Kejang-kejang sawan yang dialami Waras berangsur mereda. Matanya kembali normal meski sedikit juling. Waras mengibas-ngibaskan tangannya yang kebas, dan berusaha duduk. “Suwun, lur, nek aku lagi sawan, ojo dicekeli,” kata Waras.
“Sawan kenapa, Ras?” tanya Darto, menyodorkan segelas teh jahe hangat untuknya. Lek Mat ikut nimbrung memperhatikan Waras. Urusan di pengajian sudah selesai, hari pun mendekati gelap. Puji-pujian menjelang azan Maghrib sudah dilantunkan oleh suara fals bocah-bocah.
Penglihatan Waras berenang-renang, ia mencekal kepalanya, mengguncangnya sedikit seolah sedang menangani tivi dengan layar kesemutan. “Nanti cerita di rumah Takim.” Waras menyampirkan kedua lengannya ke bahu Darto dan Takim, minta dipandu.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814