mengenai politik rekonsiliasi antara Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim. Dato' Saifudin yang mengaku punya anak yang dimondokkan di Pesantren Darun Najah Jakarta, setelah lulus, anaknya kemudian melanjutkan studinya di universitas di Afsel menceritakan awal mula pertemuan Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim setelah mereka "bermusuhan" selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
"Saat Mahathir pertemuan pertama kali Anwar stlah mrka menjadi rival bertahun saya ada di pertemuan itu, pertama kali diucapkan Mahathir pada Anwar, 'apa kabar Anwar? Anwar menjawab 'alhamdulillah Tun, saya baik-baik, apa kabar Tun juga, Tun Hasmah?" (Tun Hasmah istri Mahathir) kemudian Mahathir bertanya kembali "bagaimana dengan bahumu?"
Saifudin menekankan pertanyaan Mahathir pada Anwar ini, yg menunjukkan perhatian Mahathir sebagai seorang dokter dan ia pun tahu kondisi bahu Anwar yg sakit akibat disiksa di dlm penjara.
"Saya menyaksikan pertemuan pertama mereka stalah berpisah bertahun2, saya juga dulu, 20 tahun lalu menyaksikan saat Mahathir pertama kali menuding Anwar & kemudian menyingkirkannya".
Saifudin dulu Sekjen Pemuda UMNO yg kemudian keluar mengikuti Anwar Ibrahim mendirikan PKR setelah tidak setuju dengan Mahathir.
ADVERTISEMENT
Saifudin juga bercerita saat pertama kali Mahathir mau bertemu Anwar, menurut Anwar ia tidak nyenyak tidur di malam harinya,
"Saya bukan takut atau tdk suka ditemui Mahathir, tp saya khawatir ada yg terluka, saya berpikir bagaimana respon istri, keluarga saya stlah apa yg dilakukan Mahathir pada saya" kata Anwar sebagaimana dikutip oleh Saifudin Nasution.
Namun akhirnya pertemuan pertama itu dilanjutkan dengan dukungan Mahathir yang hadir saat sidang-sidang Anwar Ibrahim, dan kemudian mereka berkoalisi menumbang Najib Razak yg dituding korup. Dan persahabatan ini pun berlanjut saat Anwar masuk rumah sakit hari Minggu lalu, Mahathir pun menjenguk Anwar.
Mahathir & Anwar adalah simbol relasi dan persahabatan dalam politik, yang sering pasang & surut bahkan diterpa gelombang dan badai namun pada akhirnya mereka harus siap berekonsiliasi, menanggalkan perbedaan dan dendam pribadi.
ADVERTISEMENT
Pelajaran yang sangat berharga!
Mohamad Guntur Romli