kelaparan di Indonesia - kumplus

Indonesia Kaya Raya, tapi Masih Banyak yang Mati Kelaparan

Gusti Shabia dan Natasha Dhanwani
Shabia dan Natasha merupakan staf riset dan advokasi di FIAN Indonesia, organisasi yang berfokus untuk mendorong realisasi progresif hak atas pangan dan gizi di Indonesia.
25 November 2022 18:33 WIB
·
waktu baca 6 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejak tanggal 10 November 2022, frasa “mati kelaparan” banyak diperbincangkan karena kasus kematian empat anggota keluarga di Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Namun, dari bukti-bukti yang ada, meski menunjukkan tidak ditemukannya sisa atau bekas makanan di dalam lambung para korban, kematian ini dinilai memiliki unsur kesengajaan sementara kelaparan bukan faktor utama.
Menarik untuk dilihat, bagaimana bila dibandingkan dengan kasus kelaparan yang sesungguhnya, kasus di Kalideres lebih banyak mendapat sorotan publik. Padahal kasus kelaparan dan kematian karena kelaparan—baik yang “terlihat maupun yang “tersembunyi”—justru kerap kali terlupakan, diabaikan, bahkan tidak diketahui sama sekali. Padahal ia berkali-kali terjadi.
Bahkan banyak orang yang meragukan; apa iya ada orang Indonesia yang masih kelaparan? Apa benar kelaparan bisa menjadi alasan kematian di Indonesia? Jawabannya adalah iya, meski tidak seinstan “orang merasa lapar, lalu meninggal”. Prosesnya kompleks. Inilah yang membuat kami merasa persoalan kelaparan di Indonesia perlu dipahami dengan lebih serius.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten